Jangan Merepotkan Anak
Sudah menjadi kebiasaan orang saat kita sudah mandiri pasti punya keinginan untuk membalas kebaikan orang tua. Begitupun denganku dan saudara-saudaraku. Namun anehnya orangtuaku tidak bersedia menerimanya. Baik saat Ibu masih ada ataupun sekarang saat orang tuaku tinggal Bapak.
Setiap kami ingin memberikan uang, Bapak menolak dengan halus. Katanya untuk kebutuhan kami saja. Bapak sudah tidak membutuhkan apapun. Tiap bulan masih menerima pensiunan Ibu yang dulunya guru. Dan kebutuhan sehari-hari Bapak juga sudah terpenuhi. Bapak merasa kami masih punya banyak kebutuhan. Membesarkan anak-anak kami.
Selain menolak menerima uang dari kami, Bapak malah sering memberi uang ke anak, cucu dan cicitnya. Ada yang untuk beli bensin, jajan, pulsa atau yang lainnya. Ada saja alasannya. Benar-benar Bapak tidak mau merepotkan anak.
Akhirnya kami mengalah, karena sudah tidak bisa mematahkan prinsip Bapak tersebut. Apabila kami ingin memberi sesuatu ke Bapak, maka kami memberikannya dalam bentuk barang. Bisa pakaian, makanan kesukaan, perlengkapan mandi, vitamin atau apapun yang dipakai dan dimanfaatkan Bapak. Nah untuk barang Alhamdulilah Bapak tidak menolaknya. Meski terkadang masih berucap kalau bajunya masih banyak.
Sikap Bapak ini dulu tidak saya pahami Namun akhirnya menjadi contoh bagi kami anak dan cucunya. Setelah anak-anakku dewasa dan menikah, saya juga tidak mau merepotkan anak. Situasi ini membuatku lebih bebas, hidup tidak tergantung pada anak. Ini juga membuat anak lebih menghargai dan menghormati kita.
Pesan yang sampai padaku dari cerita ini adalah membesarkan, membiayai sekolah hingga menikahkan anak adalah kewajiban orang tua. Dan itu dilakukan harusnya tanpa pamrih bahwa itu akan kembali pada diri kita. Karena anak bukan investasi yang akan memberikan keuntungan pada kita di kemudian hari. Cintai anak dengan tulus, maka kita juga akan mendapatkan kebaikan dan ketulusan cinta.
(47)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cintai anak dengan tulus, maka kita juga akan mendapatkan kebaikan dan ketulusan cinta.Setuju bund. Karena ketulusan akan mendatangkan kebahagiaan tersendiri. Barakallahu
Benar itu Bu.... Mantap
Mantap Bu...
Keren Bu. Sukses selalu.
Kreeen bunda...terima kasih ilmu dan pencerahannya untuk kami sebagai ibu...