Alfahri

Memulai karir, sebagai guru Sekolah Dasar Negeri Jorong Koto Kecamatan Teluk Kabung Kodya Padang di akhir tahun 1981, Setelah diwisuda sebagai mahasiswa di...

Selengkapnya
Navigasi Web

Jangan Lupakan Akhirat

Sangat diyakini, nyaris semua kita-kita ini sudah paham. Bahwa meskipun dunia diciptakan untuk mahkluk hidup, tapi sesungguhnya manusia diciptakan untuk akhirat. Bukan untuk dunia. Islam jauh-jauh hari menegaskan, dunia adalah sementara dan akhiratlah tempat abadi dimana manusia di sana akan hidup dalam kondisi yang sangat ideal, jika mendapat tempat yang terbaik (syurga). Jadi dulu ketika Nabi Adam hendak turun dari surga, ketika nenek kita itu terusir dari surga, Allah sudah ingatkan dalam Al-Qur’an.

“...wa lakum fil-arḍi mustaqarruw wa matā'un ilā ḥīn.

Artinya: “...dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan". (QS: 2:36)

Adam! Engkau tinggallah dibumi, tapi hanya untuk sementara waktu, sampai batas waktu yang ditentukan, jadi sejak dulu-dulu, sejak awal kita diturunkan ke bumi ini, kata Allah, “kamu tinggalah di bumi untuk beberapa waktu saja,” mustaqarrun namanya (menetap sementara) singgah, transit. Jadi dunia ini oleh Allah memang tidak di desain untuk kita abadi atau untuk permanen. Betapapun hebatnya kita merawat badan, merawar fisik, toh pada ujungnya tetap akan pergi juga. Meskipun tiap hari ber olah raga, ibu-ibu meskipun tiap hari merawat kulit ke dokter kecantikan, pergi juga akhirnya, tidak akan terhalang oleh hal-hal demikian. Itu hanya sekedar upaya, untuk bisa beraktivitas secara maksimal saja, karena memang begitu, bahwa bumi ini bukan tempat permanen. Allah yang menegaskan begitu.

Oleh karenanya jangan sampai kita terlena dan melalaikan kewajiban-kewajiban untuk akhirat kita. Jangan sampai kita menjadikan pikiran, aktivitas kita hanya melulu untuk mencari sesuatu yang akan sirna, hanya untuk memenuhi syahwat dan kenikmatan sesaat, hanya menyibukan diri dari segala sesuatu yang tidak berarti dan tidak ada manfaatnya sama sekali untuk akhirat kita, mengumpulkan kekayaan berupa, rupiah, emas dan perak di atas kedurhakaan kepada Allah. Kita tidak dilarang bekerja untuk dunia, tapi jangan dengan melupakan akhirat. Bahkan menurut Al-Qur’an kita manusia di desain oleh Oleh hanya untuk beribadah kepadanya.

Dan jika rambu-rambu pengingat kematian dikirimkan kepada kita, yaitu rambut putih alias uban di kepala kita, malahan kita tak terima, bahkan kita justru mengaburkannya dengan mengecat atau menyemirnya jadi hitam. Kita menyangka dengan cara ini, kita bisa menjadi lebih muda kembali, padahal cara-cara ini, akan semakin membuat kita lupa, jika malaikat maut bersama rombongannya, tidak lama lagi, benar-benar akan mendatangi kita. Lalu alasan apa yang akan kita berikan jika ajal kita itu benar-benar datang? Dan tipuan macam apa lagi yang bisa kita lakukan jika rezki kita makin habis dan umur kita makin berkurang?

Dunia ini dibangun di atas amal. Jika kita beramal, maka kita akan diberi upah (ganjaran), dan jika tidak beramal, tentu sudah pasti kita tak akan mendapatkan apa-apa. Ini adil. Namun kalau tetap juga diberi tanpa beramal, itu keajaiban, rahmat, kasih sayang Allah. tapi mungkinkah akan terjadi seperti, Wallahu ‘alam. Nyaris masing-masing kita sudah tahu dan paham betul, karena sudah sering mendengar, mengikuti pengajian, tausiyah dan ceramah dari para guru-guru kita, para ustadz, para kiai, bahwa dunia ini adalah ladang amal, dan tempat kesabaran menghadapi segala ragam cobaan atau petaka hidup. Dunia adalah rumah keleletihan dan akhirat adalah rumah istirahat yang sudah pasti sangat nyaman dan menyenangkan bagi jiwa-jiwa yang patuh dan taat.. Orang mukmin yang sadar dan cerdas, adalah mukmin yang selalu melelahkan dirinya di dunia, dan itu tidak akan pernah sia-sia, dan dia yakin, ia akan mendapatkan dari berlelah-lelah, berletih-letih itu kenyamanan istirahat (di akhirat)

Namun lain halnya bagi mereka yang masih berlalai-lalai dengan kehidupan ini, yang lebih mengutamakan dunia ini, lebih memburu-buru istirahatnya, yang mengulur-ngulur taubat, dan menunda-nunda untuk beramal saleh dari waktu ke waktu, dari hari ke hari bahkan dari bulan ke bulan hingga tiba ajalnya, maka dapat dipastikan ia akan menyesali dirinya, Dia akan menyesal mengapa dulu, disaat masih punya segalanya; dikala badan masih sehat, fisik masih kuat dan pikiran masih segar, tidak digunakan untuk beramal ibadah, tidak mau mendengar dan menerima nasehat-nasehat ke agamaan dan bagaimana pula dulu di saat masih segar bugar, tidak sadar dan tidak mau membenarkan apa yang seharusnya ia benarkan.

Orang cerdas itu intinya, dia tidak mau “takicuah di nan tarang,” tertipu ditempat yang terang. Dia tak rela terperdaya dengan kehidupan yang sesaat ini, dia sadar, paham, dan tahu mana-mana yang akan mencelakakan akhiratnya, dia tahu ranting yang akan menusuk, tahu di dahan yang akan, “maimpok” menimpanya. Dia sadar cepat atau lambat atap dari hidup ini akan runtuh, dinding kehidupan akan roboh, rumah yang kita tempati ini akan hancur binasa, mau atau tidak, kita akan dipaksa pindah ke rumah akhirat. Karena itu, agar celaka dan sesal pada dirimu, benar-benar tidak terjadi maka sadarlah segera, carilah rumah akhirat itu dan pindahkan langkah kaki kita ke sana. Pindahkan dengan cara banyak beramal saleh. Titipkan atau persembahkan kekayaanmu untuk akhirat hingga engkau bisa mendapatkanya lagi saat engkau sampai disana.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Carilah rumah akhirat. Mantap ulasannya. Smg sukses selalu.

20 Jun
Balas

Mantap ulasannya sehat dan sukses selalu

21 Jun
Balas

Maksih atas Supportnya bu guru Oria Lasmana tetanggaku...

22 Jun

Maksih atas supportnya ibu Ernasari

20 Jun
Balas



search

New Post