Anni Manalu

Menjadi "Oase dan Dian" di salah satu sekolah YPK-Don Bosco, Medan - Sumatera Utara, Berasal dari keluarga Guru, dan mendedikasikan hidupku sebagai Guru. Saya b...

Selengkapnya
Navigasi Web
Aku Hidup Karena Membaca
Foto: AR

Aku Hidup Karena Membaca

Aku Hidup Karena Membaca

Lomba Menulis Bulan April

Membacalah agar Anda dapat hidup layak dan jika Anda mau hidup berkelimpahan, silakan menulis. Pada hakikatnya, membaca bersinergi dengan menulis. Sempurnanya aktivitas membaca maka sebaik-baiknya menulis juga. Mengapa demikian? Agar apapun yang sudah dibaca, diketahui, dan dipahami tetap abadi. Tidak hilang begitu saja. Apakah Anda hobi membaca?

Aktivitas rutin membaca dan menulis terlihat jelas pada murid-murid di sekolah. Tidak ada murid yang menulis tanpa membaca, dan tidak ada murid yang membaca tanpa menulis. Mengapa murid wajib membaca? Jawabannya untuk menimba ilmu, dan menggali segala potensi yang dimilikinya dengan cara membaca buku, menuliskan apa yang dibaca di buku catatan, dan mengulanginya kembali di rumah.

Aku Hidup Karena Membaca. Kalimat sederhana ini begitu melekat dalam kehidupan saya. Untuk saat ini, siapapun yang mengenal saya, mereka tahu bahwa saya senang menulis. Ya, seorang penulis pemula. Bagi saya, membaca wajib hukumnya. Sebagai guru, mungkinkah saya mengajar tanpa membaca? Tidak mungkin. Jika murid membaca untuk menimba ilmu, maka guru membaca untuk menambah dan meningkatkan kompetensinya. Membaca dan menulis adalah duniaku. Buah manis dari hobi membaca dan menulis telah saya nikmati, meskipun dari hasilnya belum bisa membeli mobil. Hahaha.

Masih sangat jelas dalam memori, bagaimana awalnya saya menikmati buah manis dari membaca. Wow. Ada kenikmatan dan kebahagiaan tersendiri. Pada tahun 2015, saya mengikuti lomba menulis karya ilmiah yang diselenggarakan oleh Universitas Sumatera Utara (USU). Saya mencoba mengadu keberuntungan dan berharap jadi pemenang. Saya pun membaca berbagai sumber buku yang sesuai dengan tema, dan menulis naskah lomba dengan sebaik-baiknya. Syukur kepada Tuhan, waktu itu saya dapat juara dua, dan menerima uang pembinaan sebesar Rp. 500.000, ditambah piagam. Itulah sejarah awal yang membawaku hingga ke kehidupan sekarang sebagai penulis pemula.

Saya juga selalu teringat dengan pesan dari guru saya, Mas Eko Prasetyo (Pemred MGI) terkait hal menulis. Pesan beliau “Tulisanmu akan menemukan takdirnya sendiri”. Kalimat yang sangat sederhana tapi mujarab. Mau menulis, silakan membaca dan saat membaca, silakan menulis. Meski saya sadari, bahwa saya hanyalah penulis pemula, namun habituasi menulis adalah kebahagiaan tersendiri bagi saya.

Saya mau bersaksi bahwa kekuatan membaca apalagi menulis itu adalah magic. Mengapa? Hanya karena menulis dan memiliki karya maka saya lolos seleksi Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7 (tujuh) kota Medan. Meski banyak tagihan LMS yang harus saya selesaikan, saya menikmati setiap prosesnya. Selain sibuk dengan rutinitas di CGP, saya juga tetap konsisten belajar dan belajar menggali kompetensi menulis di blog Gurusiana, PPPSU, dan tergabung dalam keluarga besar No Baper, serta sebisa mungkin ikut lomba menulis di MGI. Saya menyadari, bahwa tidak mudah menjalani dan melewati setiap proses itu. Jujur, ada tantangan dan pergumulan di dalamnya. Meski rasanya tidak enak, masih ada yang lebih enak yakni belajar bersama teman-teman hebat di No Baper, yang sudah menghasilkan puluhan karya antologi. Jika dihitung, hingga saat ini antologi bersama teman-teman penulis Nusantara sudah ada 30. Masih sedikit, dan jumlahnya akan saya tambah hingga tak terhitung.

Sejak lolos tantangan guru menulis 365 tanpa jeda di blog Gurusiana, saya sudah empat kali remedial. Sekarang berada di tagur 20. Sungguh, terjun bebas ke tangga paling rendah adalah tantangan berat dari tantangan itu sendiri. Seru, menguji hati nurani, dan menguras energi-energi positif. Dari kegagalan ini, saya akan terus membelajarkan diri bahwa menulis dan membaca adalah amanah. Membaca dan menulis adalah aku.

Apakah Anda mau hidup bahagia dan berkelimpahan? Jika ya, silakan menulis. Andaikan belum bisa menulis, silakan membaca berbagai sumber buku. Buku adalah jembatan dunia. Hanya dengan membaca, maka Anda menguasai dunia dan sebaliknya jika abai dalam membaca maka dunialah yang menguasai Anda. Jangan sampai Anda tergilas oleh zaman karena minimnya semangat membaca.

Profil Penulis

Anni Manalu, lahir di Dano Julu. Lulusan S1 Unimed tahun 2002. Pecinta sastra, puisi, marching band, musik, dan traveling. Aktif menulis di blog Gurusiana, serta tercatat sebagai anggota dari Media Guru Indonesia (MGI) dan Perkumpulan Pendidik Penulis Sumatera Utara (PPPSU). Karya yang dihasilkan: Novel My Diary (2018), Hru Mehter Ryu (2021), Kumpulan Puisi: Percaya, Harapan, dan Cinta (2022), dan Antologi: No Baper dan MGI. Penulis dapat dihubungi melalui WA: 082160388805. Email: [email protected]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post