Sudah hampir 3 tahun sang Maestro campursari meninggal. Tepatnya tanggal 5 Mei 2020. Tapi karya lagunya masih sering kita dengarkan. Baik dari suara Didi Kempot sendiri, maupun hasil rekam ulang penyanyi-penyanyi masa kini. Ada yang masih original arasemen musiknya, ada juga yang sudah di "mix" dan di "blend" dengan trend aliran musik yang lebih up to date. Semua masih enak di dengar.

Saya sangat menyukai lirik-lirik dari lagu-lagu karya Didi Kempot. Terutama saat menyuarakan isi hati dengan kalimat yang puitis tapi maknanya sangat mudah di terima. Misalnya lagu yang berjudul "Layang Kangen". Didalamnya tertulis kalimat ...Umpomo tanganku dadi suwiwi, iki ugo aku mesthi enggal bali. Dalam banget rasanya, tapi perumpaan yang ringan dan gampang dipahami. Meskipun oleh orang awam yang tidak begitu paham gaya bahasa. Menurut saya, kalimat tersebut menggambarkan keinginan luar biasa dari seseorang yang berada di tempat yang sangat jauh, dan sangat ingin bertemu dengan pujaannya. Luar biasa indahnya kalimat tersebut. Contoh kalimat lainnya yang betul masuk dari benak saya adalah bagian dari lirik lagu "Kangen Nickerie". Satu kalimat indahnya adalah ...Rembulan sing ngilo ono segoro, padhangono ati kulo".... . Resapi betapa dalamnya makna kalimat puitis tersebut. Seakan-akan iri akan indahnya bayangan bulan di lautan, dan ingin sekali hatinya diterangi juga untuk mengusir rasa kangennya pada pasangannya di nun jauh disana.

Sebenarnya saya bukan personal yang mahir bermain kata, tetapi kegemaran saya pada karya Didi Kempot antara lain karena lirik lagunya yang sederhana, merakyat, mudah di terima. Sampai-sampai saya relakan membeli sebuah kaos hitam bertuliskan "SOBAT AMBYAR" dibagian dada. Saat Didi Kempot konser di GOR Ki Mageti Magetan. Nontonnya sama istri saya. Karena dua anak saya bukan penggemar Didi Kempot.

Apakah pembaca juga penggemar Didi Kempot. Salam Sobat Ambyar. (Anwar , 15 Januari 2023)