Hutanku Menjerit
Menyusuri jalan pegunungan lereng gunung Argopuro memanglah sekilas tampak asri, kesejukan mulai terasa saat berbagai pohon menjulang tinggi mewarnai perjalanan. Sepinya kendaraan yang berlalu-lalang menambah sejuk dan lembabnya udara yang terasa masuk melalui rongga hidung. Tak tampak lahan gundul dan gersang. Warna hijau yang terhampar bagai permadani tak hanya menambah kesejukan saluran nafas, tetapi juga kesejukan mata yang memandang. Suara riak aliran sungai yang jernih dan masih terjaga kebersihannya, menambah pesona siapa pun yang mengunjunginya. Namun, siapa sangka di wilayah pegunungan ini pernah terjadi longsor dan banjir bandang yang memakan korban jiwa. Apakah yang menyebabkan ini terjadi?
Hujan deras yang terjadi di Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menyebabkan banjir bandang dan longsor. Selain merusak belasan rumah, dua orang dinyatakan hilang dalam bencana tersebut. Tiris merupakan wilayah dataran tinggi. (Dikutip dari kompas.com/2018 diakses 1 juni 2021 pukul 13.25 WIB). Mengapa musibah ini bisa terjadi, padahal secara kasat mata tak nampak kerusakan ulah manusia di lingkungan yang terlihat asri ini?
Ternyata jika diamati lebih lanjut, pohon yang tinggi menjulang yang menghiasi hutan di sepanjang jalan adalah pohon sengon. Bukan lagi hutan dengan berbagai macam tumbuhan peresap air tanah yang kuat. Pohon yang menjadi bahan utama pembuatan kertas ini menjadi peluang bisnis yang menjanjikan masyarakat setempat. Ironisnya, masyarakat tidak paham jika pohon sengon ini membuat kualitas tanah menjadi gembur dan tergerus air saat hujan lebat. Memang tak terlihat gundul, tetapi kualitas pohon sengon terhadap peresapan air tidak dipikirkan oleh masyarakat dan pihak perhutani setempat. Hutan juga berubah menjadi perkebunan dengan tanaman pisang, singkong dan kopi. Tak ada tanaman yang menyerap air dengan maksimal, sehingga saat penghujan terjadi longsor dan banjir.
Seperti yang dinyatakan oleh Philip Mahalu dari lembaga bidang kehutanan nasional, bahwasanya, menanam pohon tidak asal pilih tanaman sesuka hati. Untuk daerah pegunungan dengan curah hujan tinggi hendaknya memilih jenis tanaman yang memiliki kemampuan penguapan yang tinggi. Misalnya lamtoro, pinus, cemara, kelapa sawit dan bambu. Tanaman lain yang berfungsi sebagai pengikat air dan pencegah erosi diantaranya adalah nangka, manggis, rambutan, beringin, pohon jati dan rumput. (Dikutip dari kompas.com/2020 diakses 1 juni pukul 13.35 WIB).
Dari sini jelas terlihat bahwa bisnis mengalahkan segalanya. Keuntungan yang dapat diraup dengan mudah dalam waktu singkat akhirnya melupakan lingkungan sekitar. Usaha bisnis sengon yang menjanjikan membuat masyarakat buta mata dan buta hati. Bahkan sengon yang masih berumur muda ikut ditebang. Perlu adanya usaha memahamkan masyarakat dari pihak perhutani setempat. Penyuluhan pada warga haruslah tetap dilaksanakan. Sehingga lingkungan tidak menjadi rusak dan tidak ada korban jiwa yang berjatuhan karena musibah. Masyarakat awam mungkin tak mengetahui jika apa yang mereka lakukan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Para pekebun hendaknya diarahkan untuk tidak meninggalkan tanaman lain yang tak kalah menjanjikan seperti durian, manggis, dan alpukat.
Bagi saya, sebagai pendatang, setelah sepuluh tahun tinggal di wilayah ini memang merasakan nuansa yang berbeda. Panen durian, manggis, dan alpukat sebagai ciri khas daerah, kini tak terlihat lagi. Tak melimpah seperti dulu. Kini yang terlihat adalah ramainya truk pengangkut gelondongan kayu sengon yang berlalu-lalang mengirim dan memasarkan kayu sengon ke luar daerah.
Tindakan tegas dari pihak kepolisian dan pemerintah setempat sangatlah penting membantu menyadarkan masyarakat atas kekeliruan yang telah dilakukan. Teknik tebang pilih harus benar-benar dikuasai oleh masyarakat. Perlu pengontrolan lebih lanjut dari berbagai pihak di lingkungan sekitar, sehingga musibah banjir dan tanah longsor tak terjadi lagi. Semoga bumi Tiris tetap memberikan manfaat bagi penghuninya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren ulasannya
Trima kasih sudah berkenan singgah