Mudahnya guru masa kini naik pangkat. Ini rahasianya.
Iya, mudah, tapi itu dulu. Mungkin demikian komentar beberapa rekan guru menanggapi judul di atas. Ya dulu melalui permenpan RB tahun 1993 guru dapat naik pangkat setingkat lebih tinggi dalam kurun waktu dua tahun. Mengapa? Karena semakin banyak jumlah jam mengajar semakin besar angka kreditnya. Dengan demikian semakin cepat pula guru tersebut mencapai angka kredit yang disyaratkan untuk mencapai pangkat setingkat lebih tinggi. Namun, apa yang terjadi. Setelah itu hampir sebagian besar guru mengalami stagnasi alias kemandegan kenaikan pangkat di golongan 4a. Sebagai ilustrasi di sebuah sekolah dengan jumlah guru PNS sebanyak 40 orang, 22 orang di antaranya terhenti pada golongan 4a. Malah ada yang ekstrim terhenti pada golongan 3a karena pada awalnya memulai karir jabatan guru pada golongan ruang 2c. Ironisnya kemandengan ini mencapai kisaran waktu 10 hingga 16 tahun bahkan lebih. Ketika mereka ditanya alasannya sangat klise, “berat kalau harus menulis PTK”. Tidak hanya itu mereka beranggapan kecilnya kenaikan nominal yang akan diterima tidak sebanding dengan dengan pengorbanan dan pengeluaran untuk memenuhi segala hal yang dipersyaratkan. Sudahlah toh kurang sekian tahun lagi kami pensiun, alih-alih berusaha memenuhi persyaratan yang ada malah bersikap pasrah dan berserah diri. Sepertinya guru tidak mau beranjak dari zona nyaman mereka, lebih-lebih dengan diterapkannya peraturan jam mengajar minimal 24 jam demi sertifikasi, mau tidak mau guru harus fokus pada kegiatan administratif mulai dari perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, menilai, mengevaluasi serta melakukan analisis hasil belajar yang sungguh sangat menyita waktu. Nyaman tidak nyaman namun inilah kehidupan yang selalu penuh dengan perubahan. Diperlukan sebuah kearifan untuk menyikapinya. Seiring dengan diberlakukannya Permenpan RB nomor 16 tahun 2009 yang mengisyaratkan keprofesionalan mulai dari kenaikan pangkat golongan ruang 3b ke 3c yaitu nilai 3 dari pengembangan diri serta 4 dari Karya Ilmiah. Apabila guru tidak mau bergerak move on dari zona nyaman menuju zona yang penuh tantangan bisa jadi nasib mereka terhenti di golongan 3b yang tentu berdampak pada kesejahteraan. Teman-teman guru lain bertambah dan bertambah kesejahteraan karena gajinya sementara kita tidak ada perubahan. Akar permasalahan tersendatnya kenaikan pangkat guru sebenarnya adalah faktor kemalasan, tidak mampu membuat karya tulis ilmiah, dan tidak memahami peraturan yang ada. Dan satu lagi adalah ketidaktegasan pemerintah untuk memberikan sanksi kepada guru yang gagal mencapai angka kredit yang disyaratkan untuk naik pangkat setingkat lebih tinggi. Karena pemerintah dianggap main-main dan tidak serius dalam penegakkan sanksi tersebut guru menganggap segala macam bentuk sanksi hanya sebagai angin lalu yang akan segera hilang dengan munculnya isu-isu baru. Namun di sisi lain kita dapat jumpai rekan-rekan guru yang berhasil naik pangkat bahkan mencapai golongan tertinggi 4e. Kalau begitu naik pangkat bukanlah sesuatu yang teramat sulit dicapai bukan?
Pahami Peraturan
Sejalan dengan dicanangkannya Gerakan Literasi Sekolah, guru juga harus mau melakukan kegiatan literasi dengan banyak-banyak membaca dan memahami peraturan yang ada, bila perlu isi peraturan yang ambigu dan tidak jelas didiskusikan. Kepala sekolah, pengawas, maupun dinas dan lembaga terkait seperti LPMP bisa dijadikan nara sumber untuk menjelaskan dan memahamkan para guru agar lebih mengetahui dan mudah mengimplementasikannya dalam kegiatan yang nyata. Bisa jadi banyaknya guru tersendat kenaikan pangkatnya karena kita memang tidak paham apa yang harus dilakukan dan disiapkan. Hal ini terkait karena kurangnya informasi yang dapat diakses lebihlebih bila kita tidak begitu internet-literate. Budaya mendengar dan diperintah inilah yang menjadikan kita tidak mau berselancar mencari berita- berita baru yang marak dan berhubungan dengan dunia pendidikan dan nasib guru. Akibatnya saatnya kita akan naik pangkat kita terkendala dengan berbagai kekurangan secara administratif berkas kelengkapan pengajuan angka kredit kita. Imbasnya kita pun menjadi malas, bersikap apatis, dan menyerah. Mundur lagi mundur lagi. Hingga akhirnya lupa.
Obah Tambah, Geliat Berlipat
Obah ini adalah gerak, kalau kita mau bergerak yang berarti mau berusaha mau melakukan aktivitas yang bernilai profesional akan bertambahlah kesejahteraan kita. Ibaratnya setelah kita pahami peraturan kita berusaha melakukan seperti apa yang digariskan dalam peraturan tadi. Pertama pasti angka kredit akan terpenuhi. Seperti kita ketahui bahwa selain pengembangan diri juga ada publikasi ilmiah yang meliputi penulisan karya ilmiah maupun karya inovasi. Penulisan karya ilmiah termasuk di antaranya adalah penulisan buku. Bila buku kita naik cetak mendapat nomor ISBN sudah bisa diajukan untuk angka kredit kenaikan pangkat, selain itu bila buku kita laku di pasaran belum lagi bila kita diundang menjadi nara sumber sehubungan dengan isi buku maupun kiat menulis buku maka tentu geliatnya akan membuat kesejahteraan berlipat-lipat. Selain buku kita juga bisa membuat karya inovasi, mungkin berupa game edukasi, mungkin berupa pembelajaran mata pelajaran tertentu berbasis android, maupun multimedia, bisa kita ajukan untuk angka kredit selain itu karya kita bisa kita pasarkan bisa melalui google play store atau penyedia layanan yang lain, maka geliat dolar maupun akan bergemerincing sebagai efeknya. Bahkan sebagai penggagas sebuah inovasi kita akan diundang menjadi mentor yang akan melatih guru-guru lain melakukan inovasi yang kita buat. Selain berbagi ilmu nama kita juga memiliki brand ujungnya duit juga akan berada dalam genggaman kita.
Administrasi
Kata administrasi mungkin sering melelahkan kita karena administrasi berhubungan dengan tulis dan tilas. Ada yang ditulis dan ada buktinya. Sering kita abai dengan hal ini kita nyata-nyata melakukan sesuatu kegiatan namun apabila tidak ada bukti yang mendukung tentu tidak akan valid. Jangan sepelekan meski hanya selembar kertas. Mulailah dari sekarang menyortir segala kegiatan yang kita ikuti dan lakukan dilengkapi dengan syaratsyarat administratif yang diminta. Ketika kebetulan kita dikirim untuk mengikuti sesuatu diklat segera administrasikan surat tugas, sertifikat, maupun laporan kegiatan. Masukkan kelengkapan ini dalam map bila perlu diberi label sehingga memudahkan apabila suatu saat kita memerlukannya. Apabila satu dari kelengkapan administrasi tadi tidak ada maka angka kredit kita tidak akan dihitung meskipun kita sudah mencantumkan sertifikat yang kita dapat.
Alarm me
Buatlah pengingat diri kapan kita akan naik pangkat. Tulis dan catat apa-apa saja yang kita perlukan untuk kenaikan pangkat berikutnya. Apakah pengembangan diri, berapa jumlahnya, apakah publikasi ilmiah berapa yang sudah kita miliki berapa kurangnya. Dengan diberlakukannya pengisian SKP tahunan itu juga sebagai salah satu alarm untuk mengukur jumlah angka kredit yang bisa kita capai tiap tahunnya. Hingga pada saatnya sudah mencukupi maka kita sudah siap untuk mengajukan angka kredit untuk kenaikan pangkat.
Kumpul guru, kumpul pakar
Janganlah bersikap eksklusif, mari bersikap luwes, lakukan silaturahmi dalam forum-forum yang melibatkan unsur guru. Milikilah motto setiap bertemu orang akan bernilai ibadah dan menambah ilmu. Dari satu orang yang kita kenal dalam sebuah komunitas akan meluaskan jejaring kita apalagi komunitas ini adalah komunitas berburu ilmu berburu pelatihan baik tatap muka maupun dalam jaringan. IGI sebagai salah satu organisasi yang menaungi guru begitu komitmen untuk meningkatkan profesionalisme guru yang dapat diikuti oleh siapapun yang hendak meningkatkan diri. Dengan sekali klik di sebuah medsos semisal facebook kita dapat terhubung dengan sebuah komunitas pelatihan, yang seperti letupan memancar banyak pelatihan karena semua saling berbagi untuk maju bersama melalui pelatihan meski hanya dalam jaringan. Begitupun dengan PGRI yang dapat menggerakkan ratusan guru untuk bersama-sama mengikuti pelatihan secara tatap muka. Mari kita ikuti seminar kalau dulu kita hanya sebagai peserta suatu saat marilah kita ikut andil sebagai pembicara dalam sesi paralel. Kita berbagi pengalaman yang kita tulis. Pengalaman yang kita tulis bisa saja menjadi inspirasi bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama atau mengembangkannya.
Gagal? Coba lagi
Saatnya siap mengajukan kenaikan pangkat dicoba saja. Andaikata gagal, kita ulang lagi toh kita bisa menanyakan kekurangannya apa sehingga kita gagal bila ada waktu untuk memperbaiki dan menyusulkan kenapa tidak.
Hidup sejahtera dan bermartabat hak setiap orang
Setiap orang berhak untuk hidup bahagia dan sejahtera dengan jalan yang ditempuhnya sendirisendiri. Sebagai pegawai negeri kesejahteraan kita salah satunya diukur dari penghasilan yang kita terima semakin tinggi golongan ruang dan masa kerja kita semakin menambah kesejahteraan kita. Semoga.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Iya pak semangaaats
"sulitnya guru masa kini naik pangkat", ini juga yang seringkali terucap dari lisan saya sendiri. namun setelah membaca tulisan anda, saya mendapat motivasi baru ingin move on dari zona nyaman menuju zona tantangan. terima kasih
sangat mencerahkan