Andri You

Sejak 2007 mulai aktif mengajar, saat ini menjadi mentor dan coach juga fasilitator beberapa sekolah penggerak, sekolah berbasis alam dan komunitas pendidi...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGAJAR adalah JIHAD!

MENGAJAR adalah JIHAD!

Inspirasi tulisan dibawah ini terkesima dan ada rasa takjub yang mendalam, saat itu jelang maghrib mampir di sebuah rumah makan “Ayam Penyet SuraBaya” di Purwokerto kemarin. Setelah mempertimbangkan perjalanan dari Jogja-Tangerang yang masih cukup jauh agar tidak “kelaparan” dan tentu efedien di jalan maka kami mampir di rumah makan ini. Kan malu kalau terkapar ditengah jalan gegara belum makan!. Ups ...

Saat melihat para pegawai disana, yang hampir seluruhnya muda-muda penuh antusias dan lincah menyajikan nasi box pesenan kami. Saya memberi apresiasi pada mereka, luar biasa “BEKERJA adalah JIHAD” yah mas, tulisan bordir yang menempel di dada sebelah kanan baju mereka terlihat jelas dibaca. Walaupun sebenarnya saya minus plus silinder.

Teman saya kemudian melanjutkan rasa kagum saya itu, “wah ... Mas, luar biasa yah BEKERJA adalah JIHAD,” senyum mereka merekah tanpa jawab kata. Iya, bekerja saja adalah ibadah apalagi kita mengajar,” tutup saya sambil membawa box-box nasi tersebut dan menatarapihkan ke mobil.

Di dalam mobil waktu itu saya terinpirasi membuat catatan perjalanan.

Ndilalah karena lelah, akhirnya ide tersebut menguap bersama uap kendaraan yang selalu setia menyumbang polusi udara disetiap perlintasannya.

Dan, bersyukurnya di waktu luang sebelum berangkat mengajar pagi ini saya teringat kembali dan menuliskannya.

JIHAD, adalah kata yang paling ditakuti oleh penjajah kala itu. JIHAD sendiri memiliki makna bersungguh-sungguh, dalam mencapai tujuan orang yang berJIHAD berarti siap segala daya dan upaya untuk melakukan, menuntaskan sampai darah titik penghabisan. Ngeri …, kalau prinsip ini dipegang oleh para pegawai tersebut berarti resiko apapun yang menimpa mereka dalam bekerja misal dirampok penghasilan saat itu, kebakaran, atau ada faktor lain yang membuat terganggu dalam menjalani misi dan target penjualan mereka sudah siap segala konsekuensinya.

Kemudian saya iseng, bertanya pada Mas Agus pelanggan rumah makan ini, “siapa yang punya Mas?, rasa penasaran saya dijawab oleh Mas Agus bahwa yang punya itu Wong Solo, dulu terkenal dengan Ayam Bakarnya. “Oooh,” aku cukup puas. Sambil pergi entaj kapan Bisa kembali lagi ke rumah makan itu.

JIHAD Perspektif Pendidikan

Bayangkan, apa yang terjadi jika para pendidik di Negeri ini memiliki etos kerja serupa. Mengajar kita adalah JIHAD!. JIHAD dalam menerangi anak manusia agar memiliki budi, empathy, asa dan cita-cita serta pengabdian bukan hanya sekedar penguasaan kognisi semata. Karena sejatinya, kontribusi manusia tertinggi ya pengabdian. Ilmu apapun sejatinya membuat manusia peka dengan lingkungan diri dan sekitarnya dan memberikan solusi sebagai pengabdian. Dan, pengabdian sendiri adalah servant leadership, kemampuan memimpin dalam melayani. Luar biasanya sekali, ketika kita membaca bahwa “sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya,” demikian titah Nabi kepada semesta, khususnya kepada makhluk yang namanya manusia.

Lebih-lebih kalau etos JIHAD ini hadir di kelas-kelas apa yang terjadi dalam transformasi kegiatan belajar dan pembelajaran kita. Bagaimana dampaknya bagi management persekolahan kita. Sepertinya kita malu kalau mas-mas pegawai rumah makan saja memiliki etos kerja transendensi, sementara kita masih menganggap mengajar adalah sekedar kerja!.

Rasanya kita harus sama-sama mengkampanyekan bahwa MENGAJAR adalah JIHAD. Karena ada dua sisi yang akan menjadi spirit bangkitnya pembelajaram yang bermakna.

Pertama, bagi kita pendidik akan memiliki kesiapan mental secara optimal dalam mengajar, sehingga membawa sel-sel darah ini mengalir dengan antusias sebagai bentuk totalitas melayani peserta didik yang sangat beragam. Antusias mengajar bukan karena sedang disupervisi cara mengajarnya atau karena sidak dari dinas jelang akreditasi. Kesiapan mental akan berpengaruh pada keseluruhan proses, baik persiapan mengajar dalam lesson plan maupun ketika menyampaikan di kelas serta ketika evaluasi hasil pembelajaran.

Kedua, kesadaran mengajar adalah JIHAD, berdampak pada totalitas hadir kita dikelas menjadikan apa yang disampaikan kita fokus, sehingga peserta didik pun melihat secara sadar dihadapan mereka ada sosok didepan secara sungguh-sungguh penuh ekspresi dalam menyampaikan pembelajaran. Ketika kesadaran “situation” mereka muncul, maka guru ibarat cermin bagi mereka yang dapat memantulkan setiap diri mereka kedalam konteks apa yang disampaikan adalah kebutuhan yang bermanfaat bagi mereka dimasa depan.

Mengajar adalah JIHAD bukan hal baru bagi para gurunda mulia para Nabi dan Rasul, ketika Nabi Musa belajar bersama Seorang Khaidir hal yang harus dilakukan sungguh-sungguh sebagai jihadnya Nabi Musa adalah tidak boleh bertanya dulu sampai misi selesai apapun yang dilakukan oleh Sang Khaidir, uniknya kontrak belajar sudah dibuat sebelum mereka melewati pembelajaran yang mengasah nalar dan rasa Nabi Musa, seperti dirusaknya kapal dan dibunuhnya seorang anak dan rumahnya dihancurkan. Demikian dalam kisah Nabi Musa dan jihadnya bisa dilalui walaupun harus menahan gejolak jiwa yang hampir-hampir kehilangan jiwa. Banyak kisa-kisah lain yang menunjukan kesungguhan para sahabat dalam menuntut ilmu.

Di awal pekan kedua yang masih di tahun baru 2018, untuk merawat resolusi tahun baru perlu rupanya memahami bahwa kita sebagai pendidik yang mengajar berbagai rupa pengetahuan dan skill, mengajar adalah JIHAD. Selamat berJiHAD semoga menemui SYAHIDnya mengajar.

Ada spirit ayat dalam al Quran semoga menjadi pengingat bagi kita, … “berJIHADlah kalian dengan harta dan jiwa kalian, karena sesungguhnya yang demikian terbaik buat kalian, jika kalian mengetahui …”.

Andri “You” Yulianto

Goa Raya, Senin, 08/01/2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post