ANWAR SIDIQ

Suka membaca, suka menulis, tapi minim tulisan. Lahir, tumbuh dan besar di kota Magetan. Timur Gunung Lawu. SD hingga SMA di Magetan, kuliah di IKIP Malang (sek...

Selengkapnya
Navigasi Web
SUMUR ONTHEL

SUMUR ONTHEL

Awalnya saya melihat para kader Adiwiyata kelompok kerja Pembibtan, Penanaman dan Perawatan Tanaman menimba air dari sumur serapan yang ada di selatan kelas 9D. Di sekolah tempat saya mengabdi. Di SMP Negeri 1 Sukomoro. Saat itu memang sedang seru-serunya menyiapkan sekolah untuk maju seleksi sekolah Adiwiyata Kabupaten Magetan tahun 2020. Bulan Agustus. Mereka kelihatan kerepotan dengan hanya menggunakan ember yang ditali, lalu ditarik ke atas dan di tuang ke ember yang lain, untuk disiramkan ke tanaman yang ada di sekitar area tersebut. Tentu saja berulang-ulang hingga tanaman secara merata sudah tersirami air semuanya. Cukup melelahkan.

Dari pengamatan tersebut, saya berfikir dan berfikir selama berhari-hari. Membuat konsep berupa coretan dikertas. Melihat-lihat di YouTube sebagai inspirasi. Dan akhirnya muncullah ide yang sangat yakin bisa direalisasikan. Buat pengayuh, air salurkan melalui pipa, dan tampung di ember. Gunakan bahan-bahan bekas, manfaatkan yang ada di lingkungan sekolah. Konsep pun jadi, berupa desain kasar dengan bahan kayu bekas kursi kelas sebagai penyangga. Veleg sepeda dan pedal bekas sepeda yang sudah di loakkan (yang ini berburu di pusat loakan besi tua). Ban dalam sepeda motor (tentu saja juga bekas) dan tali pramuka.

Membutuhkan 3 hari pengerjaan untuk mewujudkan konsep ke bentuk riil, menjadi alat kayuh yang mampu mengangkat air dari dalam sumur serapan menuju ke atas dan tertampung di ember. Perlu beberapa kali percobaan dalam pemasangan katup yang terbuat dari karet ban dalam bekas. Terlalu rapat jaraknya, air malah sedikit yang terangkat melalui pipa penyalur. Terlalu jarang jarak katup yang terpasang di tali, air malah sama sekali tidak ada yang terangkut. Bongkar pasangpun tidak terhindarkan. Akhirnya setelah "trial and error" berulang-ulang, tersusun komposisi jumlah katup yang pas, air pun terangkut dalam jumlah yang cukup dan kayuhan terasa ringan. Sangat ideal bagi yang memanfaatkan air sumur resapan untuk menyiram tanaman. Ya, untuk menyiram tanaman. Bukan untuk konsumsi. Karena air tersebut berasal dari 80% parit yang ada di lingkungan sekolah (yaitu air hujan) dan juga berasal dari air limbah toilet putra (maaf, bukan septi tank lho)

Dalam perjalanan waktu, "prototype" alat kayuh air sumur tersebut ditingkatkan kualitasnya dan dibuat secara lebih permanen dengan bahan besi. Tapi besinya juga besi bekas. Menggunakan besi kerangka meja siswa yang sudah rusak. Dengan finishing cat besi sehingga tahan karat dan lebih kokoh. Jadilah alat tersebut menjadi salah satu komponen inovasi di SMP Negeri 1 Sukomoro, dan mungkin satu-satunya di kabupaten Magetan. Dan sampai sekarang masih bermanfaat dan dapat digunakan, terutama pada saat musim kemarau. Oleh kelompok kerja (pokja) Inovasi, alat tersebut diberi nama SUMUR ONTHEL. "Onthel" adalah istilah bahasa Jawa yang artinya kayuh/mengayuh. Jadi prinsip kerja alat tersebut kita mengayuh pada pedal yang terpasang. Putar berlawanan dengan arah jarum jam, dan airpun terangkat ketas dan tertampung di ember. Ringan. Tidak ribet. Tidak perlu berbasah-basah. Alhamdulillah bermanfaat. (Anwar, 26/1/2023)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post