Nonton Topeng Dalang Madura, Kesenian Langka di Sumenep!

Malam ini adalah malam berbeda dari malam lainnya. Bukan persoalan malam minggu yang biasa digunakan para generasi muda untuk menghabiskan malam dengan hura-hura atau bergadang bersama teman-temannya. Malam ini, tetangga saya sedang 'nanggap' kesenian topeng dalang Madura. Sebuah kesenian yang jarang ditampilkan. Kecuali ada hajat tertentu, dan pemilik hajat 'nanggap' kesenian tersebut.

Penonton sudah berjubel sejak beberapa saat setelah adzan isya' dikumandangkan. Pagelaran topeng dalang ini memang biasanya dimulai sekitar pukul 21.00 WIB.

"Ini kesempatan langka, untuk bisa menonton warisan leluhur, seni budaya topeng dalang ini', kata salah seorang penonton yang berlalu-lalang di sekitar rumah saya.

Bagi orang Madura, khususnya masyarakat Sumenep, topeng dalang ini adalah sesuatu yang dapat diistimewakan, karena alur ceritanya biasanya menggambarkan keadaan sebuah cerita di India. Menarik. Dan masyarakat Sumenep, terutama kalangan masyarakat tua banyak menyukainya.

Bagi orang luar Madura, tentu bertanya-tanya, apa sih topeng dalang Madura itu?

Selain dapat menggambarkan apa yang saya tonton, saya juga membaca beberapa tulisan pemerhati kebudayaan Madura.

Diantara objek wisata kesenian dan kebudayaan yang ada di Sumenep adalah Topeng Dalang. Dikatakann Topeng Dalang, karena semua pemainnya menggunakan topeng (dalam bahasa Madura: tokop), sesuai dengan peran yang dimainkan oleh pemerannya. Topeng yang dipakai oleh pemain tidak ada celah pada bagian mulut sehingga pemain tidak bisa berbicara sendiri, akan tetapi dialognya disuarakan oleh seorang dalang. Dalang biasanya menempatkan diri di dalam 'kelir' atau panggung yang dibangun dari kayu dan kanvas yang berlukiskan ukiran Madura. Akan tetapi tokoh Semar yang bisa berbicara sendiri, karena topengnya terdapat celah atau lubang dibagian mulut dan dagunya.

Inilah sebabnya dinamakan Topeng Dalang, karena sebagian besar dialog disuarakan oleh dalang atau pembawa cerita dan menyuarakan dialog pemainnya.

Topeng Dalang ini saat dimainkan diiringi dengan klenengan atau karawitan khas Madura, Sumenep. Karawitan itu ditempatkan di depan panggung.

Topeng Dalang Madura yang ada di Sumenep ini (versi Kecamatan Kalianget) diawali dengan tarian ekstra, sebelum masuk pada cerita inti. Tarian ekstranya berupa tarian Branyak dan Puteri Kembar, Rape’nya lurus. Rape’nya memanjang ke kiri dan ke kanan. Warna topeng (tokop) tertentu berbeda, misalnya Gatotkaca berwarna merah. Penggunaan gungseng pada pemain kasar hanya di kaki kanan. Tariannya relatif lebih mudah. Punakawa: Semar dan Bagong Kumisnya cukup dicat berwarna hitam. Pakar Topeng Dalang yang versi kaliangaet adalah Sabidin. Ceritanya biasanya mengangkat cerita yang diambil dari kitab Mahabrata dan Ramayana.

Dalam topeng dalang Madura ini menggunakan kostum dan perlengkapan yang khas, antara lain sebagai berikut.

Perlengkapan Topeng Dalang:

– Tokop (topeng) – mahkota

– Rape’ (diikat di pinggang)– bang-bang

– Kalabbau – kalong (kalung)

– Gellang (gelang) – siyet/obu’ (rambut)

– Rambai – penjung/sampur

– Gungseng (ada di kaki pemain kasar)

Berikut pkelompok pemain yang ada di cerita Topeng Dalang:

Puteri: -Dewi Sinta

– Sumbodro

-Srikandi

-Arimbi

Putera halus: -Yudistira

-Suryodano

-Nakulo

-Sadewo

Putera kasar: -Bolodewo

-Brotosono

-Rahwono

-Gatotkoco

-Suterejo

-Sangkuni

Putera menengah: -Krisna

-Adipati Karno

-Arjuno.

Topeng dalang Madura ini, menjadi salah satu kesenian tua di Madura. Pernah tampil dan di gelar di TMII Jakarta, Jepang dan Perancis. Di Sumenep biasanya ditampilkan jika ada acara oekan budaya Kabupaten Sumenep, menyambut rangkaian Hari Jadi dan sebagainya. Jika perorangan yang 'nanggap' biasanya untuk acara 'rokat' kelahiran atau anak yang berjumlah 5 (pandawa), selamatan rokat tase' (selamatan untuk berkah hasil laut), ataupun hiburan ulang tahun.

Nah,...! Pengen nonton topeng dalang Madura? Ayuk..ke Madura ya!