BANK SAMPAH PLASTIK SOLUSI KREATIF MASYARAKAT PRODUKTIF
Sekolah pada dasarnya sebagai sarana guna melaksanakan pendidikan memang diharapkan dapat menjadikan masyarakat lebih maju, berilmu, dan berkarakter. Di sekolah, nilai kehidupan masyarakat dan juga pribadi, peluang pengembangan diri serta peningkatan produktivitas dapat di gali dan kemudian dikembangkan. Sekolah adalah tempat terbentuknya karakter masyarakat yang lebih kritis dan juga memiliki keterampilan untuk jauh lebih berkembang.
Di era globalisasi sekarang ini, berbagai hal didapatkan lebih mudah. Pola pikir manusiapun sudah terbiasa dengan mendapatkan sesuatu sebisa mungkin dengan mudah. Kehidupan masyarakat mulai dimanjakan dengan berbagai hal yang instan. Setiap usaha pasti ada hasil, setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Dan segala aktivitas kita berpijak didunia akan berpengaruh terhadap masa depan bumi yang kita tempati ini memiliki resiko lestari atau rusak, sudah mulai tidak lagi menjadi pemikiran banyak orang.
Di era kegiatan industri yang semakin berkembang hampir semua barang dikemas dengan plastik. Keuntungan penggunaan plastik memang lebih praktis, murah dan awet. Hampir semua jajan di sekolahpun dikemas dalam plastik dari makanan hingga minuman. Hal ini berakibat sampah plastik semakin menumpuk, dan berdampak sangat berbahaya untuk kelestarian alam di masa yang akan datang. Kita tahu, bahwa plastik sangat sulit terurai bahkan membutuhkan waktu yang lama. Inilah yang menjadi perhatian penulis mulai dalam lingkup sekolah.
Dari beberapa dampak negatif dari sampah plastik yang disampaikan diatas, mari kita pahami bahwa sampah plastik pun bisa berdampak positif untuk masyarakat ketika kita mampu memanfaatkannya secara tepat bahkan mampu menghasilkan finansial yang menjanjikan untuk kita. Salah satu program yang sudah mulai diterapkan disekolah saya adalah mengadakan kegiatan “Bank sampah” . Setiap hari sabtu semua warga sekolah (kepala sekolah, guru, siswa, penjaga sekolah) membawa botol plastik berbagai merk untuk dikumpulkan disekolah. Pembiasaan kegiatan ini dilakukan satu minggu sekali.
Sehingga dengan hal tersebut sedikit mengurangi jumlah sampah plastik di rumah masing-masing. Botol plastik tersebut kemudian dikelola oleh salah satu petugas yang sudah diberikan tanggung jawab untuk kemudian dijual pada masyarakat pemasok botol bekas untuk didaur ulang. Dari program tersebut sekolah mendapat pemasukan dari hasil penjualan botol plastik yang dikumpulkan dalam bank sampah. Realisasi dari hasil penjualan botol tersebut kemudian digunakan untuk mengadakan kegiatan belajar ke sumber misalnya mengunjungi museum RA Kartini, mengunjungi kampung remitan (gerabah) yaitu kampung industri kerajinan tangan di jepara.
Dari pemanfaatan barang bekas (botol plastik) tersebut memberikan wawasan kita untuk menjadi masyarakat yang kreatif dan inovatif , dengan harapan semua warga sekolah dapat ikut serta mengurangi meningkatnya sampah plastik (botol) di lingkungan sekolah dan juga bijak memanfaatkan sampah plastik yang ada. Sehingga sangat baik untuk menerapkan kegiatan tersebut menjadi budaya untuk membentuk karakter warga sekolah terutama peserta didik. Penekanan kegiatan yang dimaksud adalah bank sampah plastik merupakan salah satu solusi penanganan sampah di lingkungan sekolah. Harapannya bank sampah dapat dilaksanakan di sekolah maupun dirumah. Kegiatan tersebut sangat berdampak positif bagi masyarakat yang mau menjalankannya karena dapat menambah pedapatan ekonomi masyarakat. Selain itu juga mengurangi bertumpuknya sampah plastik di lingkungan sekitar.
Karena pembelajaran dilaksanakan secara daring, maka kegiatan yang dilaksanakan di sekolah terbatas jika peserta didik hadir di sekolah karena keperluan tertentu misalnya ketika pengambilan tugas. Namun tidak menghalangi berjalannya kegiatan tersebut, wali kelas selalu memantau lewat WA grup kelas, baik dalam memberikan tugas maupun kegiatan bank sampah plastik tetap dikumpulkan kesekolah satu minggu sekali. Dukungan pihak orang tua juga sangat dibutuhkan dalam kegiatan ini.
Pelaksanaan kegiatan bank sampah dilingkungan sekolah pada awalnya memang susah. Banyak peserta didik tidak mengumpulkan botol bekas kesekolah. Namun dengan kerjasama kepala sekolah, guru dan walimurid yang telah memahami manfaat kegiatan tersebut, sehingga kegiatan bank sampah dapat berjalan lancar . Pemandangan lingkungan menjadi bersih dan indah tanpa adanya botol plastik yang berserakan di sekolah.
Kegiatan bank sampah merupakan kerjasama dengan berbagai pihak, membangun kesadaran peserta didik, wali murid serta masyarakat. Kesadaran masyarakat memanfaatkan sampah plastik menjadi gerakan dari bawah yang sangat efektif dalam mengatasi persoalan sampah ini. Sehingga tercipta budaya peserta didik menunjang lingkungan sekolah yang sehat dan minim sampah plastik. Dan budaya wali murid akan berpengaruh pada jumlah sampah di lingkungan masyarakat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sungguh kreatif. dalam pembebahan sampah plastik. sukses selalu bunda Ambar. salam skss