Alfiah Nurul Aini

Alfiah Nurul Aini, nama yang diberikan oleh orang tuaku. Kelahiran Blitar, 19 Mei 1971. Nama yang memiliki makna seribu cahaya mata. amin. mudah-mudahan d...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bacaan Panjang dalam Soal-soalmu

Bacaan Panjang dalam Soal-soalmu

Bikin ngantuk. Ini soal atau baca koran? Itulah kalimat yang selalu keluar dari mulut anak-anak saat membaca soal bahasa Indonesia. Terutama pilihan ganda. Setiap butir diawali dengan pernyataan/teks yang sangat panjang. Kondisi ini tidak hanya terjadi pada siswa kelas 12 yang sedang menghadapi ujian. Namun juga pada anak-anak kelas 10 maupun kelas 11. Memang mengherankan.

Pernah terjadi di sekolah saat mengerjakan soal bahasa Indonesia, siswa hanya mampu mengerjakan sebanyak sepuluh . Selanjutnya mereka tidur pulas. Pengawas ruang dengan sabar menunggu. Sepuluh menit, duapuluh menit, dia masih tidur. Tak sabar sang pengawas ruangan akhirnya membangunkan anak tersebut. Usut punya usut, saat ditanya, bagaimana dia bisa tidur padahal sedang mengerjakan soal ujian. Dengan santai dia menjawab, “Waduh bu, ngantuk sekali melihat bacaan yang sangat panjang”.

Kalau dicermati dari kasus tersebut, kita dapat menarik benang merahnya. Semua berakar dari permasalahan minat baca siswa yang rendah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian internasional. Programme for International Student Assesment (PISA) tahun 2015 tentang kemampuan membaca siswa bahwa kemampuan membaca di Indonesia menduduki urutan ke-69 dari 76 negara yang disurvei. Hasil itu lebih rendah dari Vietnam yang menduduki urutan ke-12 dari total negara yang disurvei. Harus sedih ataukah malu dengan hasil penelitian ini?

Ada sebuah bukti sederhana yang menunjukkan minat baca yang rendah di sekolah. Hari itu semua siswa mendapat undangan yang sama. Semua telah memegang undangan di tangan masing-masing. Namun mereka tidak mau membukanya. Malah si anak bertanya pada teman sebangku” Eh..itu undangan isinya apa? Mengapa tidak membaca sendiri, tapi malah bertanya pada temannya? Ini menunjukkan anak-anak lebih suka bertanya atau diberi cerita dibandingkan membaca. Apakah hal ini juga terjadi pada anak didik di sekolah lain? Mengenaskan.

Kembali pada soal bahasa Indonesia. Salah satu kejadian pernah dialami oleh seorang siswa berkaitan dengan teknis mengerjakan. Hal itu terjadi saat mengerjakan soal Ujian Nasional (UN). Ketika saya tanya “Bagaimana UN hari ini?” Dia menjawab tidak dapat menyelesaikan semua dengan tepat waktu. Saya sempat kaget. Dua jam tidak dapat menyelesaikan 50 soal?

Mengherankan. Ternyata jawaban yang diberikan anak tersebut menambah keheranan saya. Pertama, bacaan dalam soal sangat panjang. Bahkan ada satu halaman bacaan hanya untuk menjawab satu soal. Akhirnya tidak terselesaikan semua soal. Waktu habis untuk membaca bacaan saja.

Kedua, teknis mengerjakan soal bahasa Indonesia dengan cepat belum dia kuasai. Kebanyakan mereka langsung membaca bacaannya bukan membaca perintahnya . Idealnya dalam mengerjakan soal, siswa langsung membaca perintahnya. Garis bawahi apa yang harus dicari dari bacaan. Lanjutkan dengan membaca bacaan. Itulah langkah yang benar dalam mengerjakan soal.

Ketiga, mereka malas untuk membaca. Anak-anak sekarang lebih senang menonton TVdan bermain HP daripada membaca. Meskipun pekerjaan ini dilakukan berjam-jam, mereka tidak merasa bosan.

Saya yakin, kondisi tidak hanya terjadi di sekolah saya. Adakah yang dapat memberikan solusinya?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post