Ana Ratna Komala

Menulis merupakan tamasya buat saya, karena mampu memberikan ruang kesegaran untuk otak dan hati. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
BUAH NAGA

BUAH NAGA

Hari ini langkah kakiku sampai di suatu tempat.  Dengan jalanan yang agak naik, ku beranikan diri untuk mengendarai sepeda motor.  Roda motorpun menggelinding menginjak rerumputan yang sedikit licin.  Dengan hati-hati kulalui jalan menuju garasi bangunan untuk menemui pemiliknya.  

Apa gerangan yang membuat aku tersampai di tempat itu? Hingga berani melalui jalanan yang lumayan agak sulit.  

Tadi ketika aku sedang membeli mie ayam dekat sekolah.  Tidak sengaja mendengar obrolan orang tentang buah naga.  Dia bercerita kalau di tempatnya baru saja panen buah naga. Bahkan obrolan mereka  terdengar seru sekali sampai menjurus ke soal harga.  Ternyata harga jual di tempatnya termasuk murah dibanding di pasar.  Aku yang tertarik dengan obrolan mereka, akhirnya ikut ngobrol juga.  Bahkan aku langsung ingin ke tempat itu. 

Buah naga yang mereka bicarakan adalah buah naga warna ungu dan itu buah naga kesukaanku. 

Rasanya manis dan mantap. Jika  dicium tidak memberikan aroma yang tidak enak.  Beda dengan buah naga yang putih, aromanya agak sedikit kecut dan kurang manis jika dimakan. Akan nikmat rasanya kalau dicampur dengan sirop. Itupun menurut ku,  entah kalau menurut yang lain.  Yang jelas aku lebih suka yang warna ungu. 

Akupun bergegas ke tempat yang dimaksud,  dan melihat begitu banyak buah naga hasil panen yang sudah terhampar di atas terpal.Ternyata buah baga hasil panen itu ada dua jenis,. Ada yang ungu dan yang putih. 

Akupun membeli buah naga warna ungu, untuk langsung dikonsumsi. Karena tanpa harus dicampur sirop juga buah naga yang ungu sangat nikmat rasanya.

Ku lihat banyak sekali buah naga hasil panen yang siap untuk dijual ke pasar.  

Bahagia rasanya melihat buah naga yang hasilnya bagus.  Dan akupun bertanya kepada pemiliknya yang kebetulan sudah lama kukenal.  "Pa, hasil panennya banyak ya? Kalau tanamannya ada dimana? Apakah aku boleh melihatnya dan memetiknya langsung?"  Pemilik buah nagapun menjawab, " Boleh, silahkan langsung aja ke sana!  Kalau yang di sana masih banyak buah naganya yang belum dipanen!" Hatiku girang sekali mendengar penjelasan pemilik buah naga. 

Lalu akupun bersemangat menuju ke tempat yang ditunjukan, tapi baru setengah jalan langkahku terhenti dan kubalikan tubuhku ke arah tanaman buah naga yang ada di dekat garasi. Walaupun sudah dipanen tapi masih ada yang bisa aku petik sendiri dengan menggunakan pisau.  

Alangkah senangnya hatiku,  ketika bisa merasakan memetik buah naga sendiri.  Agak sedikit kesulitan ketika memetik buah naga tersebut, mungkin karena tidak terbiasa. Bahkan ujung jari jempolku terkena duri. Perih rasanya,  tapi semua itu mengalahkan kebahagiaan yang tak pernah kualami sebelumnya.  

Terima kasih yaa Allah karena telah memberikan kesempatan kepadaku untuk langsung merasakan memetik buah naga, walaupun tidak menanamnya sendiri.  

Dan akupun berpamitan pulang setelah selesai semuanya, dengan mengendarai sepeda motorku menuju ke sekolah. Sampai jumpa lagi di panen berikutnya,  Semoga nanti akupun bisa ikut membantu disaat panen tiba.  Aamiin. 

 

Tantangan Menulis Hari ke-2#Tantangan Gurusiana

Cisarua,  01 Maret 2020

Tak ada kata terlambat 

Jika ada kemauan

@pojok hati pelipur lara

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post