Pertanyaan yang sama saya sampaikan kepada para siswa dipagi hari ini ketika memulai kelas. Banyak diantara mereka terdiam dan sepertinya berfikir keras untuk menjawab masing-masing mengapa diri mereka berada di sekolah ini.

Karena usai liburan biasanya mereka butuh transisi untuk kembali ON maka saya coba secara bersama menjawab pertanyaan reflektif ini.

Saya melirik dari kertas jawaban seorang siswa namanya Razeeq, dalam menjawab dia membuat mind mapping, setelah lingkaran besar ditulis namanya, lalu membuat beberapa cabang yang mencoba menjelaskan mengapa dirinya berada saat ini disini. Menarik jawabannya, diantaranya karena takdir Allah pastinya, karena terlambat memilih sekolah dengan tulisan kurung (mungkin … ). Dicabang lain dia membuat kalimat, rencana Allah ingin membuat saya cerdas dan memiliki banyak pengetahuan, menggali bakat dan potensi saya.

Saya coba melihat jawaban siswa lainnya, hal yang sama “ingin mengasah bakat dan membuat lebih mandiri,” tulisan seorang Fawwaz siswa kelas tujuh. Dan saya coba tengok yang lain, hampir semua menuliskan ada kata bakat.

Kata bakat mengingatkan saya pada kreator talent mapping yang sering dipanggil Abah Rama (Rama Royani) alumni ITB ini dulu pernah memimpin puluhan perusahaan nasional dan multinasional, beliau menjadi CEO dibanyak perusahaan tersebut.

Waktu terus berjalan, hingga ia menemukan dirinya ada hal yang kurang tepat sehingga perusahaan tersebut tinggal hitungan jari, gulung tikar. Apa yang beliau lakukan kemudian, kemudian menemukan bahwa dirinya sebenarnya tidak menikmati situasi bisnis yang serba rigid dengan target benefit dan lain-lain. Beliau tidak merasa enjoy dan berakhir dengan baik ketika mengeksekusi bisnis. Akhirnya beliau merasakan kalau ternyat happy dan enjoy justru ketika mengajar dan berbagi inspirasi dengan orang lain.

Dari perjalanan hidupnya ini beliau kemudian tidak ingin banyak orang yang ternyata baru mengetahui bakatnya setelah tua. Akhirnya riset dan pengembangan Abah Rama lakukan sehingga menemukan ada 114 aktvitas dan 34 tema bakat yang bisa menjadi panduan untuk peta bakat individu.

Dikatakan bakat menurutnya adalah ketika seseorang melakukan sesuatu sangat enjoy, bahkan sering lupa waktu dalam menjalankan aktivitas tersebut. Termasuk indikasi bakat masih menurut Abah Rama ketika orang tersebut melakukan dengan mudah sementara ketika dicoba atau dilakukan orang lain cukup kesulitan.

Hal lain yang bisa menjadi tanda bakat seseorang juga ketika mengerjakan hal tersebut hasilnya excellent, sangat baik atau bagus. Juga aktivitas tersebut jika dikembangkan dengan baik membawa dirinya memiliki hasil sebagai pendapatan “benefit” atau istilah Abah Rama dengan “.”earn”. Kalau disimpulkan, bakat memiliki indikasi-indikasi dalam konsep buku talent mamping yaitu 4E: Easy, Enjoy/Happy, Excellent dan Earn.

Bakat adalah fitrah, menurut Abah Rama manusia diciptakan sesuai dengan bakat masing-masing atau bahasa al Quran yaitu “syakilah” sesuai potensinya masing-masing. Bakat yang menonjol yang seharusnya diasah, seperti kapak yang diasah adalah yang tajamnya jika ingin kapak tersebut lebih berguna, namun jika yang diasah yang tumpul maka akan kehilangan waktu dan momentum manfaat bagi penggunanya.

Sama halnya dengan mereka, saya ditaqdirkan "taqdir baik" bergabung bersama para guru berbakat di Gurusiana, maka saya niatkan untuk menyerap sebanyak mungkin ilmu dari para guru di seluruh penjuru tanah air. Juga mencoba menggali potensi keberbakatan saya untuk belajar merangkai kata, siapa tahu bisa dan membuahkan karya yang bermanfaat. Terimakasih, selamat makan siang. Semoga bermanfaat.

Andri “You” Yulianto

Salam Literasi,

Pojok Saung, 08/01/2018