Interaksi Aktif Bersama Siswa dari TM hingga DM
Interaksi Aktif Bersama Siswa dari TM hingga DM
#Tantangan 365 Gurusiana Hari Ke-250
#TantanganGurusiana
Interaksi ini dilakukan secara intensif. Baik dalam kegiatan jam pelajaran di sekolah, waktu senggang dan istirahat maupun ketika masa pandemi. Pada masa pandemi, guru melakukan interaksi di dunia maya ketika pemberlakuan Belajar Dari Rumah (BDR) dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Inilah beberapa interaksi saya sebagai guru dengan siswa dari TM (Tatap Muka) sebelum korona hingga saat ini pada Dunia Maya (DM) dengan daring. Sungguh menyenangkan.
1. 1. Bersahabat dengan Siswa
Pengalaman asyik yang tak akan pernah membosankan. Juga tak akan pernah menjenuhkan adalah bersahabat dengan siswa. Ini adalah wujud dari interaksi guru dan siswa.Meskipun di sekolah banyak tugas menumpuk, sebagai kewajiban guru.Apakah yang dilakukan agar selalu bersemangat di sekolah?Salah satunya adalah bermain.Bermain bersama siswa seperti sahabat karib sepertinya menjadi bagian dari hidup dan pergaulan saya di sekolah.Mungkin saja kompetensi sosial dan kepribadian saya belum mumpuni.Tetapi hati dan jiwa saya bahagia bersama siswa.Entahlah.Ini semacam panggilan jiwa untuk selalu dekat dengan siswa.
Bukan saja pada saat interaksi belajar mengajar berlangsung. Di luar jam belajar itu, saya juga masih bisa leluasa berinteraksi dengan siswa. Bersyukur sekali Tuhan mentakdirkan saya menjadi guru SD. Bahagia bisa memiliki banyak anak di sekolah.
Salah satu indikator kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru adalah memahami karakteristik peserta didik.Jika memiliki 30 siswa, maka kita diharapkan guru juga memahami 30 karakteristik itu.Setidaknya mampu membedakan kemampuan intelegensi, sikap dan perilaku siswa.Bagaimana saya memahami siswa?
Sesuai dengan pengalaman yang saya jalani, cukup mudah saja sebenarnya.Kuncinya adalah saya harus bersahabat dengan siswa.Saya harus dekat dan beradaptasi dengan baik pada dunia siswa.Menarik untuk selalu mengetahui lebih banyak tentang kepribadian dan kebiasaan siswa.Tentang sifat dan perilaku siswa.Sesuatu luar biasa dapat merasakan hidup bersama sejajar dengan siswa.Hidup dalam dunia anak-anak.
Seperti biasanya, sebelum bel masuk berbunyi, biasanya saya sudah hadir di sekolah.Menyambut siswa yang diantar orang tuanya.Satu persatu siswa bersalaman.Tetapi, kadang ada yang lewat begitu saja.Saya membiarkan kesadaran untuk selalu membiasakan salaman setiap bertemu gurunya.Bagi yang lupa atau sengaja tidak bersalaman, saya berusaha mengingatkannya dengan lemah lembut.Ini juga bagian dari pembiasaan literasi budaya dan kewarganegaraan.
Hampir setiap pagi saya banyak berinteraksi dengan siswa.Setidaknya sekadar berbicara biasa saja. Bertanya jam berapa bangun, aktivitas di rumah, jumlah uang saku dan sebagainya. Ini sesuatu yang nyaman saya alami.
Oleh karena saya menyambut di depan halaman sekolah, maka beragam siswa dari semua kelas saya jumpai. Beragam karakter unik seringkali saya temukan.Pengalaman berharga bisa berjumpa dan saling bersapa akrab dengan siswa.Tidak jarang wali siswa juga mengenal saya.
Pernah suatu ketika, sesaat sebelum bel masuk kelas dibunyikan, bahkan sebelum senam pagi dilaksanakan, beberapa anak sedang bermain kelereng.Saya 'nimbrung' bersama siswa.Asyik sekali sepertinya.Pikiran dan jiwa saya kembali pada jiwa siswa. Bahagia dan senang sekali. Saya menangkap dengan baik bahasa tubuh dan percakapan unik serta kekanak-kanakan siswa.Serasa masuk pada dunia siswa.Siswa juga merasa senang jika ada guru yang bisa berbaur dan memahami dari gerak tubuh dan kemauan siswa.
Pada saat bel masuk dibunyikan, dan menunjukkan jam pelajaran olah raga, saya kadang ikut berolah raga bersama siswa.Biasanya ikut bermain bola, futsal, basket, atau bulu tangkis.Selain tubuh menjadi bugar dan lebih fresh, saya juga dapat memahami karakter siswa.Unik dan luar biasa.
Saya tidak menyangka, kebiasan saya yang dilakukan sehari-hari berdampak besar bagi saya dan tentu bagi siswa.Saya merasa nyaman bersahabat dengan siswa.Lebih banyak waktu mendalami emosi dan karakter siswa. Menjadi lebih tahu cara apa yang harus saya lakukan saat menghadapi siswa. Pelajaran dari pengalaman sangat berharga bagi saya.
Bagi siswa, tampak lebih memahami karakter saya.Lebih paham tentang sesuatu yang saya maksud.Lebihpatuh ketika saya meminta sesuatu untuk diambilkan, menyuruh sesuatu untuk dilakukan dan mengarahkan siswa untuk mengerjakan hal tertentu.
Jika zaman sekarang masih ada saja guru yang gengsi bergaul dengan siswanya, itu akan kehilangan kesempatan indahnya. Jika ada guru merasa rendah diri ketika bermain bersama dengan siswanya, ia akan kehilangan kenangan indah bersama “anaknya” di sekolah. Maka sejatinya hidup pengabdian guru di sekolah adalah untuk siswa.
Pada saat jam istirahat, saya kadang dibelikan makanan di kantin sekolah. Saya berusaha menolaknya.Tapi itu kebahagiaan siswa pada saat saya makan kue bersama siswa.Bukan soal kuenya yang hanya kue jajanan biasa.Tetapi kebersamaan saya dengan siswa, mendekatkan hubungan emosional kami.Sungguh mengasyikkan.
Ketika saya meminta siswa untuk membuang sampah yang berserakan, dengan segera dan rebutan siswa mau melakukannya.Ini buah dari persahabatan saya dengan siswa.
Pada saat bel pulang berbunyi dan doa dilaksanakan, siswa berebut salaman. Tapi kadang saya memberi tes ringan.Bagi yang bisa menjawab, bisa pulang dahulu.Siswa semangat berebut menjawab pertanyaan yang saya ajukan.Indah suasana itu.
Ketika jam pulangpun, dan masih ada siswa yang belum pulang, saya kadang mengantarnya pulang ke rumahnya. Dengan maksud menjaga keselamatannya di jalan raya.Kebetulan orang tuanya tidak menjemputnya.
Saya biasa mengantar pulang siswa yang sakit di sekolah.Jadi saya bisa tahu rumah dan keadaannya.Semakin memperkaya pikiran saya bahwa setiap anak memiliki kehidupan yang berbeda.
Indahnya bersahabat dengan siswa.Tidak mengurangi kewibawaan kita sebagai guru.Justru menambah wawasan, pemahaman dan kemampian kita memahami perbedaan individual, karakteristik dan kehidupan siswa.Pengalaman yang hebat sebagai pelajaran hidup bagi saya, sebagai guru.
2. Internet Sehat Bersama Siswa
Bersama siswa adalah bagian yang terbaik bagi guru bersama siswa di sekolah. Guru akan menjadi lebih memahami karakter dan kemauan siswa dalam belajar. Dengan demikian, guru dapat menentukan strategi yang efektif agar siswa mau dan termotivasi belajar.Berdasarkan pengalaman, siswa di kelas saya, lebih banyak yang membawa gawai ke sekolah.Maklumlah, sekolah yang berada di daerah perkotaan memungkinkan orang tua memfasilitasi anaknya dengan gawai.
Biasanya, gawai digunakan sebagai alat komunikasi antara siswa dan orang tuanya ketika pulang sekolah.Tetapi, di lingkungan sekolah, ternyata siswa juga memanfaatkan HPnya untuk bermain, game. Sementara masih ada keraguan dari guru untuk memanfaatkan fasilitas yang dimiliki siswa (gawai) dalam mendukung proses pembelajaran.
Kondisi inilah yang menarik sekaligus menjadi tantangan saya untuk melakukan langkah progresif.Saya, sebagai guru justru harus mampu menggunakan fasilitas itu untuk mendukung proses pembelajaran. Bukankah ilmu pengatahuan justru kaya di dunia maya?Bukan saja dalam pikiran guru.Siswa seharusnya justru diajak dan diberdayakan dengan akses informasi terbaru melalui program pembelajaran berbasis internet sehat.Keinginan saya makin bulat untuk mewujudkan belajar dengan media internet.Tentu saja, hal ini mendukung kegiata literasi berbasis digital di sekolah.
Sebagaimana yang saya tulis dalam buku antologi Internet Pendidikan, cara yang saya tempuh, sangat sederhana. Pertama, guru harus belajar menguasai teknologi informasi terkait dengan fungsi fitur hand phone, situs web pendidikan dan pembelajaran, media you tube yang mendidik, serta format-format tugas mandiri bagi siswa. Kedua, guru memberikan pemahaman kepada siswa tentang fungsi positif HP, cara manfaat internet sehat, browsing situs pendidikan dan pembelajaran, kata kunci penjelajah, dan cara operasi maupun menghindari hal-hal negatif. Ketiga, mengaplikasikannya secara nyata dan terbimbing dalam kegiatan pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator, motivator dan inisiator program literasi digital internet sehat ini. Semua program ini disampaikan kepada kepala sekolah dan rapat wali siswa di awal tahun pelajaran.Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi: Siswa Memanfaatkan Internet dalam belajar.
Cara otodidak yang saya diterapkan pada tahun pertama ternyata mampu ”membius” siswa lebih tertantang untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang menyenangkan berbasis internet itu. Mayoritas siswa (sekitar 75%) menggunakan internet pembelajaran dengan paket data masing-masing.Seabgai contoh, pada pembelajaran muatan pelajaran IPA SD Kelas V pada materi pokok tentang sistem peredaran darah pada manusia.
Setelah guru melakukan apersepsi, menjelaskan materi secara ringkas maka siswa diberi kesempatan bertanya jawab tentang meteri tersebut. Kemudian, guru meminta siswa membuka dan mengoperasikan gawainya dengan kata kunci yang sama di laman pencarian. Kata kuncinya adalah “sistem peredaran darah pada manusia” atau cukup “peredaran darah pada manusia”. Secara berkelompok, siswa dapat mengakses dan menyaksikan video tentang peredaran darah pada manusia di you tube. Mereka dapat menyaksikan ulang sesuka hati mereka.Bahkan berkali-kali.Lalu, mereka dapat mengakses informasi naratif di berbagai web dan blog yang relevan.Setiap kelompok mendapat tugas menuliskan dalam lembar tugas kelompok tentang sistem peredaran darah pada manusia.Akhirnya mereka semakin terbiasa mengingat, menonton video pembelajaran dan menulis.Presentasi adalah puncak dari hasil belajar mereka.
Saya seringkali meminta siswa melakukan presentasi setiap proses pembelajaran sebagai bagian dari upaya mengembangkan kemampuan siswa. Walaupun tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama. Setidaknya, berdasarkan pengalaman empiris yang saya lakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa media internet sehat yang diterapkan dengan cara otodidakpun dapat menarik minat belajar siswa. Bahkan aktivitas belajar siswa cenderung meningkat.Selama ini belum ditemukan keluhan dari siswa tentang penggunaan media pembelajaran berbasis internet itu.
Penggunaan internet sehat secara baik dan terarah dapat meningkatkan kecepatan siswa memperoleh informasi terkait materi belajarnya.Kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas guru juga semakin meningkat.Apalagi didukung dengan kecepatan akses layanan internet semacam indosat, misalnya.Layanan internet yang mengembangkan program pendidikan berbasis digital di sekolah.Tentu, menambah kemajuan di dunia pendidikan dan pembelajaran. (Sumber: Antologi Internet Pendidikan, Ali Harsojo)
Selain itu, dengan pemanfaatan internet dalam kegiatan pembelajaran lebih mempererat interaksi antara guru dan siswa serta antarsiswa. Sebab, siswa akan selalu bertanya tentang sesuatu yang belum dipahami atau belum dimengerti. Maka, guru memberikan pendampingan dan pembimbingan.Dengan demikian interasi guru dan siswa semakin intens.
3. 3. Interaksi Belajar Mengajar dari Rumah
Merebaknya pandemi Covid-19 di negara Indonesia telah banyak mengubah dimensi kehidupan.Dalam dunia pendidikan, telah mengubah kebiasaan belajar mengajar siswa dan guru.Tidak ada lagi ruang kelas yang berisi celotehan dan guyonan siswa.Situasi belajar yang asyik di kelas telah terjeda, sebab corona.Pemerintah memberakukan belajar di rumah dan mengajar dari rumah.Tujuannya adalah secepat mungkin dapat memutus rantai penyebaran virus corona ini.
Sebagaimana yang saya tulis dalam buku antologi #RiRumahAja bahwa dengan berbekal kemerdekaan belajar, saya mencoba melakukan pembelajaran semi daring berbasis aplikasi rekam layar AZ Screen Record.Hal ini saya lakukan pada saat awal pandemic merajalela.Pemerintah memberlakukan pembelajaran dari rumah, siswa belajar di rumah.Sehingga, sekolah benar-benar tidak berpenghuni, waktu itu.
Secara rinci, pembelajaran semi daring yang saya lakukan, antara lain: 1) Memilih tempat yang nyaman di rumah. Kandang juga duduk di kursi plastik yang ringan, kadang juga duduk di bongkahan kayu yang ditebang.Sekali waktu juga mengajar dari kebun di rumah 2) Membuka file buku pelajaran (buku siswa tematik) berbentuk pdf di smartphone. 3) Membuka aplikasi rekam layar ponsel (AZ Screen Recorder) yang sudah disiapkan, 4) Memulai recording dan presentasi, sesuai dengan KD pembelajaran. Sesekali pemandangan sekitar, saya tunjukkan kepada siswa, 5) Menyimpan video hasil recording dan mengunggahnya You Tube agar video presentasi itu tersimpan permanen di dunia maya, 6) Share link you tubeke WA grup wali siswa. Siswa diminta mencermati video pembelajaran dan didampingi oleh orang tua, 7) Memberikan arahan dan penguatan kepada siswa di WA grup, dan 9) Setor tugas.Tugas tekstual disetor berupa foto tugas.Tugas praktik dan keterampilan, dipresentasikan dalam bentuk video.Satu hari maksimal hanya satu atau dua tugas ringan saja.
Ternyata, kegiatan belajar mengajar metode daring ini mendapat respon sangat baik dari wali siswa.Sangat menyenangkan dengan tugas variatif.Orientasi tugas yang diberikan memuat 4 (empat) kecakapan siswa.Yaitu, kecakapan spiritual berkenaan dengan kegiatan ibadah dan perilaku keagamaan lainnya.Kecakapan afektif berkarakter (soft skill), sehubungan dengan terbangunnya karakter positif siswa selama belajar di rumah.Kecakapan hidup (life skill), tentang bagaimana siswa dapat melakukan kegiatan membantu orang tua di rumah.Dan kecakapan pengetahuan (cognitive skill) sehubungan dengan tugas-tugas akademik siswa.
Cukup membanggakan, ternyata selama belajar di rumah siswa memetik hasil berupa karya, antara lain sebagai berikut.
Proses kreatif menulis: siswa menghasilkan karya tulis berupa tugas: menceritakan kegiatan di rumah tentang pencegahan wabah corona, puisi tentang corona, laporan pengamatan sederhana tentang situasi sosial di rumah, pantun tentang corona dan sebagainya.
Gambar: Kreativitas siswa menulis
Proses keterampilan kerajinan tangan: membuat rumah adat dari stik ice cream, baju adat dari kain bekas, properti tari dari kertas bekas, masker jahitan tangan, batik jumputan dan sebagainya.
Proses kreatif keterampilan berbicara: video pendek rekaman ponsel mengiklankan produk lokal, presentasi iklan kesehatan, dan sebagainya. Proses kreatif kecakapan hidup: foto atau video pendek siswa membantuk memasak, menyapu, menyiram tanaman, membersihkan lantai, merapikan tempat tidur, mencuci dan menjemur pakaian. Proses kreatif kegiatan keagamaan: foto siswa mengaji, ibadah salat fardlu, berwudhu dan sebagainya.
Siswa mendulang karya beruntun setiap hari dilakukan.Karya siswa disetor melalui grup WA orang tua siswa.Karya yang berupa fisik dapat disetor oleh orang tua siswa ke sekolah seminggu sekali sesuai kesepakatan guru dan wali siswa.Sungguh menyenangkan jika siswa dapat berkarya dengan maksimal dengan dukungan orang tua yang optimal. (Sumber: Antologi #DiRumahAja, Ali Harsojo)
4. 4. Interaksi dengan PJJ
Interaksi dengan siswa saat pandemic, sepertinya tidak mungkin terwujud. Sebab, masa pandemi, siswa dibatasi oleh jarak, ruang dan waktu. Sehingga mereka tidak bisa bertemu dengan temannya.Juga gurunya.Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) telah memisahkan hak siswa untuk bermain dan bergurau dengan temannya.Tidak ada lagi cengkrama dan kejar-kejaran di kelas, saat mereka di sekolah.Entah sampai kapan mereka bisa kembali belajar ke sekolah.Baik siswa maupun guru, satu kata, Rindu.
Tetapi, keadaan pandemi yang serba tidak pasti berakhirnya membuat guru terus berinovasi dalam mengajar.Termasuk, bagaimana caranya guru berupaya mempertemukan mereka.Meski bersemuka di dumay (dunia maya).Pembelajaran daring menjadi salah satu pintu agar mereka bisa bertemu dan berbicara, meski melalui google meeting. Guru melaksanakan pembelajaran dengan meeting bersama siswa. Lumayan, bisa 2-3 jam pelajaran.
Kesempatan inilah yang dijadikan guru agar anak tetap berinteraksi.Baik artarsiswa maupun antara guru dan siswa.Semua berlangsung alami dalam bercengkrama, sebelum kegiatan belajar dimulai.Kemudian, saya sebagai guru, memfasilitasi siswa berdialog, bertanya kabar, bergurau dan berbicara antarsiswa di meeting itu.Saya mengamati tingkah laku lucu siswa itu. Memang memberi kesempatan pada siswa selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai agar mereka berinteraksi. Bahagianya mereka.Saya juga sangat senang, karena juga bisa berinteraksi dengan semua siswa. Benar-benar memberikan kesempatan kepada mereka berbicara seluasnya tentang dunia mereka.
Dengan literasi digital, siswa dan guru menjadi melek teknologi.Sehingga dapat memanfaatkannya untuk kegiatan pembelajaran.Selain itu, dengan pertemuan langsung di dunia maya, siswa tetap terbina jalinan persahabatannya, tetap terjaga kerinduannya.Siswa dapat menyampaikan curhatnya selama mereka belajar di rumah.Saling memberi kabar dan kegiatan yang telah dilakukan.Bahkan, sesuai yang saya simak, mereka telah memiliki rencana masing-masing setelah nanti kembali ke sekolah.
Waktu itu saya mengelus dada, ternyata kerinduan mereka ke sekolah, guru dan temannya bukanlah hal yang dibuat-buat.Alamiah.
Saya sengaja melaksanakan kegiatan literasi jarak jauh ini dengan metode daring. Interaksi langsung semua peserta google meet.Setiap siswa hanya bisa saling pandang.Tetapi kebahagiaan mereka tidak bisa ditutupi.Saya pun ikut merasakan kebahagiaan siswa saat itu.Itulah momentum yang terbaik untuk terus berinteraksi dengan siswa.Selama kesempatan masih ada, guru harus tetap berinteraksi dengan siswa, meski lewat dunia maya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Artikel yang luar biasa. Sarat makna, bermanfaat sekali. Izin share ya pak. Sehat dan sukses selalu buat bapak.
makasih sekali
Bacaan yang bergizi di pagi hari
duh...ibu Ketuaku...terima kasih
Guru memesona menjadj idaman siswa dan ortu
makasih bu
Waaah, luar biasa. Andai semua kita bisa, pasti siswa tidak boring belajar di rumah, tapi apa boleh buat belum semua daerah bisa melaksanakan karena terkendala jaringan internet
Siap..makasih bu
Terima kasih ulasannya,Pak. Sangat bermanfaat. Salam sukses.
Keren pak. Semoga sukses
Amin
Luar biasa . membuat banyak hal yang saya dapatkan di tulisan ini