Psikologi Guru Kelas Akhir (2)
Pentingnya tutor Sebaya.
Apa sih ciri utama orang pintar?
orang pintar adalah orang yang sudah terbukti pencapaiannya di bidang yang dia tekuni. Yups, betul!
orang pintar adalah orang yang sudah menghasilkan banyak orang pintar,...bisaaa!
Orang pintar adalah orang yang punya paling banyak manfaat bagi orang lain....baguss sekalee!
orang pintar adalah.....(silahkan definisikan sendiri,)
yang jelas banyak jawaban atas pertanyaan, siapa orang yang disebut pintar?
Bagi saya pribadi, begitu pertanyaan ini muncul, saya ingat dulu di mata kuliah statistik di kelas pasca kami, Prof. Sugiyono, guru besar Universitas Negeri Yogyakarta pernah melontarkan pertanyaan tersebut.
"Siapakah orang pintar itu?" tanya beliau.
tentu saja kami menjawab dengan referensi masing-masing. ada jawaban yang panjang dan serius. ada juga jawaban yang setengah bercanda dan tentu saja ada juga jawaban ngaco.wkwkwkwk. Maklum isi kelas kami sangat heterogen dan jenaka, ada pejabat dinas, guru sd, pengawas bahkan guru SLB sehingga tidak jarang pembelajaran kami diselingi dengan joke-joke yang variatif, bahkan sarkas.
"semua jawaban betul, tapi bagi saya orang pintar adalah orang yang mampu mengajarkan ilmunya kepada orang lain," sambung beliau menjelaskan.
You might be surprised, tetapi entah anda ngeh atau tidak mengajar memang membutuhkan persiapan tertentu. sebelum anda mengajar setidaknya ada dua tahapan yang harus dikuasai. Pertama, kita harus memastikan bahwa kita secara materi menguasai apa yang akan kita ajarkan. mengajar tanpa menguasai materi sama saja anda bunuh diri di depan kelas. karena begitu kita berdiri di depan kelas, kita harus siap dengan respon random penghuni kelas berkaitan dengan apa yang kita ajarkan.
Menguasai materi saja tentu tidak cukup, seorang harus berpikir bagaimana cara menyampaikan atau deliver materi sesuai kondisi kelas yang dia hadapi. kemampuan inilah yang populer disebut sebagai paedagogi. Pengajar harus menganalisis bahan ajar, melihat pendekatan, strategi, dan model apa yang sesuai sekaligus menyederhanakan substansi ajar agar dapat mudah dipahami. Bahkan, dalam keadaan tertentu kita harus menguasai komunikasi interpersonal (kemampuan berkomunikasi dengan menyesuaikan lawan bicara).
Itulah mengapa, orang yang bisa mengajar. dapat dikategorikan orang pintar. Saya menyebutnya pengajar, karena yang mengajar tidak hanya guru, banyak orang yang profesinya bukan guru tapi tetapi bisa mengajar dengan baik.
Beberapa waktu yang lain, masih segar dalam ingatan kita bahwa salah satu point yang disampaikan oleh mas menteri adalah himbauan kepada guru untuk mengajak muridnya mengajar di dalam kelas. Konsep ini sebenarnya sudah kita lakukan di kelas, salah satunya adalah dengan cara tutor sebaya. Bagi anda yang belum familiar, tutor sebaya adalah pendekatan kooperatif (kerjasama) yang dilakukan oleh siswa yang telah menguasai pelajaran kepada siswa yang belum menguasai pelajaran.
Kemarin, saya mengundang bapak Sumartono dari SDIT Salman Al Farisi untuk bedah kisi-kisi di sekolah saya. Saya mengundang beliau karena beliau sudah lama aktif di KKG kecamatan kami dan sekolahnya yang beliau ampu menurut saya memperoleh hasil konsisten selama lima tahun terakhir. (tidak pernah lepas 5 besar kecamatan). Hal ini ditambah dengan pembawaan beliau yang halus dan sabar dalam menjelaskan materi. Secara pribadi, saya juga sering konsultasi (lebih tepatnya bertanya) apabila ada materi-materi matematika yang belum saya pahami.
Ada banyak hal yang kami diskusikan, salah satunya adalah trik beliau menerapkan tutor sebaya. Selama ini yang saya tahu teman- teman mengelompokkan siswa (berdasarkan hasil beberapa tryout) ke dalam beberapa kelompok berdasarkan hasil tryout tersebut. Pak Umar agak berbeda, Beliau tidak menerapkan pembagian kelompok besar, tetapi menerapkan pembagian kelompok kecil dengan pendekatan tutor sebaya. Beliau membentuk kelompok kelompok kecil (satu kelompok 4 orang) dimana ada satu siswa yang sudah lebih dulu menguasai materi atau nilainya baik, sisanya adalah siswa yang nilainya belum cukup baik dan siswa yang memerlukan bimbingan intens. Harapannya siswa yang sudah lebih dulu paham dapat "menarik" teman-teman dalam kelompoknya.
Menurut saya cara ini cukup menarik. kita tahu selama ini ada siswa tertentu yang lebih mengerti apabila dijelaskan oleh teman sendiri. Mungkin karena siswa sungkan bertanya pada guru (atau takut), atau mungkin juga bahasa yang digunakan lebih kena karena usia mereka yang sebaya. Pendekatan ini menurut saya juga membuat tugas guru lebih ringan, karena "agen-agen" yang ada dalam kelompok tersebut dapat membantu menjelaskan kepada teman-teman dalam kelompoknya masing-masing.
Dengan cara tersebut, secara tidak langsung kita mengarahkan siswa terutama yang telah menguasai materi terlebih dahulu untuk “mengajar” teman-temannya yang belum mengerti. kita tahu, bahwa orang yang bisa mengajar pada dasarnya akan bertambah pintar karena dia harus mengulangi konsep yang telah dikuasai dan memikirkan cara bagaimana orang lain bisa memahami konsep yang telah dia mengerti. Anak-anak yang menjadi tutor sebaya juga akan merasa "mongkok" hatinya karena dia dipercaya gurunya sekaligus melatih kemampuannya berkomunikasi.
bersambung.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Assalamualaik. Salam kenal, salam literasi, sudah saya follow, jangan lupa follow back ya, sukses dan sehat selalu, aamiin
Walaikum salamSiapp bapak, ..sudah saya follow back, doa Yang Sama untuk bapak, aaamiiiin