PONBAS : AGEN BAHASA
SMA Negeri 2 Wonosari (SMADA) merupakan satu-satunya sekolah menengah atas di kabupaten Gunungkidul yang memiliki tiga jurusan, yaitu IPA, IPS dan Bahasa. Jurusan Bahasa adalah jurusan spesial. Jurusan ini hanya memiliki satu rombongan belajar dengan rata-rata dihuni 20 - 30 siswa tiap tahun pelajaran.
Selain Bahasa Inggris, para siswa juga mempelajari bahasa Jerman dan Jepang. Dari kelas Bahasa ini setiap tahun muncul siswa-siswa berprestasi di tingkat propinsi maupun nasional untuk berbagai cabang lomba. Pada tahun pelajaran 2016/2017 ini satu siswa dari kelas Bahasa meraih Juara II Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) tingkat nasional yang di selenggarakan di Palu, Sulawesi.
Jurusan bahasa menjadi penggerak budaya berbahasa di SMADA. Warga SMADA sepakat menjadikan hari Rabu sebagai hari bahasa Inggris (English Day). Tujuan dari program English Day (ED) adalah untuk membiasakan para siswa dan guru berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris. Harapannya , English Day ini bisa menjadi satu wadah praktik langsung keterampilan berbahasa. Siswa dan guru disediakan lingkungan hangat untuk membangun rasa percaya diri dalam berbahasa, khususnya bahasa Inggris.
Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menjaga keberlangsungan program ED ? Program ini membutuhkan beberapa perangkat untuk mengaktifkan dan mengefektifkan komunikasi berbahasa. Perangkat minimal yang harus dipenuhi adalah adanya kurikulum program berbahasa yang berisi panduan materi atau tema-tema yang menjadi acuan komunikasi setiap Rabu. Misalnya, Rabu pertama mengangkat tema “Our Teacher”, “ Our School” untuk Rabu kedua, “The Parking Area” untuk Rabu ketiga, “The Class” untuk Rabu keempat dan seterusnya.
Kurikulum ini akan memandu warga sekolah dalam berkomunikasi. Para siswa bisa mempersiapkan diri dengan memperkaya kosa kata mereka sesuai dengan tema yang sudah ditentukan. Dengan adanya kurikulum sebagai panduan ED maka ada kesatuan pandangan warga sekolah dalam berkomunikasi setiap hari yang sudah terjadwalkan.
Selain kurikulum , program ED juga membutuhkan pemandu atau saya sebut sebagai Language Agent (LA) , Agen Bahasa. Language Agent bertugas memandu dan mengawali pembicaraan atau komunikasi berbahasa dalam setiap pertemuan. Petugas LA tidak harus dari guru. LA bisa direkrut dari para siswa yang bertindak sebagai sukarelawan bahasa.
Para LA ini tidak harus terdiri dari siswa yang pintar atau pandai berbahasa. Syarat utama untuk menjadi LA adalah kerelaan, kemauan untuk berkorban, keberanian, dan sedikit keterampilan berbahasa Inggris. Yang diharapkan dari mereka adalah sikap konsisten untuk menjadi pemandu. Tidak hanya untuk satu hari , tetapi untuk setiap saat, karena yang dibangun dari program English Day bukanlah kompetensi berbahasa tetapi budaya berbahaya. Yang dibentuk adalah kebiasaan berbahasa.
Membangun kebiasaan berbahasa lebih sulit daripada mengajarkan kompetensi berbahasa. Membangun kebiasaan membutuhkan perjuangan jangka panjang. Mereka yang merelakan diri menjadi agen bahasa atau LA harus merelakan waktu dan energi mereka untuk membuat perubahan suasana dan kebiasaan.
Setiap Rabu pagi mereka harus berjajar di pintu-pintu utama sekolah untuk menyambut teman-teman mereka dan memulai mencairkan suasana dengan komunikasi Bahasa Inggris. Sambil berjalan menuju kelas mereka melakukan satu perbincangan dengan menggunakan bahasa Inggris sesuai dengan tema yang ditentukan. Para siswa harus mempersiapkan diri dengan menambah kosa kata setiap minggunya sesuai tema. Tanpa terasa , kosa kata mereka akan semakin banyak dan kebiasaan berbahasa terbentuk sehingga tidak akan canggung jika berbicara dalam bahasa Inggris.
Para Agen Bahasa , sebelumnya, dilatih secara intensif untuk bisa membangun komunikasi dengan bekal kemampuan dasar bahasa Inggris. Setiap hari Selasa dan Kamis mereka belajar dan berlatih dalam komunitas kecil sebagai wadah simulasi berbahasa. Kemudian, setiap hari Rabu mereka wajib turun ke lapangan untuk mempraktikkan keterampilan berbahasa dengan menjadi Agen Bahasa dengan tujuan untuk membangun budaya atau kebiasaan berbahasa.
Di manakah mereka berlatih ? Selain berlatih dengan para guru Bahasa Inggris di kelas , mereka juga berlatih dalam satu wadah yang disebuh Pondok Bahasa (PONBAS). PONBAS menjadi tempat sederhana bagi para LA ini untuk berlatih dan bersimulasi bersama. PONBAS bukanlah tempat kursus atau satu bentuk ekstra kurikuler yang mengambil profit. PONBAS adalah sebuah komunitas mandiri yang membiayai dirinya sendiri, dibangun bersama untuk kepentingan bersama, dan mencoba melakukan kegiatan kecil untuk memulai satu titik perubahan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar