Arcilla Aulia Mahadewi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kasih Lebih Dari Cinta

Kasih Lebih Dari Cinta

Penuh dengan misteri bagaimana cinta diartikan. Cinta tidak terdefinisi dengan baik, Cinta tidak memiliki arti yang paten, Cinta tidak memiliki sebuah ukuran maksimal dan berapa banyak cinta harus ditunjukan untuk memiliki arti. Cinta digambarkan dengan kasih dan sayang, namun memulai hal itu harus dengan keberanian dan penuh tanggung jawab. Tanggung jawab untuk menanggung sebuah Cinta yang tak terdefinisikan sangatlah besar. Arti cinta yang berbeda pada setiap orang serta tolak ukur yang berbeda pada setiap orang.

Tapi tahukah berapa tolak ukur Cinta yang diberikan sosok yang menitih hidup kita sebagai sosok yang seperti saat ini?

Ibu, sosok yang memiliki kasih yang besar, bila dibandingkan dengan kata Cinta, percayalah, semua bentuk kasih dan sayang Ibu lebih besar dari definisi Cinta. Bagaimana beliau berkorban untuk semua kebaikan kasih dan sayangnya, rela bagaimana bahkan dia dikhianati oleh cinta yang dia berikan. Sosok yang memberikan kasih dan sayang yang luar biasa namun tidak ada yang bisa mengemblaikan kasih dan sayang sebesar kasih dan sayang yang telah Beliau berikan pada anaknya.

Sakit dan peluh yang beliau tahan untuk melihat anaknya dapat mendapatkan kehidupan yang layak di dunia yang kejam ketika seseorang semakin dewasa ini. Pengorbanan seperti apa lagi yang perlu dikeluarkan demi anaknya sukses dan mampu dibanggakan. Mengorbankan nyawa untuk menghadirkanmu ke dunia, mengorbankan waktu untuk memenuhi perhatianmu, mengorbankan tenaga untukmu pergi kemanapun kamu akan pergi, dan mengorbankan kesedihannya ketika kamu pergi jauh darinya untuk melawan dunia yang kejam dan menemukan jati dirimu.

Tapi bagaimana balasanmu?

Pengorbanan apa yang sudah kamu lakukan?

Dunia seperti apa yang kamu tunjukan padanya?

Jati diri yang bagaimana yang kamu tunjukan untuk mengganti kesedihannya?

Seseorang pernah berkata, “kamu tidak tahu berapa banyak cinta yang bisa kamu berikan untuk membalas budi sosok Ibu.” Itu benar. Meskipun Ibu selalu mengatakan bahwa mereka bahagia dengan segala penacapaiannya, mungkin itu cukup tapi tahukah kamu bahwa itu tidak bisa membalas banyak semua pengorbanan Ibu untukmu.

Setiap hari kamu memanggil namanya, di setiap doamu kamu selipkan namanya, setiap dalam permintaan kamu katakana padanya, dan setiap ada permasalahan kamu bercerita padanya. Meskipun Ibu tidak tahu secara pasti, tahukah kamu bahwa Ibu berusaha untuk memahamimu. Memahami kekuranganmu, memahami dirimu agar kamu tidak menyerah dengan mudah, dan memahamimu agar Ibu bisa membantu melawan hari-harimu yang sulit. Ibu terlalu meletakan perhatian terhadapmu, mengingatmu dengan sangat jelas dan detail dalam ingatannya.

Aku tahu kamu pernah merasa kesal dengan beberapa sikap Ibu padamu. Akan sangat klasik bila aku menyebut tindakan itu dengan pernyataan,”karena Ibu tidak ingin kamu menjadi masalah untuk dirimu sendiri dan orang lain.” Amarah yang beliau tunjukan hanya untuk menunjukan bahwa Ibu sangat peduli dan khawatir padamu. Ibu tidak ingin kamu pergi terlalu jauh dan keluar dari jalur yang benar, Ibu khawatir, kamu tidak kuat menahan kejamnya dunia ketika kamu memahami kedewasaan.

Aku sendiri selalu melakukan banyak kesalahan, menerima keamaraham yang juga memancingku untuk memuncakan amarahku. Kadang amarahku terlepas dan kadang tidak, tapi ketika beliau sudah meneteskan air matanya, amarahku seakan menamparku untuk lebih sadar bahwa tidak seharusnya amarahku jatuh dan melekat dalam diriku ketika bersama Ibu. Bagaimana aku meminta maaf, sesungguhnya aku tidak tahu, jadi aku melakukan apa yang dia harapkan bagaimana aku menjadi di masa depan dan ku kira itu cukup untuk menebus kesalahan dan pengorbanan.

Namun pada suatu malam, ketika aku melihat wajah Ibuku terlelap dalam mimpinya, ketika sayapnya yang tak terlihat menekuk menyelimuti tubuhnya, disitu aku tersadar dan sakit. Bagaimana aku menyakiti wajah damai yang terlelap itu ketika sang pemilik mengorbankan banyak hal yang tak bisa ku tebus.

Ibu, kasih dan sayang yang Ibu berikan padaku, aku berterima kasih. Kasih dan sayangmu padaku lebih dari cinta yang kumiliki untukmu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post