TULISAN NAMA DI BATU NISAN

Pepatah lama mengatakan “harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading”. bagaimana kalau manusia mati? Apa yang akan ditinggalkannya? Jawabannya adalah TULISAN NAMA di batu nisan.

Sebelum nama kita tertulis di batu nisan alangkah baiknya kita tuliskan nama kita di buku karya kita. Tulisan nama di buku, kita mulai dengan mengikuti GO TULIS DAN GELIMATA. GO TULIS kepanjangan dari Gerakan Online TUlungagung menuLIS. GELIMATA kepanjangan dari GErakan LIterasi MAdrasah TulungAgung. Kegiatan yang memberikan pelatihan kepada guru-guru di lingkungan Kementerian Agama, dan lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga se-Kabupaten Tulungagung juga kabupaten lainnya.

Kegiatan yang diikuti oleh 185 peserta ini memiliki sebuah harapan besar munculnya kesadaran literasi. Literasi merupakan perintah pertama dalam agama Islam yaitu IQRO’ bacalah YANG SERING TERABAIKAN. Kegiatan ini dipandu langsung oleh pemateri yang sangat dedikatif yaitu mas Eko Prasetyo dan mas Andi M Yasin. Paparannya mudah dipahami dan aplikatif. Paparannya memberikan energi membara untuk memulai tuliskan nama dalam karya.

Sebagaimana dalam sebuah hadits disebutkan bahwa bersedekah dapat memberikan panjang umur. Panjang umur dalam arti nama dan karyanya tetap dikenang orang. Contoh konkretnya ulama terkenal Imam Al Ghozali dengan karya besarnya IHYA’ ‘ULUMUDDIN. Contoh karya besar ulama Indonesia Buya Hamka dengan karyanya TAFSIR AL AZHAR. Jasadnya boleh tiada tetapi pemikiran dan ide-idenya terus dikaji oleh jutaan manusia.

Bersama-sama berlatih dan mengasah kata dalam pena, untuk menjadi sebuah karya. Karya yang memberikan sumbangsih dan sedekah kita saat kita tiada. Satu guru satu buku (SAGU SABU) itulah semboyan dalam kegiatan GO TULIS dan GELIMATA. Semoga ke depan para pemula ini dapat membuat satu hari satu karya, untuk Indonesia yang jaya. Harapan pula energi ini tertular pada generasi muda kita, sang penerus bangsa.

SALAM LITERASI