Oleh Arif Fauriyuddin #Tagur 23

Menjelang tidur masih disempatkan melihat-lihat Whatsapp di android. Cek info group, mana tahu ada info penting. Salah satu group yang tak terlewatkan group keluarga M.Yunus, karena selalu online sampai larut malam. Group ini selalu ramai dengan obrolan ringan, canda tawa, guyonan dsb. Hal ini ngak terlepas dari peran admin yang standby 24 jam . Kami menyebutnya Wak Apit. Tanpa kehadiran Wak Apit group sunyi senyap seperti di kuburan.

Malam ini topiknya Tapak Kuda, daerah yang berada di pesisir pantai Kabupaten Langkat yang mayoritas puak Melayu. Diawali dari melihat foto keluarga yang ada di Tapak Kuda, mulailah dibuka dengan pantun.

Entah kenapa tercetus ide untuk berpantun, mungkin karena dalam diri saya mengalir darah Melayu. Akhirnya pantun pembuka disambut oleh anggota group yang lain, dan terus berdayung sambut pantun dikemukakan.

Trio bersaudara menjadi pemantun malam itu Wak Apit, Wak Udin dan Wak Amat Azrai pokoknya kece badai. Heboh, membuat waktu tidak terasa sudah larut malam. Mata tidak bisa terpejam bunyi peringatan wa bersambutan, membuat orang sebelah gusar hingga minuman kopi jadi hambar.

Jalan jalan ke Tapak Kuda jalan berlubang pinggangpun sakit Jalan jalan keTapak Kuda jangan naik sepeda bisa-bisa terjungkit.

Beda perahu dengan sampan kalau bocor pasti bala kalau ada waktu dan kesempatan bolehlah kita ke Tapak Kuda

Ikan gurami dimakan Pipit Burung balam burung cendrawasih Group jadi ramai ada Wak apit Halipun malam terimakasih

Selesai cerita ini ditutup dengan pantun gembira, membuat group tertawa ria, akhirnya saya sudahi dengan kata-kata mulia.

Assalamualaikum