ARIFIN

Arifin terlahir di Jepara pada tahun 1973. Dia anak kampung. Untuk menyelesaikan pendidikan di tingkat SD, dia rela tidak memakai sepatu hingga dia duduk di kel...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENULIS ITU OBAT

MENULIS ITU OBAT

Banyak orang tidak tahu bahwa menulis itu obat. Bagi saya, menulis itu sebuah proses menuju kesembuhan. Menulis itu salah satu bentuk jihadun nafs, sebuah perjuangan menuju kesembuhan dari penyakit psikis maupun penyakit fisik.

Saya bisa menghabiskan waktu seharian penuh untuk menulis. Otak saya tidak mau berhenti berfikir dan diskusi. Dalam otak saya terdengar suara bergemuruh, semacam ada diskusi hebat antar berbagai faksi dengan idenya sendiri-sendiri. Mereka berperang dalam otak saya. Ini sering mengganggu tidur saya. Saya sering terbangun di tengah malam karena suara gaduh diskusi mereka.

Jika sudah terganggu oleh diskusi gaib itu dan terbangun maka mata tidak mau dipejamkan lagi. Akibatnya tubuh berontak, bereaksi dengan mekanisme yang tidak normal. Darah rendah kumat, asam lambung naik, penyakit magh kembali bersinggasana di perut. Jalan jadi gontai dan kondisi tubuh tidak nyaman. Kemana-mana harus memakai jas, jaket dan ranitidin , librozym, atau omeprazole.

Untuk mencegah hal itu , saya harus melakukan proses katarsis harian. Saya harus menyalurkan emosi dan pikiran yang terpendam untuk melepas kecemasan dan ketegangan dengan cara menulis. Sudah ratusan tulisan hasil katarsis yang sekarang menumpuk menjadi semacam tabungan tulisan di folder laptop saya.

Dengan menulis saya bisa mengeluarkan semua bentuk kepenatan dan sekaligus menghasilkan perenungan bagi diri sendiri. Sewaktu-waktu tulisan-tulisan itu bisa dipanggil lagi dan dibaca ulang untuk menjadi pengingat diri. Sebagian tulisan ada yang bisa dibagi melalui blog dan sebagian bisa dikirim ke beberapa media cetak untuk diterbitkan setelah dilakukan proses editing.

Tulisan – tulisan itu membuat hari-hari menjadi lebih ringan. Keruwetan terurai dan kepenatan berkurang. Suara gemuruh diskusi di otak tidak hilang namun setidaknya lebih sopan. Suaranya lebih pelan. Otak tidak lagi segaduh sebelumnya. Tidur agak nyenyak dikit.

Jadi, tulisan adalah tempat yang paling damai untuk meredam amarah dan perang di otak. Tanpa menulis biasanya perangai saya mudah meledak, dan itu berbahaya. Bagi saya, menulis adalah pembebas dari penyakit. Menulis mengarahkan pikiran untuk bisa belajar mengikuti cara berfikir yang runtut , sistematis, tidak emosional. Menulis itu mengajak otak untuk belajar berfikir jernih dan membuat jiwa lebih tenang , tidak beriak, serta tentu saja membuat jiwa lebih sehat.

So....biarkan diriku menulis.....karena itu obat...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post