KEHILANGAN UANG DI KELAS
Teeeet teeeeet. Bel tanda masuk pelajaran berikutnya berbunyi dengan kencang. Sayapun bergegas dengan langkah pasti keluar Ruang Guru menuju kelas XI Keagamaan Ruang 1 (XIK1). Tiba-tiba pak Iwan, teman sejawat saya dan Wali Kelas XK1, memanggil: “Pak Aliv sini dulu.” Sayapun menghentikan langkah saya dengan segera menuju ke Pak Iwan: “Ya pak Iwan, ada apa?” “Pak Aliv, tolong ya, tadi siswi saya ada yang kehilangan uang Rp 300.000,- tolong bantu telusuri, saya sedang ada yang harus diselesaikan. Sayapun langsung mengiyakan, dan segera menuju kelas XIK1.
Sambil menyusuri ruang kelas, benak saya bergelayut pikiran, kok baru masuk belajar sudah ada yang kehilangan uang. Uangnya cukup banyak lagi. Jurusannya ini yang juga bikin saya tambah resah, Jurusan Keagamaan. Masa sich anak agama seperti ini. Ah.. mungkin hanya lupa, atau tertinggal, atau tercecer.
Tak terasa langkah saya sudah di depan pintu XIK1, segera saya masuk kelas, dan langsung membuka pertemuan dengan mengucapkan salam: Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. “Wa’alaikumus salam warahmatullahi wabarakatuh”, jawab para siswa bergemuruh.
“Selamat pagi!”
“Pagi bapak” jawab mereka.
“Sehat semua!”
“Alhamdulillah sehat.” Jawab mereka lagi.
“Ayo silakan berikan senyum terindah buat teman sebangku kalian.” “Dan bersalaman teman sebangkunya, depan dan belakang bangkunya.” Murid-murid pun langsung bersalaman dengan riang.
“O ya, tadi Pak Iwan, bilang ke saya, bahwa ada siswi yang kehilangan uang ya.” Saya mencoba memulai. “Ya Bapak, Aniffah yang kehilangan uang.” Jawab para siswa
“Berapa uangmu yang hilang, Nif”
“Tiga ratus ribu Bapak.”
“Di mana hilangnya”
“Di depan pintu kelas Pak.”
“Kapan”
“Tadi Bapak, waktu saya titip mau bayar uang komite kepada Khilda.” Jawab Aniffah.
“Tapi Pak, tadi bukunya tipis, tidak terasa ada uangnya.” Khilda langsung menyela.
“Lho, uangnya tidak diperlihatkan”
“Tidak Pak.” Jawab Khilda.
Anif hanya terdiam.
Saya pun sudah mulai memahami duduk permasalahannya. “Anif, Khilda, seharusnya saat penyerahan, uang harus diperlihatkan dengan jelas.” Ya Bapak jawab mereka. “Nah kamu Anif, sebaiknya uang Komite kamu bayar sendiri, tidak dititipkan.” “Kamu belajar bertanggung jawab sendiri membayarnya ya...”
Lalu kemana uang tiga ratus ribu tadi? Saya mencoba menyampaikan bahwa uangnya bisa saja tertinggal di rumah Anif, atau tercecer di jalan, atau bisa saja ada yang mengambilnya. “Semoga tertinggal di rumah ya Nif.” “Tidak Pak, saya bawa kok uangnya” kata Anif. Mata saya pun langsung mengarah ke pintu. Tak ada satu jejakpun kalau di situ ada uang tercecer.
Akhirnya kucoba menghibur Anif, “Mungkin kamu lupa meletakkannya, atau tertinggal di rumah.” “Karena bisa saja menurut perasaanmu, uang itu kamu bawa, padahal sesungguhnya tertinggal.” Kata saya lagi.
“Atau... kalau ada yang menemukannya, atau barangkali tidak sengaja membawanya, mohon serahkan ke saya.” “Kasus ini kita tutup, kita maafkan pelakunya.”
Baru beberapa langkah kaki saya meninggalkan mushalla madrasah, Anif dan Khilda lagsung berteriak memanggil nama saya. “Pak Aliv.. Pak Aliv...” “Uangnya sudah ketemu Pak, berserakan di bawah pohon di depan kelas.” Kata mereka berdua. “Padahal tadi sudah dicari tidak ada Pak.” Kata mereka penasaran. “Sudahlah, kamu bersyukur uangmu sudah ketemu, dan tidak usah mencari siapa yang mengambilnya.” “Karena yang terpenting, uangmu kembali, dan yang mengambilnya sudah menyadari kekeliruannya, ok.” Kata saya. Merekapun mengucapkan terima kasih, dan langsung menuju kelas.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Alhamdulillah sudah ketemu.