GURU PANUTAN
Bagi kami, pak Wahyu adalah guru panutan. Beliau mengajar kami di sekolah dasar (SD). Setiap pagi beliau sudah siap berdiri menyambut kedatangan para siswa di depan pintu gerbang sekolah. Dengan pakaian sederhana, bersih dan rapi beliau menyapa kami satu persatu sambil berjabat tangan. Beliau tidak banyak berkata-kata. Senyumannya adalah kata. Pandangan matanya adalah teguran yang sempurna.
Senyuman beliau seolah mengatakan bahwa kita sudah berada dalam jalur tata tertib sekolah. Senyuman beliau adalah motivasi bagi kami untuk semakin berprestasi. Sedangkan pandangan mata beliau yang tajam adalah sebuah peringatan keras bahwa pada diri kami ada yang kurang, khususnya dalam hal kedisiplinan.
Biasanya kami saling selidik, apa yang kurang dari diri kami. Mungkin baju kami yang belum kami masukkan ke dalam celana. Mungkin rambut kami yang sudah melebihi batas telinga. Atau mungkin kata-kata kami yang kurang sopan. Pokoknya kami sibuk sendiri mencari kesalahan diri. Cukup dengan pandangan beliau menggerakkan perubahan.
Walaupun pak Wahyu hanya lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG), beliau kelihatan sangat lihai dalam mengelola pembelajaran. Pengetahuannya luas. Kalau mengajar, bicaranya berisi dan fokus, mantap, serta meyakinkan. Ketika ada siswa yang mengajukan pertanyaan, tidak lupa beliau beri kesempatan kepada siswa lainnya untuk berpartisipasi memberikan jawaban. Jikalaupun para siswa ada yang salah menjawab, beliau tetap mengambil sisi yang benar sehingga para siswa tetap bersemangat. Di akhir pembelajaran beliau selalu menggiring kami untuk mencapai satu kesimpulan. Pertemuan dengan beliau di esok harinya selalu kami nantikan.
Sekarang kami sudah sama-sama tua. Setiap lebaran tiba, kami pulang kampung dan tidak lupa berkunjung ke rumah beliau. Pertemuan dengan beliau setiap tahun sekali semakin menambah kekaguman kami. Kami selalu disambut dengan mesra, hebatnya lagi beliau justru selalu menggunakan bahasa Jawa halus (krama) ketika berbincang. Padahal kami ini adalah murid-muridnya. Begitulah cara beliau mengajari kami bertata kerama.
Menurut kami beliau adalah personifikasi dari nilai-nilai luhur seorang guru. Model guru sesungguhnya saat itu. Guru yang dalam etimologi rakyat Jawa merupakan singkatan dari "digugu lan ditiru". Artinya, guru adalah sosok yang selalu dapat dipatuhi dan diteladani sikap dan segala perilakunya.
Ungkapan "digugu lan ditiru" merupakan suatu idealisasi tentang guru. Melalui ungkapan ini masyarakat menggambarkan sosok seorang guru, bahwa guru harus selalu memikirkan sikap dan perilakunya, karena segala sikap dan perilakunya akan dicontoh oleh murid-muridnya dan masyarakatnya.
Karena keteladanannya, guru diposisikan lebih terhormat dari orangtua sendiri. Maka di masyarakat Jawa juga lahir ungkapan, "Guru, Ratu, Wong Tuwa Akaro!", artinya "taatilah pertama-tama gurumu, lalu rajamu, baru kemudian kedua orangtuamu!" Secara universal, para paedagog juga melahirkan suatu doktrin tentang pengajaran yang mendidik dengan ungkapan: "Kita tidak dapat mengajarkan apa yang kita ketahui, Kita tidak dapat mengajarkan apa yang kita kehendaki, Kita hanya dapat mengajarkan apa yang memang ada dalam diri kita." (Muchtar Buchari, 1994).
Doktrin di atas dapat ditafsirkan bahwa guru yang tidak disiplin tidak akan melahirkan murid-murid yang disiplin. Guru yang malas belajar pada dasarnya tidak akan dapat menghasilkan murid-murid yang cinta belajar. Guru yang tidak kreatif, tidak akan mungkin mampu membuahkan murid-murid yang berfikir kritis dan kreatif. Itulah esensi model guru panutan.
Semoga kita bisa menjadi Guru Panutan. Insyaallaah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar