Namanya Bima Yudha Pranata, pertama kali bertemu ketika dia mengikuti diklat kurikulum 2013 yang diikuti hampir serentak guru kelas 1,2,4 dan 5. Perawakanya yang tinggi membuat dia menonjol diantara peserta yang lain dan satu lagi wajahnya yang imut membuat dia seperti anak SMA. Selama mengikuti diklat dia sangat aktif, apapun ditanyakan. Termasuk peserta yang sopan, kreatif dan ramah. Tak sekalipun dia menunjukan kesombonganya walau dia bisa. Begitu juga ketika akhir acara, aku begitu salut ketika dia menyeleseikan tugas akhir peer teaching, dia benar-benar melakukan secara professional . tidak banyak yang aku ingat dari sosok seorang Bima, karena memang kebersamaan itu hanya sebentar.

Kami bertemu lagi ketika sama-sama menjadi operator sekolah dan kebetulan satu group ops kabupaten, tiba-tiba ada yang japri, dia langsung bertanya “bu Antari masih ingat saya? “ begitu dia menyapa, setengah mengingat-ingat karena di profil wa nya bukan dia, dia kemudian menjelaskan dan mengingatkan pertemuan kami didiklat kurikulum 2013. Obrolan diantara kami tentang seputar Pendidikan dan kegaiatan dia mengajar, aku masih mengcungkan jempol buat dia, perkiraanku tidak salah dia pintar dan juga kreatif.

Dirumah Bima membuka rumah belajar gratis adalah salah satu aktivitasnya, dari foto-foto yang diungah aku tahu kalau dia adalah pelopor Pendidikan dan juga pemuda kreatif di Desanya. Tahun ini dia ikut tes CPNS alhamdulilah lolos, menungu tes SKB, banyak hal yang aku juga belajar dari pemuda yang satu ini, walau masih muda saya acungkan jempol, sosok Bima yang bukan hanya dicintai oleh keluarga tapi juga oleh anak didiknya yang bisa dijadikan panutan, sukses selalu ya adik.begitulah persabatan kami kadang bukan hanya sekedar sababat tetapi lebih kepada perasaudaraan adik dan kakak.

Ponorogo, 5 April 2020