Ironi di Negeri Pelajar
Merdeka belajar, jargon menggema,
Nyata di bibir, hampa di jiwa.
Kurikulum berganti, beban tak berkurang,
Siswa tertekan, guru pun resah.
Bebas berekspresi, kata yang indah,
Tetapi nilai tetaplah raja takhta.
Angka dan ranking, dewa yang dipuja,
Proses dan bakat terabaikan di sudutnya.
Bebaskan siswa dari belenggu nilai,
Biarkan bereksplorasi temukan potensinya.
Guru sebagai fasilitator, bukan diktator,
Merdeka belajar ubah mentalitas bangsa.
Mari bergerak bersama, lanjutkan merdeka belajar,
Tetapi benahi dulu sistem yang timpang dan rapuh.
Merdeka belajar bukan sekadar slogan,
Tetapi wujud nyata demi masa depan bangsa yang gemilang.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap