Malin Kundang (tagur 32)
Setelah memberi pakan pada ayam, pak Rudi melihat lagi tempat jatuhnya telur-telur. Masih sama seperti tadi pagi. Dari 150 ayam, hanya ada 30 yang bertelur. Ini sudah kali kelima ayam-ayam pak Rudi tidak menghasilkan telur semua. Biasanya, ayam yang bertelur mencapai 130 kadang 146. Memang, pak Rudi masih mbabat alas dalam bisnis ayam petelor ini. Masih 1 tahun berjalan. Daripada memikirkan telurnya, pak Rudi bersiap-siap pergi slametan ke rumah bu Wiryo. di sana pak Rudi ketemu pak Nanang.
“Assalamu’alaikum, pak Rudi!” sapa pak Nanang
“Wa’alaikum salam..” sahut pak Rudi
“Saya senang lo, pak Rudi sekarang jadi parner saya.”
“Walah... parner apa lo, pak?”
“Sekarang saya bisa mengembangkan usaha roti saya.”
“Alhamdulillah..”
“Ini semua berkat pak Rudi. Dengan harga telur yang murah dari pak Rudi, saya sekarang mampu menambah produksi roti saya. Ya..nggak banyak sih pak. Tapi nantinya pasti akan berkembang dengan pesat.”
“Telur?? Murah?” pak Rudi membatin sambil mengernyitkan dahi.
“Ugi itu anak yang baik ya pak. Jarang lho anak muda yang mau ikut-ikutan usaha ternak sama bapaknya. Saya senang sekali pak Rudi meminta Ugi untuk menjual telur ke saya. Itu mengajari dia cara tentang usaha. Padahal dia masih anak SMP. Salut saya sama dia. Lha wong teman sebayanya hanya rebahan saja sambil main HP.” Bukan begitu, pak Rudi?”
Pak Rudi bingung. Pak Nanang membicarakan soal Ugi anak sulungnya yang sekarang kelas 3 SMP itu. Bingung karena pak Rudi tidak pernah melibatkan Ugi dalam usahanya beternak. Apalagi menjual telur ke pak Nanang. Selama ini pak Rudi nitip menjual telurnya ke pak Mirwan. Karena memang ayamnya hanya sedikit.
“Tapi pak Nanang, saya kok ga pernah menyuruh Ugi untuk jual telur ke pak Nanang lo. Memang mulai kapan Ugi jual telur ke pak Nanang?” pak Rudi jadi penasaran.
“Njenengan jangan merendah gitu,.. kan 5 hari ini Ugi di mintai pak Rudi untuk jual telur ke saya. Katanya, pak Rudi meminta menjualkan telur dengan harga murah agar saya mampu meningkatkan produksi roti saya. Saya sangat berterima kasih sama pak Rudi.”
Deggg!! Berkecamuk hati pak Rudi.
(Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar