OMPONG

(Pentigraf 255)

Oleh: Antriyani

#Tulisan ke-768 (Hari ke-361)

Betapa bahagianya Eman ketika diajak Jack makan sate kambing di sebuah warung makan. Menurut Eman sate adalah menu spesial hanya bisa dimakan oleh orang yang spesial. Spesial karena tidak semua orang bisa makan sate. Harganya yang mahal membuat orang enggan makan sate meskipun makanan itu disukai banyak orang.

Eman beruntung karena mendapat kesempatan itu. Selama hidupnya baru tiga kali dirinya makan sate. Sungguh sebuah pengalaman langka baginya. Kali ini, dihadapannya sudah terhidang sepuluh tusuk sate plus semangkuk gulai kambing. Begitu pula dengan Jack.

Mata Eman begitu liar menatap asap yang mengepul dari gulai dan sate yang terhidang. Ia langsung menyantap menu itu dengan lahapnya. Gulai kambing terasa begitu gurih karena dagingnya diperoleh dari kambing muda. Dagingnya yang kenyal serta tulang muda yang tebal tapi empuk menambah nafsu makan Eman semakin bertambah. Sesekali giginya bergemelutuk saat mengunyah daging kambing itu. Jack benar-benar heran karena kedua menu di hadapan Eman tandas dalam waktu tak kurang dari lima menit. Eman pun tersenyum bahagia. Namun betapa kagetnya Jack melihat gigi depan Eman ompong. Jack pun bertanya tentang hal itu. "Astaga, berarti yang aku kunyah terasa keras tadi gigi palsuku, gimana yaa,,, udah tertelan," jawab Eman dengan wajah meringis. (*)

****

Sukosari, 5 Juli 2022