Dari nama jelas dia seorang perempuan. Siapa beliau? Secara implisit nama tersebut disebut dalam Al Quran surat ali Imran ayat 35 yang artinya “(Ingatlah)ketika istri Imran berkata, “Ya Rabb ku, ssesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku, (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui”

Sayyidah Hannah adalah istri Imran, yang kesolihannya diabadikan oleh Allah SWT untuk menjadi teladan bagi umat Nabi Muhammad saw. Kesolihannya nampak pada ucapan yang beliau keluarkan saat datang kehamilan. Kebanyakan orang perempuan ketika hamil bahagia. Kebahagian mereka berbagai ragam motifnya. Ada yang karena bukti menikah adalah memiliki anak, ada yang karena keinginan ada yang melanjutkan usaha dan berbagai motif lainnya.

Sayyidah Hannah, seorang perempuan solihah, ketika mendapati dirinya hamil, paham bahwa semua itu karunia dari Allah SWT. Kehamilannya tidak menjadikan beliau lupa bahwa diri adalah seorang hamba, maka beliau bernazar MUHARRARAN untuk yang ada dalam perutnya. Banyak tafsir dari kata tersebut, antara lain merdeka, mengabdi, tidak mengambil kesenangan, tetapi kebanyakan tafsir adalah mengartikannya mengabdi.

Sebuah nazar hukumnya wajib. Sayyidah Hannah tidak hanya punya keinginan anaknya soleh solehah, tapi lebih dari itu, beliau berikan sejak dalam kandungan kepada Allah SWT. Beliau tidak mengambil kesenangan atau bersenang-senang dengan anak yang dikandungnya, sebagaimana umumnya ketika seorang memiliki anak. Karena nazarnya maka putrinya Maryam langsung beliau serahkan pendidikannya kepada Nabi Zakaria. Beliau serahkan di saat orang saat sayang-sayangnya dengan anak. Dari ibu mulia, maka lahir anak yang mulia yaitu Maryam. Namanya juga diabadikan dalam al Quran serta dari Maryam lahir seorang nabi. Inilah buah kesolehan seorang perempuan maka akan melahirkan generasi yang luar biasa.