Lucu Berlalu Bersama Usiamu
#hari_tantangan ke 125#
**
Lucu Berlalu Bersama Usiamu
**
Lucu...
ungkai senyum di bibir ku
kala ingat
Dia paksa aku baca
novel Inggris
hingga mulutku seperti bibir pantai
berbuih
kantuk belum hampiri nya
Kening mengkerut
bila kisah kuliti kepekaannya
**
Lucunya...
Kacamata melorot
bingkai patah bertengger
di batang hidung bulenya
**
Kutu buku kusebut
Aku tergeleng geleng
betapa mampu ingat ini itu
Halaman berapa
Isadora mencoba menarikan
tragedi klasik dalam koor
**
Lucu juga...
Ikan-ikan kecil
serta tahu goreng
tak dapat sembunyi
ke balik batu sungai
itu bujuk letih lidahnya
**
Sekarang tak ada lucu
Sangat elok wajahnya
bahasanya...
sehalus dentingan dawai harpis
tengah malam
Dia, keponakanku.
**
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Boleh kenalan dengan ponakannya Bu rev
Hahaha..boleh bu en...marilah mampir ke Pp.
Senang ya, Bu, memiliki ponakan yang lucu. Semoga sehat selalu. Izin memfollow ya, Bu!
Aamin... Makasi bu..saya follback ya bu.
wow keren puisi ibu: Lucunya...Kacamata melorotbingkai patah bertenggerdi batang hidung bulenya
Hahaha..ya pak Timbul. Dia ga bilang kacamatanya patah.Makasi pak...
keren.. salam literasi
Maksi ibu Rita...salam literasi bu...
Hadir damai dan bahagia membaca puisi Ibu Andriza. Zuper. Salam ibu.
Salah satu yang terindah, bertemu keluarga besar ya kan bu Sri? Salam juga buat ibu.