Navigasi Web

Tagur Hari Ke-100

ini Dalangnya

Suatu hari nanti kebaikan yang kita tanamkan pasti akan kita petik juga. Aneh rasanya jika melihat orang terlalu jahat sama kita. Barangkali semua yang terjadi akan baik-baik saja.

Ada rival sejati. Ia yang tak suka dengan kita meskipun kesempatan memberikan ruang untuk berteman tapi tetaplah tak akan bisa.

Ini kisah nyata. Seseorang bisa membenci kita karena kesuksesan yang kita miliki. Ia berusaha memusuhi, menyakiti, menjerumuskan dan menyalahkan kita. Bahkan yang terburuk mempengaruhi orang lain untuk membenci kita.

Mei, bulan kelahiranku. Tak ada teman berbagi kebahagiaan. Bahkan julukkanku adalah si solo line. Orang yang tak berkawan, tak bergerombol, sendiri mandiri.

Mereka bak kawanan rusa, bergerombol berkawanan. Aku berada pada posisiku yang nyaris tak punya kawan, tak satupun akrab denganku.

Aku tak memiliki trah keturunan sebagai pegawai di kantor inj. Sedangkan mereka adalah masih kerabat. Aku hanya orang luar.

Suatu hari, mendung nampak samar-samar mengisi deru udara pagi. Senin yang dikawal mendung, hujanlah kemudian. Kantor hening. Orang-orang sibuk merapikan pekerjaan masing-masing. Ternyata pagi sudah bergulir, masuklah sore. Satu persatu menutup komputer mereka. Dan pamit pulang setelah absen finger print.

Aku lihar Darmaji masih berada di kursinya. Datanglah Wisa mengajaknya ngopi. Indra dan Gemini mampir ke lapak ghibah mereka. Senda gurau membahana. Sesekali mereka mengomentari hujan yang masih saja lebat. Darmaji mengamatiku. Kemudian mengajak kawanannya menggunjing tentangku. Gemini dan Indra menatap ke arahku kemudian tertawa. Wisa tak bereaksi. Ia diam tak menunjukkan respon apa pun.

Aku beranjak dari tempatku dan menghambur ke luar. Aku sudah absen sedari tadi. Kini giliranku berhujan-hujannan. Kutinggalkan kawanan rusa jantan itu dengan gayanya yang tengil. Lama menatap gemericiknya hujan. Dinginnya menyambar kulitku. Sontak aku berbalik. Aku kembali ke dalam kantor,biarlah neduh dulu.

Tapi langkah kakiku terhenti ketika aku melihat kawanan rusa itu sedang mengaduk-aduk komputerku dan entah apa yang mereka kerjakan di sana. Aku bersembunyi dari balik pintu. Aku mendengar Darmaji menyebut sebuah file. Beruntungnya aku masih dilindungi, file yang mereka cari aman di tasku. Aku belum mentransfernya ke komputer. Darmaji dan Indra kelihatan kesal. Tangannya mulai membanting mouseku. Gila benar mereka. Demi apa mereka lakukan itu padaku. Ingin mencuri hasil pemikiranku dan mengadopsinya untuk pekerjaan mereka. Ngga ada modal!

"Udah di shut down saja. " aku dengar begitu. Sudahlah, besok aku ganti passwordnya. Lihat saja nanti.

Yang lebih membuatku heran, mereka mencuri beberapa benda yang kusimpan di laci mejaku. Apa dasarnya tak suka dengan ku. Apa selama ini mereka menganggap prestasiku sebagai ancaman bagi hidup mereka?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Astaghfirullah. Masih ada ya Bun, teman seperti ini.?

02 Oct
Balas

Banyak bun di era kerja kerja dan kerja.

02 Oct



search

New Post