Aris Arianto

Guru SMAN Model Terpadu Madani Palu-Sulawesi Tengah...

Selengkapnya
Navigasi Web

GELORA NASIONALISME DARI TANAH "BLACK SWEET" PAPUA  

Sejak masih SMP, lagu-lagu Black Sweet sudah sangat akrab di telinga saya. Kakak sepupu saya, Rahmat, akrab dipanggil Mat, kerap kali melantungkan lirik-lirik manis dari Black Sweet. Menyusuri jalan kampung di musim panen kelapa. Membawa pulang buah kelapa dengan angkutan desa. Dengan gerobak yang ditarik dua ekor sapi. Dari atas gerobak, ia selalu menyanyikan lagu anak-anak Papua itu. Jika lupa liriknya, ia ganti dengan siulan.

Ada satu lagu Black Sweet kesukaannya. "Pusara Tak Bernama". Lagu ini berkisah tentang pahlawan yang tak dikenal. Hanya ada makamnya yang tersisa. Pusaranya tak bernama. Ditinggal terlantar, entah siapa pemiliknya. Kisah yang mengharukan. Durasi lagu ini hanya 4 menit lebih sedikit. Tapi bagi sepupu saya, durasinya bisa lebih panjang. Sepanjang jalanan yang kami lewati. Itu sebabnya, saya hafal persis liriknya. Sampai detik ini.

Selain sepupu, ada juga paman saya. Sofyan Lestare yang kepincut dengan lirik-lirik Black Sweet. Darinya, saya mengenal lebih banyak lagu-lagu band asal Papua itu. Sofyan Lastare sering mengoleksi album Black Sweet. Hampir setiap album menjadi koleksi pribadinya.

Dari mereka berdua, saya mengenal lagu-lagu dari timur Indonesia itu. Teringat semasa SMA. Kalau lagi "manggung" dari deker ke deker, saya dan teman-teman selalu menyanyikan tembang-tembang manis dari Black Sweet. Betapa musik Black Sweet sudah membuat saya jatuh hati. Band ini menelurkan album perdana tahun 1982. Jadul amat ya? Anak-anak generasi Z mungkin merasa asing dengan grup band asal Papua ini.

Racikan suara saxophone dari Amry M. Kahar dan permainan gitar Steven Letsoin yang original membuat "rasa" musik Black Sweet terasa nikmat di telinga saya. Belum lagi betotan bass dari Harry Letsoin. Dipadu dengan hentakan drum dari John Keff menghasilkan harmonisasi yang khas warna musik Black Sweet.

Tidak hanya itu, alunan suara dari sang vokalis Ian Ulukyanan begitu lembut. Empuk memanjakan telinga saya. Demikian juga suara trompet dari Karim Assor dan Iskandar Assor yang mendayu-dayu, menyeret imajinasi saya kembali ke masa lalu. Masa di mana bangsa Indonesia sedang berjuang untuk sebuah kemerdekaan.

Black Sweet memang keren. Menggelorakan kecintaannya pada NKRI lewat musik yang santun. Lagu bernuansa nasionalisme kerap mewarnai di setiap albun mereka. Simak saja penggalan lirik dari lagu "Indonesia".

"Di sini ku dilahirkan

Di sini ku dibesarkan

Aku tlah tahu

Aku warga Indonesia

:

Akan ku belamu

Akan ku sanjungmu

Hingga titik darahku yang terakhir

Indonesia, Indonesia jaya".

Jangan dikira, lirik-lirik dari lagu Black Sweet melulu bertema nasionalisme? Resapi saja "Kesangsian Sebuah Hati". Emosi kita akan dibawa ke sebuah hati yang sedang "melankolis". Atau tentang sebuah kesetiaan, "Aku Kau dan Dia". Harmonisasi yang apik dari musik melow dengan suara Ian Ulukyanan yang merdu. Sampai saat ini saya masih menikmati tembang-tembang mereka di YouTube.

Tidak dipungkiri. Budaya, adat istiadat, dan warna kulit, serta bahasa daerah saya berbeda dengan orang Papua. Meskipun begitu. Saya yakin, ada kesamaan yang membuat orang Papua tetap Indonesia. Kesamaan yang menjadikan kami merasa Indonesia. Tidak lain, perasaan senasib dan sepenanggungan sebagai bangsa yang pernah dijajah.

Hari ini Papua bergolak. Ada sekelompok orang yang ingin bangsa ini pecah. Ada sekelompok orang yang ingin Papua keluar dari NKRI. Namun, saya masih menaruh kepercayaan besar kepada anak-anak Papua. Kecintaan mereka pada Indonesia masih menggelora. NKRI masih bersemayam di dada anak-anak Papua. Saya percaya, pemerintah akan menuntaskan kemelut di Papua. Bukan dengan kekerasan. Tapi dengan pendekatan budaya yang "santun" seperti pesan dari musik Black Sweet. Waullahu a’lam bisshawab.

*) Penulis adalah pengajar di SMAN Madani Palu

#nulis_aja

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post