Antara Istri dan Kenikmatan
Sudah barang tentu makan merupakan kenikmatan yang sungguh tak bisa dipungkiri. Begitu ada kesempatan atau pun "permintaan" maka makan tak lagi bisa dielakkan. Bahkan dalam agama pun ada ungkapan yang menyuruh makan ketimbang ibadah jika hidangan sudah disediakan dan dikhawatirkan merusak kekhusukan ibadah tersebut.
Malam ini saya keluar rumah dengan niat mencari counter paket internet. Kebetulan dan kebenaran kuota habis gegara baca tulisan-tulisan gurusiana yang masuk di grup WA. Tidak itu saja sih, setelah membaca "timeline" gurusiana beberapa menit, saya lanjutkan buka-buka yutup (you tube) barang sejam-dua. Nah, ide baru muncul, namun kuota habis dan tak bisa unggah kolom baru. Jadi lanjut cerita beli paketnya.
Sepeda motor pun di-starter, dan mulai jalan (tak mau sebut naik motor karena takut dikira pak Eko saya naik mesinnya saja, hahaha). Sekilo, dua kilo berjalan tak ada counter yang buka, ada sih retail yang buka 24 jam, tapi saya maunya di kios-kios kecil saja. Hingga tiba di satu jembatan yang gelap. Penerangan jalan sudah dimatikan, artinya sudah lewat pukul 00.00. Tengkuk mulai nerinding. Ada aroma tak sedap dan juga bayangan hitam (bayangan memang hitam, ya) di sudut jembatan. Namun motor tetap kujalankan. Hingga bayangan hitam tadi makin jelas terlihat terkena sorot lampuku. Tiba-tiba dia berdiri. Dan....
Ahh, ternyata penjual durian yang sibuk mencari korek api. Katanya lampu pelitanya mati dihembus angin barusan. Aroma durian yang awalnya menusuk hidung mulai merayuku. Aku turun dari sepeda motorku dan mulai memilih durian, namun sebelumnya kunyalakan lamounya dengan mancisku. Fix, dua buah durian jenis tembaga kupilih. Durian tembaga itu biasanya berwarna kuning dan dagingnya tebal. Lalu aku pun pulang.
Sampai di rumah setelah menyimpan motor, ya deh, sepeda motor, aku masuk dan membuka durian tersebut, upss sepiring nasi dan beberapa biji durian terngangah di hadapanku. Dengan diiringi film "Abduction" aku pun makan. Nikmat, ya nikmat sekali setelah kutambah dengan wifi gratis theatring dari gawai istri. Ahh, aku suka istri yang selalu ada ketika kubutuhkan. Kalau nikmatnya seperti ini selalu muncul rasa untuk "nambah",
duriannya.
Sekian.
Oh ya, jika tak menemukan korelasi judul dan cerita, silakan ulangi ke pangkal jembatan, barangkali penjual durian tadi sudah menemukan koreknya.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar