Cinta Abadi
Suatu senja, Entun menulis surat kepada sang Suami, Empang.
"Jujur Bi, Umi sangat kagum dan hormat sama Abi, sejak dulu. Wanita mana yang tak kan jatuh hati dengan ketulusan dan perlakuan manis Abi (Abi memperlakukan Umi bak ratu, di rumah dan sekolah). Siapa yg tak kan luluh? Umi luluh, Bi" tulis Entun di secarik kertas.
Empang menghela napas panjang. Seakan, tak percaya perasaan istrinya 16 tahun lalu. Ia meneteskan air mata di pangkuan Entun. Memeluk erat dan menciumi keningnya, sambil berbisik "Umi, Abi sayang Umi," Entun makin berderai dengan isak tangis di pusara sang suami, mengenang cintanya yang abadi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar