amir amirudin

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Tahun baru Islam sebagai Momentum Hijrah

Tahun Baru Islam sebagai Momentum Hijrah

Oleh: Amirudin, M.Pd.

Keberkahan Hijrah

Kata ‘hijrah’ merupakan kata serapan dari bahasa Arab dari هَاجَرَ – يُهَاجِرُ - مُهَاجَرَةً وَهِجْرَةً haajara - yuhaajiru - muhajaratan wa hijratan, dan Isim Fa’ilnya atau kata benda yang menunjukkan pelakunya adalah مُهَاجِرٌ yang kemudian dalam bentuk jamak menjadi مُهَاجِرُوْنَ atau مُهَاجِرِيْنَ yang akrab di telinga kita yaitu terminologi Sahabat Muhajirin, yaitu orang-orang atau Sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berhijrah dari Mekah ke Madinah demi menyelamatkan iman dan agama mereka. Kata ‘hijrah’ berasal dari akar kata atau mempunyai musytaq dari kata هَجَرَ – يَهْجُرُ - هَجْرًاhajara -yahjuru - hajran yang bermakna meninggalkan ( اَلتَّرْكُat-tarku), berpaling ( اَلْإِعْرَاضُal-i'rodh), memutus ( اَلْقَطْعُal-qoth'u) dan menahan ( اَلْمَنْعُal-man'u). Dengan demikian, dari penelusuran etimologi kata ‘hijrah’ dalam literatur Bahasa Arab tersebut, hijrah dapat dideskripsikan sebagai sebuah transisi dari satu fase ke fase berikutnya yang lebih baik, dengan cara at-tarku atau meninggalkan perbuatan dan cara-cara lama, al-i’radh atau berpaling dari kondisi (buruk) sebelumnya, dan al-qath’u atau memutus kebiasaan lama menuju cara-cara baru, kondisi kekinian, dan memulai kebiasaan baru yang lebih baik.

Sebuah kalimat mutiara hikmah yang sering kita dengar mengatakan, فِي الْحَرَكَةِ بَرَكَةٌ atau “Dalam gerak terdapat keberkahan”, meskipun yang popular adalah الْحَرَكَةُ بَرَكَةٌ. Lebih lengkapnya, slogan atau kata-kata mutiara hikmah tersebut berbunyi:

Bergeraklah, karena dalam gerak terdapat keberkahan تَحَرَّكْ، فَإِنَّ فِي الْحَرَكَةِ بَرَكَةٌ =

Dengan demikian, bergerak merupakan prasyarat keberkahan. Bergeraklah dahulu, niscaya keberkahan menanti. Jika kita terus bergerak, berkreasi, dan berinovasi maka dapat dipastikan keberkahan senantiasa dapat diraih. Rezeki atau anugerah Allah dijanjikan akan menyertai mereka yang bergerak atau berhijrah.

Allah memberikan kabar gembira kepada pelaku hijrah, sebagaimana dalam Surah An-Nisaa` ayat 100 berikut:

۞ وَمَنْ يُّهَاجِرْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يَجِدْ فِى الْاَرْضِ مُرٰغَمًا كَثِيْرًا وَّسَعَةً ۗوَمَنْ يَّخْرُجْ مِنْۢ بَيْتِهٖ مُهَاجِرًا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ اَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا ࣖ ١٠٠

“Siapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang banyak dan kelapangan (rezeki dan hidup). Siapa yang keluar dari rumahnya untuk berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian meninggal (sebelum sampai ke tempat tujuan), sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Hijrah dalam hal ini tidak hanya dimaknai sebagai perpindahan fisik seperti hijrahnya Rasulullah dari Mekah ke Madinah, namun hijrah secara psikis, pikiran, kebiasaaan dan hal lainnya, sehingga hijrah bermakna pula perpindahan hidup dari hal-hal yang negatif ke hal-hal yang positif. Dengan demikian, hijrah juga dimaknai sebagai fase penting dalam kehidupan seseorang untuk memperbaiki diri.

Teguran Allah bagi yang gagal Move on

Sebelumnya, Allah juga menegur orang-orang yang tidak mau berhijrah dalam ayat Al-Qur`an surat An-Nisa` ayat 97 s.d. 99:

اِنَّ الَّذِيْنَ تَوَفّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ ظَالِمِيْٓ اَنْفُسِهِمْ قَالُوْا فِيْمَ كُنْتُمْ ۗ قَالُوْا كُنَّا مُسْتَضْعَفِيْنَ فِى الْاَرْضِۗ قَالُوْٓا اَلَمْ تَكُنْ اَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوْا فِيْهَا ۗ فَاُولٰۤىِٕكَ مَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُ ۗ وَسَاۤءَتْ مَصِيْرًاۙ ٩٧ اِلَّا الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاۤءِ وَالْوِلْدَانِ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ حِيْلَةً وَّلَا يَهْتَدُوْنَ سَبِيْلًاۙ ٩٨ فَاُولٰۤىِٕكَ عَسَى اللّٰهُ اَنْ يَّعْفُوَ عَنْهُمْ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَفُوًّا غَفُوْرًا ٩٩

Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan menzalimi dirinya, mereka (malaikat) bertanya, “Bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab, “Kami adalah orang-orang yang tertindas di bumi (Makkah).” Mereka (malaikat) bertanya, “Bukankah bumi Allah itu luas sehingga kamu dapat berhijrah di sana?” Maka, tempat mereka itu (neraka) Jahanam dan itu seburuk-buruk tempat kembali. Kecuali, mereka yang tertindas dari (kalangan) laki-laki, perempuan, dan anak-anak yang tidak berdaya dan tidak mengetahui jalan (untuk berhijrah). Mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.

Dalam memberikan tafsir terhadap ayat ini, Kementerian Agama Republik Indonesia menyebutkan bahwa Ada segolongan kaum muslimin yang tetap tinggal di Mekah. Mereka menyembunyikan keislaman mereka dari penduduk Mekah dan mereka tidak ikut berhijrah ke Medinah, padahal mereka mempunyai kesanggupan untuk melakukan hijrah. Mereka merasa senang tinggal di Mekah, walaupun mereka tidak mempunyai kebebasan mengerjakan ajaran agama dan membinanya. Allah menyatakan mereka sebagai orang yang menganiaya diri sendiri. Sewaktu Perang Badar terjadi, mereka dipaksa ikut berperang oleh orang musyrikin menghadapi Rasulullah saw. Dalam peperangan ini sebagian mereka mati terbunuh. Sesudah mereka mati malaikat mencela mereka, karena mereka tidak berbuat suatu apa pun dalam urusan agama mereka (Islam), seperti tidak dapat mengerjakan ajaran-ajaran agama. Mereka menjawab dengan mengajukan alasan bahwa mereka tidak melaksanakan ajaran agama, disebabkan tekanan dari orang-orang musyrik Mekah, sehingga banyak kewajiban agama yang mereka tinggalkan. Para malaikat menolak alasan mereka. Kalau benar-benar mereka ingin mengerjakan ajaran agama, tentu mereka meninggalkan Mekah dan hijrah ke Medinah. Bukankah bumi Allah ini luas. Kenapa mereka senang tetap tinggal di Mekah, tidak mau hijrah? Padahal mereka mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk hijrah itu? Mereka tidak pindah ke tempat yang baru di mana mereka akan memperoleh kebebasan dalam mengerjakan ajaran agama dan memperoleh ketenteraman dan kemerdekaan. Oleh karena itu mereka mengalami nasib yang buruk. Mereka dilemparkan ke dalam neraka Jahanam yakni tempat yang paling buruk.

Secara umum setiap Muslim wajib hijrah dari negeri orang kafir bilamana di negeri tersebut tidak ada jaminan kebebasan melakukan kewajiban agama dan memelihara agama. Tetapi bilamana ada jaminan kebebasan beragama di negeri itu serta kebebasan membina pendidikan agama bagi dirinya dan keluarganya, maka ia tidak diwajibkan hijrah.

Hijrah dalam Syair Imam Syafi’i

Al-Imam asy-Syafi’i berkata dalam syairnya:

مَا فِي الْـمُقَامِ لِذِيْ عَقْلٍ وَذِيْ أَدَبٍ # مِنْ رَاحَة ٍ فَدَعِ الْأَوْطَانَ واغْتَرِبِ

Tidak pantas bagi mereka pemilik akal dan adab untuk beristirahat menetap di suatu tempat. Tinggalkan negerimu, dan berkelanalah.

سَافِرْ تَجِدْ عِوَضًا عَمَّنْ تُفَارِقُهُ # وَانْصَبْ فَإنَّ لَذِيْذَ الْعَيْشِ فِي النَّصَبِ

Musafirlah, maka engkau akan menemukan pengganti orang-orang yang engkau tinggalkan. Berlelah-lelahlah engkau, karena lezatnya kehidupan ada pada kelelahan.

إِنِّيْ رَأَيْتُ وُقُوْفَ الْمَاءِ يُفْسِدُهُ # إِنْ سَالَ طَابَ وَإنْ لَمْ يَجْرِ لَمْ يَطِبِ

Sungguh aku melihat air yang tergenang, justru akan tercemar lalu membusuk. Jika saja air tersebut mengalir, tentu ia akan jernih. Jika ia tidak mengalir, maka tidak jernih.

وَالْأُسْدُ لَوْلَا فِرَاقُ الْغَابِ مَا افْتَرَسَتْ # وَالسَّهمُ لَوْلَا فِرَاقُ الْقَوْسِ لَمْ يُصِبِ

Sekawanan singa andai tidak meninggalkan sarangnya, niscaya naluri berburunya tidak terasah. Anak panah andai tidak melesat meninggalkan busurnya, maka tidak akan mengenai sasaran.

وَالشَّمْسُ لَوْ وَقَفَتْ فِي الْفُلْكِ دَائِمَةً # لَمَلَّهَا النَّاسُ مِنْ عُجْمٍ وَمِنَ عَرَبِ

Sang surya andai selalu terpaku di ufuk, niscaya ia akan dicela oleh segenap manusia, baik orang Arab atau non Arab.

وَالتِّبْرُ كَالتُّرْبِ مُلْقًى فِيْ أَمَاكِنِهِ # وَالْعُوْدُ فِيْ أَرْضِهِ نَوْعاً مِنَ الْحَطَبِ

Dan bijih emas yang masih terkubur di bebatuan, hanyalah sebongkah batu tak berharga. Dan kayu cendana di belantara hutan, hanya seolah kayu bakar.

فَإِنْ تَغَرَّبَ هَذَا عَزَّ مَطْلَبُهُ # وَإنْ تَغَرَّبَ ذَاكَ عَزَّ كَالذَّهَبِ

Jika kayu cendana tersebut keluar dari belantara hutan, ia adalah parfum yang bernilai tinggi. Dan andaikata bijih emas itu keluar dari tempatnya, ia akan menjadi emas yang berharga.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post