alhida nur azizah

Santri sederhana dan mengajar di Sekolah Dasar Nahdlatul Ulama daerah perbatasan Jember...

Selengkapnya
Navigasi Web
Perjuangan Seorang Ibu

Perjuangan Seorang Ibu

Judul : Perjuangan Seorang Ibu

Setiap orang pasti mempunyai idola, ada yang mengidolakan k-pop, pemain sepak bola, aktor drama dan lainnya. Jika ada yang bertanya siapa idolaku, maka aku akan dengan bangga dan lantang menjawab ibuku, ibuku idolaku. Pada saat itu aku di olok-olok oleh teman-teman karena aku mengidolakan ibuku. Memang ibuku bukan seorang bintang yang gemerlap. Ibuku hanya seorang wanita biasa yang berumah tangga. Tapi aku sangat mengidolakan ibuku karena kata-kata dan nasihat-nasihat bijak yang selalu dikatakan pada anak-anaknya. Seperti yang aku bilang ibuku hanya seorang wanita biasa dimata semua orang tapi tidak bagiku, tanpa ibuku aku tidak bisa bangun pagi, dan tanpa ibuku duniaku akan terasa pahit sekali.

Suatu hari di surga, ada seorang bayi yang akan dilahirkan didunia, namun dia merasa amat bimbang dan memulai bertanya kepada Tuhan. "Tuhan, para malaikat di sini mengatakan bahwa sebentar lagi aku akan dilahirkan di dunia. Tetapi, Bagaimana caranya aku hidup disana? Aku begitu kecil dan lemah. " tanya si bayi. Tuhan pun menjawab, "dari sekian banyak malaikatku, telah kupilihkan satu untukmu. Dia akan merawat dan menjagamu". Si bayi bertanya lagi, "siapa malaikat itu?". Tuhan kembali menjawab "sudah-sudah nanti kamu juga tau sendiri". Si bayi pun mengangguk dengan perasaan campur aduk antara senang atau sedih karna tidak bertemu dengan Tuhan.

Beberapa waktu kemudian si bayi lahir didunia dan bernama Azzale Lalisa Dirgasua yang biasa orang memanggilnya Lea. Nama ibu Lea adalah Azzalia Monalisa Dirgasua biasa dipanggil ibu Lia. Nama ayah Lea adalah Zergan Biolandra Dirgantara dipanggil bapak Zergan. Lea anak perempuan pertama dalam keluarga Dirga, dirgasua adalah marga untuk putri dan dirgantara adalah marga untuk putra. Lea terlahir tidak mempunyai ayah, ayah Lea meninggal karena kecelakaan saat hendak menjemput istri kesayangan dan anak pertamanya, ayah Lea dimakamkan di sebelah makam ibunya.

Ibu berbisik kepada Lea sambil mengelus-elus kepala Lea dan menangis "anakku Lea, kamu harus kuat ya nak. Ayahmu sudah di surga menyusul nenekmu, tenang saja ibu yang akan menggantikan posisi ayahmu. " lalu ibu Lea memeluk Lea dengan erat sambil menangis sesegukan.

Beberapa tahun kemudian Lea sudah berumur 16 tahun, hari ini hari ulang tahun Lea, ibu Lia berencana untuk memberi suprise untuk anaknya Lea, ibu menyiapkan masakan kesukaan Lea yaitu nasi goreng. Setelah ibu memasak nasi goreng ibu membangun kan Lea "tok tok tok. Lea anakku bangun nak sudah pagi". "Iya bu" jawab Lea. Ibu menunggu Lea keluar kamar "happy birthday anakku aku,aku punya suprise di dapur untuk anakku tercinta, tutup mata dulu dong. Lea pun menutup matanya dan berjalan pelan menuju dapur.

Sesampainya di dapur, Lea membuka matanya. "Tara. Ini kejutannya maaf ya nak tidak semewah teman-teman kamu yang lain. Ibu hanya bisa memasak makanan kesukaanmu saja" kata ibu. "Iya bu, tidak apa-apa aku sudah diucapkan sama dimasakin makan kesukaan saja sudah cukup bagiku. Terima kasih ibu". "Terima kasih kembali sayang, kamu sangat perhatian sekali dengan perekonomian kita". "Iya bu. bu ayah kemana sih kok tidak pulang-pulang sampai aku besar?". Tiba-tiba suasana jadi hening. "Bu? Ibu kenapa kok menangis? Ayah kemana bu?". "o-oh ayah kamu merantau jauh sekali nanti pasti pulang kok tenang, udah ayuk makan kenapa kok tiba-tiba bahas itu sih". Jawab ibu sambil terbata. "Oh i-iya bu". Dalam hati Lea berfikir kenapa gelagap ibu mencurigakan sekali.

Setelah makan selesai seperti biasa ibu berpamitan untuk mencari rongsokan. Semenjak ayah meninggal ibu terpaksa bekerja sebagai pencari rongsokan. Karena tidak ada lagi yang bisa diandalkan. Kemudian ibu berpamitan dengan Lea. "ibu pamit dulu ya, mau mencari rongsokan, doakan semoga dapet banyak barangnya". "Amin bu, hati-hati ya bu". "Iya assalamu'alaikum". "Waalaikumsalam" dan ibu pun berangkat. "Em kenapa ya kok perasaan aku tidak enak sejak ibu berangkat. Semoga ibu baik-baik saja". Gumam Lea

Pada malam hari Lea panik karena ibunya belum pulang-pulang juga "aduh, ibu kemana ya jam segini belum pulang, jadi khawatir". Tak lama kemudian telpon berbunyi "halo, dengan anak bu Lia?" Kata seseorang yang tidak Lea kenal. "Iya pak, ada apa ya pak?". "Kami dari pihak rumah sakit mengabarkan bahwa ibumu masuk rumah sakit karena kecelakaan tabrak lari" sahut seseorang itu. Lea terkejut dan berkata "i-iya pak, dirumah sakit mana". "Di RS Prenjon". "Baik Pak saya akan segera kesana".

Setelah Lea sampai disana, Lea langsung menuju loket pendaftaran, "sus, apa ada orang namanya Azzalia Monalisa Dirgasua yang kecelakaan tabrak lari?". "Sebentar saya cek dulu, ibu Azzalia Monalisa Dirgasua ada. Beliau sekarang sedang ditangani oleh dokter di UGD". "Oh iya sus terimakasih". Setelah menunggu beberapa menit dokter pun keluar dari UGD dan berkata "ada keluarga ibu Azzalia?". "Saya putrinya dok". "Baiklah, sebelum itu saya minta maaf sebesar-besarnya karena saya tidak bisa menyembuhkan ibumu. Beliau meninggal 5 menit yang lalu. dan sebelum beliau meninggal, beliau menitipkan surat untukmu. Silahkan". Jelas dokter. "B-baik dok terimakasih saya keluar sebentar, untuk menelpon keluarga" di saat keadaan seperti itu tiba-tiba hujan yang sangat lebat, setelah Lea menelpon keluarganya satu persatu dan keluarganya pun datang. Lea membaca surat dari ibunya yang berisi :

'Anakku Lea, jaga diri baik-baik ya nak.Maaf ibu tidak bisa menjagamu lagi, kamu nanti akan tinggal bersama tantemu. Semoga kamu bahagia ya tanpa ibu sayang Lea'

Lea pun menagis tersedu-sedu. Satu persatu keluarganya mulai berdatangan dan masuk melihat ibu Lea untuk terakhir kalinya. Hanya Lea yang tidak ingin masuk, di luar sedang hujan lebat diiringi sambaran petir yang keras sekali. Lea pun berlari ke hujan dan berkata "ibu, Lea sayang ibu. Lea tak ingin ibu pergi. Nanti siapa yang peluk Lea ketika ada petir, tapi sekarang Lea sudah tidak takut petir bu. Lihat bu Anak perempuanmu ini sudah besar sudah tidak takut petir lagi, jangan pergi ya bu. Meskipun Lea sudah besar tapi Lea masih butuh pelukan hangat dari ibu, Lea sayang ibu. "

Lea pun langsung pulang tanpa berpamitan dengan keluarganya. Besoknya Lea dan keluarganya mengantar ibu Lea ke peristirahatan terakhirnya. Lea menangis lagi karena masih tidak percaya dan menganggap ini cuma mimpi. Yang membuat lea percaya akan hal itu adalah saat Lea menyentuh batu nisan ibunya dan bertulis

AZZALIA MONALISA DIRGASUA

LAHIR: 22 NOVEMBER 1992

WAFAT:9 JULY 2022

TAMAT

Profil penulis

Hai, namaku Makhayla Shanum Azzahra , kalian bisa panggil aku Kayla/kekey. Aku kelas 4 dan bekolah di SD NU Kraton Kencong. Aku tinggal di Jember, Jawa Timur. Aku lahir di Jember, tanggal 24 Juni 2012. Kamu bisa menghubungiku melalui wa. 082231256525 atau melalui email [email protected]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post