Ali Harsojo

Saya adalah pribadi yang sangat sederhana dilahirkan di kota kecil Sumenep, Madura. Suka berkolaborasi dan bersinergi. Selalu ingin mencari tahu setiap ilmu yan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Idiolek dan Dialek Bahasa, Kekayaan Baru Mediaguru

Idiolek dan Dialek Bahasa, Kekayaan Baru Mediaguru

Idiolek dan Dialek Bahasa, Kekayaan Baru Mediaguru

Tidak ada ide yang mati. Satu kalimat sederhana untuk Mediaguru. Sebab, 'virus' literasi dengan cepat 'mewabah' ke pelosok negeri. 'Virus' literasi itulah menyebabkan munculnya 'penyakit' menulis. Sungguh 'tersiksa' jika seharipun tidak mengambil kesempatan menulis. Minimal membaca gaya tulisan ratusa gurusianer yang menulis setiap hari.

Bahkan, tidak ada habisnya ide sang maestro literasi, Mr. CEO dan kru MG untuk menggelorakan semangat menulis gurusianer di manapun berada. Itulah mengapa, kami gurusianer yang tergabung dalam penulis MI, Sang Motivator Literasi merahasiakan penulisan buku Antologi tentangnya. Kami menyakini, buku itu menjadi hadiah di hari milad beliau. Ide yang terangkum dalam diskusi WA kami -tahun lalu-- menjadi cepat mendapat respon, dan ditulis, diterbitkan. Editor dan kru lain MG juga merahasiakannya.

Berganti tahun, semakin menuju puncak gunung kesuksesan. Sukses semakin menebar semangat literasi hingga ke seantero Nusantara.

Puncaknya adalah TNGP 2019. Spectagurusiana yang benar-benar spectakuler. Lima ratus gurusianer lebih menyemut di Jakarta, Balai Kota Provinsi DKI Jakarta dan Kemdikbud. Ratusan makanan khas daerah saling melengkapi. Ratusan ragam pakaian (batik) melukis ruang bersahaja TNGP. Puluhan Suku saling berpelukan dan berbagi. Tak terhitung lagi, berapa jumlah kegembiraan dan kebahagiaan yang dirasakan. Berpadu dalam keceriaan yang menjadi kenangan indah.

Satu lagi yang mungkin alpa kita cermati. Puluhan ragam bahasa dan logat yang menyatukan persaudaraan kita. Berbeda dialek dan idiolek menjadikan MG semakin melekat di hati. Saling menguatkan untuk terus berkarya dan berjaya. Berbagi rahasia sukses tanpa pandang asal muasal dan status sosial. Semua adalah saudara semata.

Melihat dan merasakan suka cita di Jakarta lalu, menjadi ingat saat bangku kuliah dahulu. Bagaimana bahasa, dialek dan idiolek melekat pada masyarakat kita, Indonesia tercinta.

Sedikit saya tuliskan ingatan saat membaca buku tentang kebahasaan, baik buku karangan Tarigan ataupun Abdul Chaer yang populer di kalangan program studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Apakah bahasa itu? Idiolek? Ataupun dialek?

Terminologinya adalah TNGP 2019 yang menyajikan keberagaman bahasa itu. Entah itu sengaja atau tidak. Kita telah belajar dari sahabat gurusianer dari berbagai daerah.

Sebenarnya definisi bahasa telah banyak dikupas di berbagai buku sumber atau referensi. Kali ini saya ingin mendefinisikan bahwa bahasa adalah media atau instrumen yang digunakan manusia untuk berkomunikasi baik secara verbal dan non verbal (tulisan) dengan manusia lainnya. Ada yang mengartikan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang memiliki makna dengan tujuan untuk menyampaikan ide kepada lawan tutur, dan seterusnya.

Contoh: Bahasa Madura dapat dikatakan sebagai bahasa karena memiliki penutur, yaitu orang-orang yang berasal dari suku Madura. Bahasa Minang, Jawa, Sunda juga merupakan bahasa yang memilki penutur dari sukunya. Bahasa Indonesia pada umumnya dipakai sebagai bahasa tuturan orang Indonesia untuk lebih mudah dipahami oleh penutur dari berbagai daerah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional dan bahasa persatuan yang dikuasai oleh hampir seluruh rakyat Indonesia.

Selanjutnya adalah Dialek. Dialek adalah variasi atau ragam bahasa pada kelompok masyarakat yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau daerah tertentu. Dialek merupakan ciri khas masyarakat tertentu di daerah tertentu. Ruang lingkupnya lebih kecil. Karena penuturnya memiliki kesamaan 'cara' menuturkan bahasa tersebut.

Contoh: Pada suku Madura, meskipun berada pada satu kawasan, memiliki banyak dialek. Ada dialek Sumenep (Kalianget, Kangean, Pinggirpapas), Sampang, Pamekasan, dan Bangkalan. Pada dialek Sumenep, misalnya kata salebber (celana), di Pamekasan bisa dituturkan salebber dan sebagainya.

Pada dialek Jawa, juga beragam macamnya. Ada dialek Banyuwangi (Osing), Banyumas, Malang, Trenggalek dan sebagainya. Padahal diantara daerah tersebut tetap menggunakan bahasa Jawa dengan variasi tuturan yang berbeda. Itulah dialek.

Mungkin juga di daerah Sumatera pada bahasa Batak, Minang, dan bahasa daerah lainnya, juga memiliki dialek yang beragam.

Satu lagi keunikan bahasa tutur. Idiolek. Idiolek merupakan ujaran atau tuturan yang timbul dan hanya dipakai oleh seseorang saja. Setiap orang memiliki kekhasan dalam bertutur. Kekhasan itu tidak terdapat pada orang lain. Sehingga dengan kekhasan itulah ia dapat dikenal oleh orang dekatnya atau oleh orang lain meskipun tidak tampak wajah penuturnya. Berbicara melalui telepon seluler, misalnya.

Lebih mudahnya memahami tentang idiolek sebagai ciri khas setiap orang dalam berbicara, saya contohkan gaya bicara tokoh publik yang tidak asing bagi kita. Misalnya gaya bicara presiden kita. Seluruh presiden kita memiliki ciri khas dalam berbicara. Tidak ada yang sama. Tetapi keseluruhannya tetap berwibawa. Gaya bertutur Bapak Presiden RI pertama, kedua, ketiga dan selanjutnya tidak sama. Masing-masing memiliki kekhasan tersendiri. Itulah idiolek.

Nah, saya merasakan dan menikmati ragam bahasa tutur peserta TNGP kemarin. Banyak sekali, bahkan ratusan idiolek yang ada. Saya mencermati gaya bicara pak Komandan MG, pak Syaikhu, mas Kacong, pak Febri, pak John Henri, pak Muklis, dan lainnya, tidak ada yang sama. Juga, idiolek dari ibu Yully, Bu Edit, Bu Ira, Bu Karin, Bu Azizah, Bu Wiwik dan lainnya, juga tidak ada yang sama.

Itulah Rahmat Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Sekaligus kekayaan Mediaguru yang mungkin perlu disyukuri. Keberagaman idiolek, meskipun menggunakan bahasa Indonesia akan tetap terasa berbeda setiap orang. Dialek bahasa daerah juga kental dirasakan saat berkomunikasi satu sama lain dalam acara akbar itu.

Saya cermati, baru komunitas Mediaguru yang mampu mempersatukan dalam satu forum spectakuler tentang idiolek dan dialek bahasa itu. Penuturnya beragam karakter bahasa yang unik dan saling memperkaya khasanah bahas kita. Bravo Indonesia, jaya Mediaguru, sukses gurusianer. Salam Literasi dari anak negeri yang tinggal jauh di ujung sana, Madura dengan segala dialeknya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post