Ari Rahmadani

Lahir di Balikpapan pada 1 Ramadan 1412 H. Sejak 22 Sya'ban 1434 H hingga kini mengabdi sebagai Guru di SD Negeri 007 Balikpapan Selatan. Menikah di Balikpa...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ujian Kesabaran
Sumber gambar: passionateheintje.blogspot.com

Ujian Kesabaran

Di sebuah perusahaan kecil di pinggiran kota, ada seorang anak buah bernama Rudi. Ia dikenal sebagai pekerja keras dan selalu siap membantu rekan-rekannya. Suatu pagi, bosnya, Pak Joko, memanggilnya dengan wajah serius.

”Rudi, hari ini kita harus menyelesaikan proyek di lapangan. Kamu dan tim harus mengangkut barang-barang ini ke lokasi baru,” kata Pak Joko.

Rudi mengangguk, meskipun sinar matahari sudah mulai menyengat. Ia segera memanggil timnya, dan mereka mulai bekerja keras. Namun, tak lama setelah mereka mulai, Pak Joko tiba-tiba berkata, “Maaf, saya harus pergi ada urusan mendesak. Kalian kerjakan saja, ya.”

Rudi merasa sedikit kecewa, tetapi ia tidak ingin menunjukkan rasa itu. Ia dan timnya melanjutkan pekerjaan, terik matahari semakin menyengat kulit mereka. Mereka mengangkat, mendorong, dan mengangkut barang-barang berat dengan penuh semangat, meski keringat membasahi tubuh mereka.

Setelah beberapa jam bekerja, Rudi melihat ke arah jalan. Secara mengejutkan, ia melihat Pak Joko sedang duduk di sebuah kafe, menikmati es krim sambil tertawa bersama teman-temannya. Rudi merasa marah dan kecewa. “Begini caranya seorang bos?” pikirnya.

Namun, ia berusaha menahan emosinya. Rudi tahu, jika ia membiarkan kemarahan itu menguasai dirinya, itu hanya akan menambah beban. Ia memutuskan untuk fokus pada pekerjaan. Ia mengingat tujuan mereka dan timnya yang membutuhkan pemimpin, bukan keluhan.

Saat matahari mulai tenggelam, pekerjaan mereka akhirnya selesai. Rudi dan timnya berdiri di depan tumpukan barang yang sudah terangkut, lelah tetapi puas. Mereka saling memberi selamat, merayakan prestasi mereka meski tanpa bos yang seharusnya ada di sana.

Ketika Pak Joko kembali, ia tampak terkejut melihat semua pekerjaan yang telah diselesaikan. “Wah, kalian cepat sekali! Keren!” ujarnya, tanpa menyadari apa yang telah terjadi.

Rudi hanya tersenyum dalam hati. Ia tahu, meskipun bosnya tidak menghargai kerja keras mereka, mereka telah membuktikan kemampuan mereka sendiri. Rudi bertekad bahwa suatu saat, ia akan menjadi bos yang lebih baik — seorang pemimpin yang tidak hanya memerintah tetapi juga menghargai setiap usaha yang dilakukan oleh timnya.

Dari pengalaman itu, Rudi belajar bahwa ketulusan dan kerja keras tidak selalu mendapatkan pengakuan, tetapi akan selalu membentuk karakter seseorang. Dan itu jauh lebih berharga daripada sekadar pujian.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus sekali pak cerpen nya

01 Sep
Balas



search

New Post