Ragam Literasi Kelas (1) Membaca Senyap, Informasi Terserap (Bagian 3 Catatan Literasi
Ragam Literasi Kelas (1): Membaca Senyap, Informasi Terserap
(Bagian 3: Catatan Literasi Pak Guru)
#Tantangan 365 Gurusiana Hari Ke-200
#TantanganGurusiana
Sesuai dengan rekomendasi pemerintah, guru hendaknya dapat melaksanakan kegiatan literasi dasar di sekolah. Praktiknya, kegiatan literasi dasar tersebut dilaksanakan di kelas dengan beberapa tahapan. Mulai dari tahapan pembiasaan hingga pembelajaran. Sekadar mengingatkan kembali bahwa dalam gerakan literasi dasar mencakup kemampuan keterampilan berbahasa. Antara lain kemampuan menyimak, berbicara, membaca, da menulis. Selain itu siswa juga dilatihkan dengan kemampuan menghitung.
Selanjutnya, guru diharapkan dapat menerapkan kegiatan membaca 15 menit bagi siswa sebelum pelajaran dimulai secara maksimal. Gerakan literasi sekolah tersebut dikembangkan sebagai implementasi dari Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Pada praktiknya, kegiatan literasi tersebut dapat beragam.
Sesuai dengan pengalaman empiris pak Guru, setidaknya ada 15 macam kegiatan literasi kelas yang telah dikembangkan. Tujuannya sederhana, agar siswa tidak monoton pada satu kegiatan literasi kelas saja. Selain itu, juga menghindari kejenuhan siswa serta mendongkrak semangat dan motivasi siswa untuk berkegiatan literasi. Tentu harapannya informasi dapat maksimal terserap.
Kegiatan literasi yang pertama adalah membaca senyap. Kelihatannya, membaca senyap adalah kegiatan literasi yang sangat sederhana. Bahkan cenderung biasa saja. Tetapi, jika tidak dilakukan secara terprogram dapat mempengaruhi pelaksanaan dan kesinambungannya. Membaca senyap adalah kegiatan membaca oleh siswa dengan meminimalisasi suara. Dengan suara yang pelan, para siswa bisa berkonsentrasi atau fokus pada isi bacaan. Sehingga siswa bisa menikmati dan memahami apa yang dibacanya. Membaca senyap identik dengan membca dalam hati.
Bagaimana praktiknya? Dalam melaksanakan kegiatan literasi kelas, sebaiknya dilakukan secara sistematis sesuai dengan tahapannya. Tujuanya adalah membiasakan siswa berpikir prosedural, sistematis, mengedepankan konsep, terarah dan menghasilkan atau produktif. Produktif dalam tulisan ini bermakna bahwa siswa dapat mengambil poin-poin penting dari apa yang dibacanya. Selanjutnya menjadi bahan untuk ditulisnya.
Tahap pertama adalah ketika siswa masuk ke dalam kelas setelah berbaris di luar kelas, mereka duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Doa dipimpin oleh wakil dari kelompok yang piket pada hari itu. Doa dilantunkan secara nyaring diikuti oleh siswa lain dan guru.
Kedua, sesuai dengan jadwa yang ditentukan, siswa diminta mengambil buku pengayaan bacaan di rak perpustakaan mini di pojok kelas. Untuk mengambil buku, cukup diwakili oleh seorang siswa setiap kelompok. Selanjutnya, buku dibagikan pada temannya dalam kelompok. Judul dan tema buku beragam. Siswa diberi kebebasan memilih buku bahan bacaannya.
Ketiga, secara mandiri dalam kelompok, siswa membaca tanpa suara (senyap) dalam kelompoknya. Waktu membaca maksimal 10 menit. Bahan bacaan boleh acak halamannya.
Keempat, setelah membaca, siswa menulis rangkuman ke dalam beberapa kalimat sederhaa di buku literasi siswa. Resume siswa ditulis berdasarkan bahasa siswa sendiri secara sederhana. Siswa menulis inti paragraf yang dibacanya. Tulisan siswa berupa dua atau tiga kalimat utama atau gagasan utama bahan bacaan. Atau juga kalimat pengembang dari ide pokok paragraf. Waktu menulis maksimal 10 menit. Mendapat toleransi 5 menit dari ketentuan yang ada yaitu 15 menit.
Kelima, buku bacaan diletakkan di meja kelompok. Pada waktu senggang, siswa dapat membacanya kembali.
Keenam, siswa mengumpulkan buku literasi siswa atau jurnal literasi kelas ke meja guru untuk mendapatkan paraf dari guru. Guru dapat memberikan masukan kekuarangan yang terjadi dalam bentuk umpan balik tertulis di bawah tulisan siswa.
Ketujuh, guru dan siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kegiatan literasi dapat dijadikan sebagai bagian dari apersepsi guru dengan mengaitkan terhadap kehidupan sehari-hari.
Tahapan tersebut dilakukan tanpa komando lagi dari guru. Sebab. Pada waktu sosialisasi telah disampaikan tentang prosedur atau tahapannya. Tetapi, guru dapat mengingatkan kembali setiap waktu untuk memotivasi siswa.
Selanjutnya, buku yang diambil siswa di rak perpustakaan kelas, dikembalikan dengan rapi ketika jam pulang tiba. Dan siswa mengambil buku literasi atau jurnal literasi kelas di meja guru untuk dibawa pulang. Di rumah, orang tua mengontrol kegiatan literasi anak pada hari itu.
Catatan penting adalah meskipun kegiatan membaca dilakukan dengan senyap, tetapi siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang sesuatu yang tidak dipahami dari buku yang dibacanya.
Dalam kegiatan membaca senyap, guru berperan sebagai motivator dan evaluator terhadap siswa. Guru dapat berkeliling ke setiap kelompok untuk memastikan siswa membaca buku pengayaan tersebut. Guru cukup memberikan penguatan nonverbal untuk menstimulasi siswa tetap fokus dan semangat membaca.
Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan literasi membaca sesuai pengalaman Anda?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantul pak ...
Makasih
Kereen Pak Ali dan inspiratif serta memotivasi. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Makasih..mhn bimbingannya bu
Ulasan inspiratif, Pak. Smoga bisa sy tiru utk diterapkan di sekolah saya...
Makasih bu
Keren
Mantap pak, inspiratif. Terima kasih motivasinya pak, semoga bisa juga menggiatkan literasi seperti pak Ali
Makasih bu
Tulisan panjenengan selalu mengispirasi saya Pak.
Makasih bu
Mantap pak ale ijin share boleh yaa
Siap..bu. silakan
Mantap,pak. Terima kasih inspirasinya
Alhamdulillah dengan membaca tulisan pak Ali, rasanya sudah terbayang perpustakaan mini di pojok kelas, dan anak anak dengan penuh semangat membaca senyap, akupun berkeliling sebagai motivator dan evaluator untuk mereka. Pandemi cepatlah berlalu, aku rindu kelas dan program Literasinya. Makasih pak Ali masukannya.
Makasih bu