Arnold Jacobus

Saya hanyalah seorang Guru yang ingin berbagi dengan sesama....

Selengkapnya
Navigasi Web

"BERILAH MINYAK PADA ANAK"

“Roda yang berderik, itu yang selalu diminyaki”, begitu bunyi pepatah Inggris. Pepatah itu menjelaskan bahwa kita selalu terfokus kepada sesuatu yang bermasalah, tanpa memperhatikan hal lain yang tidak mengalami masalah. Sebagai guru maupun orang tua, kita selalu memperhatikan anak yang bermasalah atau tindakannya yang menjurus kepada penyimpangan. Hal itu memang sangat perlu menjadi perhatian, namun yang tidak kalah penting adalah memperhatikan anak yang memiliki karakter yang baik ataupun perbuatannya yang baik.

Suatu hari, Ainun yang berusia 2 tahun memunguti sampah kertas yang berserakan di dalam kamar. Kedua kakaknya setelah bermain mewarnai gambar dan menggunting, langsung pergi meninggalkan sampah yang berserakan. Ainun kecil memunguti satu persatu kertas itu dan dibuangnya di tempat sampah yang terletak di dapur. Melihat itu, saya pun bertanya “Ainun lagi apa?”, “uwang ampah, jawabnya dengan lucunya. Saya memahami apa yang disampaikan, maksudnya adalah buang sampah. Saya pun langsung mengangkat kedua jempol dan berkata “mantaaapppp….. Ainun emang anak yang rajin dan pintar”, lalu memeluk dan mengecup pipinya yang beraroma khas anak kecil. Dia pun tersenyum bangga layaknya sang juara yang telah memenangkan sebuah kompetisi besar.

Apa yang saya lakukan di atas adalah sebuah tindakan yang dinamakan Penguatan. Menurut Mulyasa (2011) bahwa penguatan dilakukan agar dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Pujian dan sentuhan adalah suatu tindakan yang harus sering kita lakukan, agar anak semakin termotivasi melakukan hal yang baik. Walaupun dia sudah terbiasa melakukannya, tapi kita jangan pernah bosan untuk memberikan pujian kepadanya. Hal ini bertujuan agar perbuatan baik yang telah dilakukan, akan tetap dilakukan secara terus menerus sehingga akan menjadi karakter. Pada dasarnya semua orang suka diberikan perhatian. Kita pasti akan merasa senang, bila ada yang memberikan pujian. Terlepas pujian itu sekadar basa-basi atau benar-benar murni sebuah ketulusan dan penghargaan. Ketika kita melakukan sebuah kebaikan atau berhasil melakukan tugas yang diberikan, pastinya kita lebih suka diappresiasi daripada dikritik. Hampir semua orang tidak senang jika dikritik.

Robert E. Slavin (2008) mengatakan bahwa untuk memperkuat perilaku seseorang, perlu diberikan penguatan (reinforcement). Penguatan ada dua macam, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif dilakukan dengan cara memberikan imbalan atau pujian kepada seseorang yang telah melakukan sesuatu, dengan harapan orang itu semakin termotivasi untuk melakukan perbuatan tersebut. Perlakuan kepada Ainun dengan memberi pujian dan sentuhan adalah contoh dari penguatan positif.

“Dinda, jika kamu telah mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah), maka kamu dibebaskan dari tugas mencuci piring sore ini”. Perintah Ibu Rizma kepada anaknya yang masih kelas V SD.

Tindakan yang dilakukan Ibu Rizma kepada anaknya adalah contoh penguatan negatif. Penguatan dilakukan dengan cara membebaskan anaknya dari tugas mencuci piring, asalkan anaknya telah mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Penguatan negatif adalah suatu tindakan membebaskan orang dari situasi yang tidak menyenangkan bagi dirinya.

Sebagai seorang guru, dalam proses pembelajaran, seorang pendidik harus memberikan penguatan kepada anak didik agar dapat meningkatkan motivasi belajar dalam diri anak didik. Dalam teori pembelajaran perilaku (Skinner dan pakar lain), motivasi adalah konsekuensi dari penguatan. Namun, nilai penguatan (reinforcerment) tersebut bergantung pada banyak faktor, dan kekuatan motivasi mungkin saja berbeda antar anak.

Teori motivasi yang paling terkenal adalah Hierarki Teori Kebutuhan milik Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat lima kebutuhan yang menimbulkan motivasi untuk melakukan sesuatu, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri). Setiap anak, pasti memiliki motivasi untuk memenuhi lima kebutuhan tersebut.

Buchari Alma (2008) menyatakan komponen dalam keterampilan penguatan (reinforcement) meliputi, a)verbal reinforcement, meliputi pujian dan kata-kata yang baik; b)gesture reinforcement, yaitu: senyum, tertawa, tepuk tangan, mengangkat jempol tangan; c)proximity reinforcement, berjalan mendekati, berdiri di dekat, duduk di dekat anak; d)contact reinforcement, tepuk bahu, tepuk punggung, membelai kepala; e)token reinforcement, penguatan dengan memberi hadiah, bintang komentar pada buku anak, piagam penghargaan, dan lain-lain.

Anak adalah bibit yang unggul. Dia memerlukan lahan/lingkungan yang sehat serta pupuk yang baik, yang bisa menumbuhkannya menjadi manusia yang berkualitas. Penguatan adalah pupuk yang tepat untuk diri seorang anak. Taburkanlah pupuk itu terus menerus sesuai dengan kebutuhannya.

Anak kita adalah roda yang tidak berbunyi bising, tetapi teruslah memberinya minyak, agar dia tidak berbunyi dan jalannya bisa lancar untuk meraih cita-citanya. “Semua roda, walau tidak berderik, haruslah diminyaki”

PEMANGKAT, 30 NOVEMBER 2017

Arnold Jacobus, M.Pd.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post