Alfauzan, S.Ag, MM

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tiga Syarat Seseorang Dikatakan Hidup (bagian ke dua)

Tiga Syarat Seseorang Dikatakan Hidup (bagian ke dua)

untuk yang point kedua yaitu :

2. Persoalan Ekonomi dan terus melakukan inovasi

Dalam Qur'an yang agung mungkin semua orang sudah hafal ayat sebagai berikut ::

faiza farqta fanshab

wa ilaa rabbika farqab

artinya

"apabila selesai suatu pekerjaan/projek/bisnis/ usaha maka cari lagi usaha yang lain"

fansab itu berarti, sebuah perumpamaan dua gelas yang kosong

1. gelas pertama kosong awalnya ada air yg penuh lalu diminum maka gelas menjadi kosong

2. lalu gelas kedua benar2 kosong karena memang tidak ada di isi air

maka antara gelas kosong yg pertama yg airnya telah diminum tidaklah sama dengan gelas kosong kedua yg memang dari awal telah kosong

"Kita manusia ketika kosong atau habis pekerjaan lalu harus di isi lagi/ kerja lagi cari lagi tambahan penghasilan sehingga tetap berproduksi kemudian habis lalu di isi kembali dan seterusnya sampai batas yang tidak ditentukan".

maknanya :

Seseorang manusia telah dianugerahkan oleh Allah Swt. berupa konsep hebat dalam Qur'an yang agung berupa teori ilmiah yang ada di dalamnya, lalu sebagai seorang khalifah kita manusia adalah yang ditaqdirkan mengelola dan mengolah bumi beserta isinya demi kemaslahatan dan keberlangsungan kehidupan sepanjang hayat masih dikandung badan, untuk kita dan generasi berikutnya.

Ketahuilah konsep ayat di atas selaras dengan maksud ayat berikut ini tentang bagaimana seorang manusia untuk terus beraktifitas yang artinya sebagai berikut :

"hendaklah kamu merasa khawatir meninggalkan generasi yang lemah"

( lemah iman, lemah ekonomi, lemah ilmu, lemah pysik, lemah kemauan untuk maju dan berkembang dan lemah-lemah yang lainnya).

Dalam pengertian yang pebih jauh, ketika kemudian seorang manusia siapapun dia manakala telah selesai dalam suatu pekerjaan maka diperintahkan untuk mencari lagi tambahan pekerjaan agar terus menghasilkan dan terisi terus kekosongan waktu sebagai bagian dari cara menjamin ketersedian kebutuhannya.

Dalam teori ekonomi telah disebutkan Jika produktifitas meningkat maka dipastikan ketersedian dan ketahanan kehidupan pasti terpenuhi dan tercapai, sehingga persoalan dasar kehidupan tentang pemenuhan kebutuhan ekonomi bisa stabil atau servive.

Ketika telah "servive (berlebih) tentu akan mengantarkan seseorang menjadi seorang yang percaya diri dan kuat secara mental dan psikis, sehingga akan memberikan dorongan untuk terus melakukan akselerasi terhadap bangkit dan berkembangnya ekonomi umat,ketika ekonomi kuat dan mapan maka persoalan ibadah tentu akan semakin lebih baik dan bergairah.

Kita mengetahui bahwa persoalan mendasar dalam sebuah keluarga adalah ketika telah terpenuhi kebutuhan dasarnya, ketika telah penuh pasti bisa berbagi dengan yang lain tanpa mengurangi kebutuhannya, karena sesungguhnya Islam menganjurkan kepada kita untuk jangan lupa berbagi manakala telah mencapai standar atau nisabnya.

Maka ketika seseorang telah mampu berfikir sesuai konsep Qur'an yang agung ini pastilah kehidupan terasa indah dan nikmat baginya, karena dia akan hadir menjadi pribadi yang mumpuni secara ekonomi yang pada gilirannya dia menjelma menjadi manusia yg dapat diandalkan oleh siapapun, kedatangannya akan ditunggu, keberadaannya selalu diharapkan.

Jika antara ilmu dan inovasi terhadap ekonominya telah mapan inshaallah itulah kehidupan yang memancarkan rahmat bagi segenap umat, akan membawa berkah bagi alam sekitarnya, apakah hewan tumbuh-tumbuhan dan, makhlukyang lainnya.

lalu ayat berikutnya

wa ila rabbika farqab

artinya

"dan kepada tuhanmulah berserah diri"

Ketika selesai berusaha mendapatkan hasil tentu kita wajib bersyukur kepadaNya, karena pada dasarnya semua adalah milik Allah, kita milik Allah, rezeki yang kita dapat semua milik Allah, tenaga Allah, yang menberikan penglihatan Allah, yang memberi izin pendengaran Allah, dan semuanya adalah milik Allah Swt.

Maka tatkala semua telah ditunaikan, usaha telah dilaksanakan hasil telah di raih jangan lupa bersyukur dan memberikan hak-hak orang lain yang berhak memerima bagian dari yang telah kita dapatkan.

Ketahuilah tidak semua yang kita dapat adalah milik kita, tidak semua yang kita punya menjadi hak kita, ada bagian tertentu yang telah Islam ajarkan dengan cara berbagi sesuai ketentuan yang telah dijelaskan.

Kita harus paham bahwa berbagi itu di samping membersihkan dan mensucikan harta serta diri kita, sesungguhnya berbagi itu indah dan menyehatkan, menyehatkan jiwa, menyehatkan kondisi umat, menyehatkan tatanan kehidupan yang akhirnya menghadirkan kedamaian dan kemaslahatan bagi semua.

Menyehatkan ekonomi, menyehatka jiwa, menyehaatkan hati dan menghidupkan rasa, sertamenghadirkan damai di hati pastilah cara Allah untuk mendisik umatnya menjadi makhluk sosial yang akan menyimbang kedamaian bagai alam semesta ini Allahu akbar

bersambung.......

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantul pak pala....

24 Nov
Balas

teriam kasih b bend

24 Nov



search

New Post