CEMBURU

(Pentigraf 242)

Oleh: Antriyani

#Tulisan ke-755 (Hari ke-348)

Perasaan apa lagi yang kupunya. Berderet warna rasa sudah kuhibahkan pada gadis cantik nan manis bernama Kenanga. Sayang, cinta, dan rindu, semuanya tertuju hanya pada Kenanga. Kini, bertambah satu lagi. Cemburu.

Bukan tanpa alasan itu semua terjadi. Darma, laki-laki yang pernah berbagi kasih dengan Kenanga muncul lagi. Cuti akhir tahun adalah alasan sempurna kepulangannya. Terus terang, ada setitik rasa rendah diri yang menghantui diriku. Untuk saat ini, rasanya tak ada alasan buat para perempuan menolak Darma jika laki-laki itu menyatakan cintanya. Tak terkecuali Kenanga. Perlente, pekerjaan mentereng, tampan dengan tubuh proporsional adalah modal sempurna yang tak banyak orang memilikinya.

Namun, rasa cemburuku terlanjur berkuasa di sudut hati. Penjelasan Kenanga tentang Darma yang katanya sekadar pulang kampung tak berefek baik padaku. Aku tetap tak terima dengan kepulangan Darma ke kota ini. Puncaknya, aku ungkapkan semua isi hati dan kecurigaanku pada Kenanga. "Buang cemburumu Mas! Dia hanya tanya studio foto yang bisa dipakai untuk foto prewedding. Dia mau menikah," ujar Kenanga seraya menunjukkan beberapa pesan singkat Darma.(*)

****

Sukosari, 22 Juni 2022