Mengarifi Hidup
Kita sudah sering mendengar kajian, tausiyah, ceramah dari guru-guru kita, bahwah Al-qur’an adalah panduan kehidupan bagi manusia. Karena itu, tidak ada satu pun sisi kehidupan kecuali Al-qur’an telah memberikan panduan secara lengkap, dari hal yang terkecil hingga yang terbesar. Manusia tinggal mengikuti panduan itu, pasti meraih kesuksesan dan kebahagiaan hidup yang hakiki di dunia dan di akhirat.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa membaca Al-qur’an dan menghafalnya, lalu menghalalkan apa yang dihalalkannya dan mengharamkan apa yang diharamkannya maka Allah SWT akan memasukkannya ke dalam surga dan Allah menjaminnya untuk memberi syafaat kepada sepuluh orang keluarganya yang kesemuanya telah diwajibkan masuk neraka.” (HR Ahmad dan Tirmidzi)
Jika intensitas pikiran kita hanya berkisar pada soal-soal keduniaan, soal-soal kebutuhan jasmani saja, bagaimana bisa makan, bahkan makan enak, tertuju hanya soal minum, berputar-putar hanya soal bagaimana bisa berpakaian yang bagus, berkeluarga dan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, serta sangat bersemangat meraihnya, sehingga melalaikan kewajiban beragama, itu artinya kita tak lebih dari seorang buruh dalam soal-soal keduniaan, namun pengangguran dalam soal-soal ke akhiratan. Dan itu artinya kita tak lebih baik dan mulia dari makhluk Allah lainya. Kita hanya meletihkan badan kita saja dan menyuguhkannya pada belatung dan serangga-serangga bumi. Alangkah tertipu dan ruginya kita.
Seorang mukmin yang arif sekaligus cerdas, akan memiliki niat yang lurus, tulus ikhlas dalam segala tindakannya. Ia tidak bekerja di dunia untuk dunia, akan tetapi membangun di dunia untuk akhiratnya. Dia orang yang arif dan bijak, bukan hanya bijaksana, tapi juga bjaksini, klau untuk dunia ia hanya mengambil seperlunya saja, tidak lebih, apa lagi sampai pula mengorbankan akhiratnya. Tidak.
Ia bangun berbagai pasilitas untuk kepentingan orang banyak, semisal masjid, sekolah jembatan, rumah singgah, panti asuhan, panti jompo, ia lakukan semua itu bukan dengan maksud mendapatkan keuntungan dunia yang sesaat, tidak. tetapi semata-mata untuk kehidupan akhiratnya yang nyaman. Kalau soal itu, ia yakin Allah akan memberikan tawar atas keletihannya, mengobati kelelahannya dan mengganti banguan yang jauh lebih indah dari apa yang telah ia bangun saat di dunia. Pendeknya ia membangun itu semuanya bukan berdasar atas nafsunya sendiri. Tapi benar-benar ikhlas diperuntukan untuk kepentingan umat, kepentingan orang banyak. Sungguh.
Dan begitupun orang yang selalu membangun jiwanya dengan berzikir mengingat Allah dengan lisan, hati dan perbuatannya, tidak akan pernah hidup dengan sia-sia, ia akan selalu hidup, berpindah dari satu kehidupan ke kehidupan yang lain. Hingga tidak ada kematian baginya selain hanya sejenak saja. Sebab kalau zikir sudah menancap di dalam hati, maka zdikir hamba pada Allah akan berlansung terus tanpa terputus, meski ia tak berzikir dengan lisannya, dan ketika seorang hamba terus menerus berdzikir, maka ia tak keberatan dengan segala apa yang ditakdirkan untuknya. Sebab begini, jika kita menolak ketentuan-Nya, suka atau tidak suka disadari atau tidak, semua akan semakin membuat kita terjepit, misalnya jika kita tak setuju dengan musim panas yang Allah datangkan, maka panas itu akan membakar kita, paling tidak hati kita yang terbakar, karena menolak ketentuan-Nya, begitupun jika kita tidak setuju dengan datangnya musim dingin, maka dingin itu akan membekukan kita, paling tidak hati kita menjadi dingin. Tapi jika kita ikhlas menerima keduanya maka, ia akan melenyapkan sakit dan derita yang diakibatkannya. Begitupun juga meski berat, setuju dalam menerima bala dan petaka, akan menghilangkan kesusahan, gundah dan gulana, resah dan gelisah serta kekagetan saat turunya bala dan petaka tersebut.
Betapa mengagumkannya sikap seorang yang saleh, sebab apa saja yang didatangkan Allah kepadanya selalu baik sambutan mereka, tidak ada yang tidak baik bagi mereka, makanya Allah pun tidak segan-segan memurnikan mereka dalam samudera makrifat-Nya, meninabobokkan mereka dalam bilik kelembutan-Nya, dan menjamu mereka dengan makanan-Nya. Dia adalah manusia yang berakal, cerdas dan arif melihat hidup ini. Dia sangat mengangankan ampunan dan keselamatan dunia dan akhiratnya dari Allah. ini semua adalah angan cita (himmah) mereka. Dia terjauh dari amalan penghuni neraka, tapi berharap surga. Dia tidak akan mengangankan sesuatu yang bukan tempatnya.
Dia sadar Allah hanya meminjami kehidupan ini, agar kita mentaati-Nya selama menjalaninya. Dia bermohon, berdoa agar dia tak salah tafsir dengan pinjaman ini, jangan sampai pinjaman ini dia sangka miliknya, lalu berbuat seenaknya saja. Semoga tidak, jangan. Begitupun pinjaman-pinjaman yang lainya, semisal kesehatan, begitu pula kekayaan, kekuasaan, keamanan dan segala kenikmatan yang kita dapatkan, ini adalah pinjaman semata, maka dia sangat berhati-hati dalam menggunakannya, karena dia sadar bahwa segala yang dititipkan Allah itu akan diminta lagi pertanggungjawabannya tentangnya nantinya, itu pasti. Sepasti keyakinan dia atas kematian, digunakan untuk apa saja, apa digunakan untuk bermaksiat atau untuk taat beribadah kepada-Nya.
Jadi, segala kenikmatan yang Allah berikan kepadanya, dia gunakan semata-mata sebagai sarana pendukung ketaatan kepada Allah, dan tidak dia gunakan diluar itu, dan dia juga menyadari, para kaum saleh, kaum yang taat, melihat segala yang kita senangi, sesungguhnya adalah kesibukan yang bisa melenakan kita, melalaikan untuk beribadah kepada Allah, oleh karena itu kaum saleh tidak menginginkan apa-apa selain hanya keselamatan bersama al-Haqq ‘Azza wa Jalla di dunia dan terlebih di akhirat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap ulasannya. Makasih, Pak. Sukses selalu
Mkasih atas supportnya ya bu Ernasari,, salam literasi bu
Keren pak....sehat dan sukses selalu
selamat siang dan makasih atas kunjungan dan motivasinya bu Oria lasmana..salam literasi bu!
Barakallaah.
Met siang bu, mkasih atas kunjungannya ya bu Zuyyinah..salam literasi bu.
Tulisan penuh gizi. Salam kenal.
Alhamdulillah, terima ksih atas supportnya yang luar biasa ya bu Rina, baru belajr menulis nih Bu .. bantu aqu ya bu...
Sarat makna, penuh pembelajaran pak tulisannya. Semoga kita bisa mengarifi diri sendiri, hingga kita tak tersesat nantinya
Aamiin ya Allah, Aamiin ya Rabb..maksih ats support dan doanya Bu karmini, salam literasi Bu
Masya Allah, tulisan yang sangat berisi. Terima kasih sudah berkenan memberikan mutiara kehidupan. Mohon izin follow nggih, Ustaz.
Hmmmm...jadi tersanjung aqu ini Bu Sri..jujur aqu lagi baru belajar menulis bu...bantu aqu ya Bu Sri.. tunjukan aqu ya bu..maksih atas support serta sanjungannya bu Sri...salam literasi Bu