Arifuddin Sila

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Cermin TUB

Akhir Agustus lalu, saya dipercaya menjadi salah seorang Juri Lomba Tata Upacara Bendera. Alhamdulillah terbilang sukses dilaksanakan di 18 Kecamatan. Tema popular yang diusung "Membangun Pendidikan Karakter".

Disadari pendidikan karakter sangatlah penting di era ini. Tidak hanya untuk siswa sebagai peserta lomba. Akan tetapi juga untuk juri dan panitia lomba. Banyak peristiwa penting yang bisa dimaknai. Tapi kali ini saya tidak memotret capaian peserta lomba, karena jelas mereka mampu menunjukkan capaiannya dengan sukses. Sebaliknya catatan ini untuk juri dan panitia. Nah, ini hanya coretan kecil sebagai bahan belajar dan cerminan bersama. Dari tanah lapang. Terlihat penampilan apik. Serentak dan berpadu. Iringan lagu Indonesia Raya yang dihantarkan regu penyanyi menambah hikmad dan syahdu acara pengibaran bendera. Gugusan regu inti tanpa sedikitpun mengalihkan perhatian dan tanda penghormatan dari kerekan tali bendera menuju tiang tertinggi. Tak ketinggalan para petugas lain berdiri tegak, berjejer secara rapi dengan arah pandang yang sama, juga untuk memberikan penghormatan. Petanda cinta tanah air dan cita nasionalisme. PENGHORMATAN. Tradisi penghormatan selalu diberikan kepada pemimpin dan pembina yang telah memandu setiap langkah kerja dan keberhasilan prosesi upacara. Akan tetapi keberhasilan itu tidaklah bisa diwujudkan sendiri, tentu ada peran personal dan tim lain yang juga harus diberikan penghargaan, sebagai bagian dari penentu keberhasilan. Penghormatan dan penghargaan akan selalu bersanding, layaknya raja dan ratu yang saling mengisi setiap sisi ruang yang sudah ditentukan. Tidak itu saja orang-orang yang pernah berjuang dan berjasa, wajib untuk dikenang. Juri dan panitia datang dari organisasi dan keilmuan yang berbeda, pengalaman dan kecerdasan juga berbeda. Kelebihan dan kekurangan yang saling menutupi, berat ringan beban yang diemban. Tapi tidak jadi soal, semua layak untuk untuk dihormati dan dihargai. Siap… siap… Senior! satu tradisi menarik tak luput dari pantauan. Sepanjang jalan, ditempat makan, atau dimanapun. Sebesar apapun badannya, sehebat apapun keahliannya atau setinggi apapun prestasinya tetap saja menjunjung budaya menghormati dan menghargai. Luar biasa bukan! Harus dipertahankan sebelum laju zaman mampu melucutinya. Lucu tapi asyik, ketika junior berlari terbirit-birit seperti peluru nyasar berusaha menggapai apa yang diperintahkan senior. Sandal saja bisa ditanggalkan ketika menerima perintah, bahkan ada yang sampai lupa nama pacar sendiri. Saking hormatnya. Lebih dahsyat, ketika senior memandu junior ke ruang makan, meng-absen satu persatu seperti absen perbankan karena takut junior tertinggal makan, menggiring seperti mengangon bebek melintasi jalan, menepis jiwa junior pemalu tapi mau. Sama rasa sama rata. Kepala ikanpun bisa dibelah dan disuir-suir untuk lauk 5 orang. Tapi mereka bahagia. Penghargaan lain. Senior selalu memberikan ruang belajar langsung menilai tatalaksana upacara. Anggap saja sebagai Asisten Juri (ASJU). Kelak bisa bermanfaat. KEKOMPAKKAN. Derap langkah haruslah searah dan sejalan, tanpa harus menunjukkan kesenjangan atau memperebutkan ruang eksistensi menjadi penampil terbaik. Karena pengibar bendera tidak hanya seorang tapi merupakan kerja tim. Setiap kesalahan dan benturannya akan mempengaruhi perjalanan tim mencapai tiang yang dituju. Pengibar yang baik adalah pengibar yang mampu menjaga kekompakkan mengantarkan bendera sampai titik tujuan. Ada sinergi, syair dan nada regu penyanyi menjadi petunjuk laju bendera bagi para pengibar. Begitupun dengan yang lainnya semua bersatu padu dengan tugas masing-masing. Kepaduan juga dipertontonkan dari seragam yang dikenakan, walaupun setiap regu dan petugas mengenakan warna yang berbeda tetapi tetap memiliki visi yang sama. Semua dengan keistimewaan dan daya pikat khasnya. Lagi-lagi tentang warna. Gaya dan karakter yang berbeda. Style kacamata, topi, celana dan sepatupun berbeda. Lumrah sesuai selera. Tapi menikmati terik matahari selama proses haruslah sama. Menjadi teladan di tengah tanah lapang. Wujud dari kekompakkan tim. Pokoknya matahari selalu saja disalahkan. Anehkan? Nyaris kita semua, tidak terkecuali, termasuk saya. Pohon rindang, emperan sekolah atau umbul-umbul terdekat menjadi tempat berlindung, Katanya “mampu memberi kedamaian dan kesejukan”. Padahal hati kadang panas menilai lagu dengan not yang selalu menabrak bukit. Nah, yang lebih keren lagi ada yang duduk bersimpuh berlindung di balik rombong es atau disamping mobil yang diparkir. Ada yang mengaku kerongkongan kering karena kehausan bisa menelan es colok sampai 3 porsi sekaligus. Tapi ada juga yang duduk tegak diatas panggung bersanding sampai lomba selesai, mulut terlihat bergerak tak henti mengunyah kudapan sembari memilih minuman-minuman favoritnya. Prediksi saya sih belum sarapan pagi. Kemudian yang unik. Ada panitia, sebagai pemeran utama selalu berputar-putar menjalankan aksinya sebagai fotografer menumpuk gallery tak terpakai. Foto-foto itu katanya untuk oleh-oleh sang Istri. Sesekali terlihat tangannya bepura-pura menggerakkan pulpen tanpa tinta diatas map hijau. Terlalu sibuk, sampai-sampai tugas utama isian SPPD harus diburunya saat makan siang. Ya, kompak dengan tugas masing-masing. Centang nilai bisa tuntas. OBYEKTIF dan BERTANGGUNG JAWAB. Semua sukses menjalankan tugas dengan baik. DISIPLIN. Jauh-jauh hari mereka sudah berusaha keras berlatih. Ada yang berlatih hanya beberapa hari, ada yang seminggu bahkan sebulan. Sehingga tak heran mereka mampu melakukan tugasnya dengan baik dan TEPAT WAKTU. Biasanya jam 07.00 mereka sudah berkumpul di lapangan atau halaman sekolah siap mengikuti lomba. Hebatkan!. Tapi lomba rata-rata dimulai jam 9.00. Paling cepat jam 08.30. Nilai apa ya, nilai molor kali ya... yang penting molornya gak sampai 24 jam! KOORDINASI DAN KOMUNIKASI. Tatapan tajam semua peserta dan petugas upacara. Fokus mendengarkan setiap intruksi protocol, pengatur, pemimpin atau Pembina. Sigap bak pasukan tempur yang siap terjun ke medan juang. Nampak sketsa wajah serius sepertinya tidak ingin terjadi satu kesalahan apapun. Tata laksana yang apik dan memukau. Semua lahir dari koordinasi dan komunikasi yang baik antara petugas yang satu dengan yang lainnya. Kerena komunikasi yang baik mampu menyampaikan pesan-pesan secara jelas dan utuh. Koordinasi menjadi penambal kekurangan, kelemahan dan hambatan. Bahkan bisa menjadi solusi dari setiap masalah. KEBERSAMAAN. Dari pinggir lapangan langkah tegap menderu. Berturut-turut para petugas upacara, regu inti dan regu penyanyi beriringan masuk menuju tempat yang ditentukan. Ya, masing-masing berdiri di belakang letter tugas yang harus diembannya. Beberapa diantaranya harus jatuh tersungkur ke tanah karena teriknya pancaran matahari. Wajah pucat, lesu dan keringat bercucurannya, tidak ada kata menyerah. Mereka terus memilih bertahan sekalipun harus hilang kesadaran terbanting ke bumi, semua demi menjaga keutuhan kelompok. Salut!. cukup menggambarkan kebersamaan menggapai asa. MUTIARA. Pembeda hadirnya generasi hebat sebagai penggunggah dan pembangkit spirit bagi teman-teman lainnya. Agus yang mampu menorehkan prestasi puncak sebagai pengerek bendera pusaka. Novi dan Syarif sebagai pembawa baki dan pasukan inti, keduanya Paskibraka provinsi NTB serta teman-teman inspiratif lainnya. Tak heran semua menyerbu untuk foto bareng atau ber-selfie ria. Berkerumun tidak saja peserta tapi orang tuapun ikut-ikutan memberikan apresiasi mengabadikan kenangan di arena lomba TUB. Semoga tidak hanya selfie, tapi mampu menularkan semangat kembali meraih prestasi untuk generasi berikutnya. Perjalanan yang mengesankan butuh refleksi ! Semoga kedepan jauh lebih baik. []

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post