ANWAR SIDIQ

Suka membaca, suka menulis, tapi minim tulisan. Lahir, tumbuh dan besar di kota Magetan. Timur Gunung Lawu. SD hingga SMA di Magetan, kuliah di IKIP Malang (sek...

Selengkapnya
Navigasi Web
MERAWAT PRESTASI

MERAWAT PRESTASI

Membangun itu mudah, merawat jauh susah. Awalnya saya acuh saja dengan kalimat tersebut. Tetapi akhir-akhir ini mulai merasakan. Ketika masa bulan madu ketika kita meraih hasil dari upaya keras kita sudah agak lama terlewatkan. Ketika manisnya prestasi sudah kita nikmati, jangan lupa kita harus merawatnya kembali. Apakah harus bangunan yang megah yang kita rawat? Apakah gedung yang indah yang kita rawat? Bukan. Lebih dalam lagi. Mental kita yang harus juga kita rawat.

Coba kita introspeksi jati diri kita. Introspeksi bersama atas prestasi lembaga kita. Apakah yang sudah kita lakukan setelah berhasil mencapai prestasi-prestasi itu? Sudahkah kita merawatnya sehingga jiwa kita tetap bersemangat untuk terus berprestasi, atau bahkan kita jemu dengan ikhtiar untuk merawatnya sehingga prestasi kita juga akan berjalan di tempat atau bahkan akan semakin berjalan ke belakang karena ada "kompetitor" yang menyalip kita?.

Sekecil apapun prestasi dalam diri kita, dalam lembaga kita, harus ada upaya yang tertata secara terus menerus untuk merawatnya. Bangunan fisik dirawat dengan memperbaiki hal-hal kecil yang mulai rusak. Lingkungan yang mulai kotor dirawat dengan pembersihan yang sistematis bahkan skematis. Barang sekali pakai, apabila mengalami kerusakan, diperbaiki atau diganti dengan yang baru. Prestasi akademik dirawat dengan terus melatih bibit-bibit generasi penerus yang tiada henti bermunculan. Prestasi non akademik dirawat dengan terus berlatih secara rutin. Penyediaan peralatan dan perlengkapan pendukung mutlak untuk selalu terpenuhi.

Bahkan yang belum pernah berprestasipun harus tetap di sediakan "ruang" dan "kesempatan" yang cukup untuk meraih prestasi. Apabila sumber daya manusia di dalam lembaga tidak ada yang kompeten, bisa mengundang person yang berkompeten untuk membantu meletakkan gerbong prestasi dijalur yang tepat. Sehingga apabila ada kesempatan untuk berpacu, mereka akan siap untuk ikut melaju.

Apakah kegiatan merawat harus menunggu perintah? Mari kita mulai dari diri kita masing-masing. Saya sempat membaca di koran Jawa Pos yang edisi dan tanggalnya sudah lupa, "Kalau tidak kita siapa lagi? Kalau tidak sekarang kapan lagi? Mari kita rawat prestasi kita. Waktu tidak akan menunggu, waktu tidak akan berulang. Kita rawat prestasi kita supaya kesempatan meraihnya bisa berulang, diwaktu yang akan datang. Amin. (Senin, 6 Maret 2023,@ 19:47 WIB)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Top

06 Mar
Balas

Matur suwun

06 Mar
Balas



search

New Post