Akhmad said Hidayat

Menulis adalah bagian dari kebebasan berkespreasi... menulis hal positif adalah karya dan sumbangsih intelektual. tetap berkarya!!!...

Selengkapnya
Navigasi Web
Koneksi Antar Materi Modul 3.1
Gurupenggerak

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai pemimpin

Oleh : Akhmad Said Hidayat

Pertama, saya ingin mengucapkan syukur kepada Tuhan YME, dimana pada saat ini saya telah sampai pada materi modul 3.1 dan bisa menulis artikel terkati koneksi antar materi modul 3.1. kemudian saya ingin memperkenalkan diri kepada semua pembaca tentang identitas saya. Saya adalah seorang guru di SDN Pangarangan III Kec. Kota Sumenep, nama Saya Akhmad Said Hidayat,S.Pd.SD dan terhitung mulai artikel ini di upload saya adalah seorang CGP Angkatan 7 Tahun 2023.

Artikel ini akan membahas tentang tahapan-tahapan pembelajaran sebelumnya, dimulai dari modul 1.1 sampai pada modul 3.1 ini, sehingga saya bisa menarik kesimpulan dan merefleksi serta mengaitkan materi-materi yang sudah saya pelajari, baik di modul 3.1 ataupun kaitannya dengan materi modul lain.

Konsep-konsep yang akan saya uraikan berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan dasar yaitu:

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Menurut Ki Hajar Dewantara dengan filosofi triloka, seorang guru memiliki pengaruh besar dalam menjadi pemimpin pembelajaran yang baik. Ki Hajar Dewantara pernah mencetuskan semboyan Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, dan Tut Wuri Handayani yang berarti seorang pemimpin (guru) harus bisa memberikan teladan, semangat, motivasi, dan dorongan untuk kemajuan muridnya.

Sebagai seorang pendidik dan pemimpin pembelajaran, kita harus menyadari bahwa tugas kita adalah untuk menuntun kodrat yang ada dalam diri anak didik kita agar berkembang sesuai dengan kodratnya. Tujuan utama kita adalah untuk membentuk manusia yang bermartabat dan bahagia dalam kehidupannya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang guru harus mampu mengambil keputusan yang tepat dan berpihak pada murid. Dalam mengambil keputusan, seorang guru harus menerapkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan melakukan 9 langkah dalam pengambilan keputusan. Hal ini berlaku baik dalam situasi dilema etika maupun situasi bujukan moral.

Dengan menjadi pemimpin pembelajaran yang baik, seorang guru dapat memberikan dampak positif yang besar bagi muridnya. Seorang guru yang mampu mengambil keputusan yang tepat dan berpihak pada muridnya dapat membantu muridnya mencapai potensi terbaiknya dan menjadi manusia yang bermartabat serta bahagia dalam hidupnya.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Sebagai seorang pendidik, memiliki nilai-nilai kebajikan dalam diri sangat penting. Seorang guru yang baik harus memiliki nilai-nilai seperti keadilan, tanggung jawab, kejujuran, bersyukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih sayang, rajin, komitmen, percaya diri, kesabaran, dan nilai-nilai lainnya yang berkontribusi pada pembentukan karakter murid.

Nilai-nilai kebajikan ini sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan saat terjadi permasalahan dalam kegiatan pendidikan. Sebagai contoh, ketika menghadapi situasi yang membutuhkan keputusan yang tepat, seorang guru yang memiliki nilai kejujuran akan lebih cenderung untuk memilih jalan yang benar dan jujur tanpa mengorbankan prinsip-prinsipnya.

Sama seperti gunung es, nilai-nilai kebajikan hanya terlihat sedikit di permukaan, tetapi sebenarnya menjadi bagian yang besar dalam alam bawah sadar kita. Oleh karena itu, penting bagi seorang guru untuk memupuk dan mengembangkan nilai-nilai kebajikan dalam dirinya, sehingga dapat menjiwai setiap keputusan yang diambil dalam menghadapi permasalahan yang muncul.

Dengan memiliki nilai-nilai kebajikan yang kuat, seorang guru dapat memberikan pengaruh positif pada muridnya, membantu mereka untuk berkembang sebagai individu yang memiliki karakter yang baik dan bermartabat. Seorang guru yang mampu menanamkan nilai-nilai kebajikan pada muridnya juga akan membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih harmonis dan produktif.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Keterampilan coaching merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting bagi seorang guru, terutama dalam membimbing siswa dalam mengambil keputusan. Keterampilan coaching ini meliputi kemampuan untuk menggali potensi siswa dalam memecahkan masalah, memberikan pertanyaan yang tepat, serta mampu memotivasi dan memandu percakapan.

Seorang guru yang memiliki keterampilan coaching yang baik akan mampu memberikan pertanyaan yang dapat membantu siswa memprediksi hasil keputusan, dan melihat berbagai opsi yang tersedia. Dengan demikian, seorang guru akan dapat mengambil keputusan yang tepat dan siap dengan konsekuensi yang mungkin timbul.

Beberapa keterampilan coaching yang harus dimiliki oleh seorang guru di antaranya adalah kemampuan memberikan pertanyaan yang berbobot, memiliki pembawaan yang positif, kemampuan mendengarkan dan memotivasi, serta komitmen untuk terus belajar. Dengan memperdalam keterampilan coaching, seorang guru akan semakin mampu membimbing siswa dalam mengambil keputusan yang tepat dan membangun hubungan yang baik antara guru dan siswa.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Seorang guru bukan hanya bertugas sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing dan contoh teladan bagi murid-muridnya. Oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari sosial emosionalnya agar dapat memberikan pengaruh positif pada murid-muridnya.

Dalam mengambil suatu keputusan, kondisi sosial emosional guru yang stabil dan baik akan sangat mempengaruhi hasil keputusan yang diambilnya. Untuk itu, seorang guru perlu mengembangkan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness), dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills). Dengan memiliki kompetensi tersebut, seorang guru akan lebih mudah dalam mengambil suatu keputusan yang tepat.

Kesadaran diri (self awareness) adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami perasaan, emosi, dan pikiran yang ada dalam diri sendiri. Pengelolaan diri (self management) adalah kemampuan untuk mengelola emosi, impuls, dan perilaku yang ada dalam diri sendiri dengan baik. Kesadaran sosial (social awareness) adalah kemampuan untuk memahami dan merespons perasaan dan emosi orang lain dalam lingkungan sosial. Keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) adalah kemampuan untuk membangun dan memelihara hubungan yang baik dengan orang lain.

Dengan mengembangkan keempat kompetensi tersebut, seorang guru akan dapat mengambil keputusan dengan baik dan mampu memberikan pengaruh positif pada murid-muridnya. Sebagai contoh, seorang guru yang memiliki kesadaran diri yang baik akan mampu mengenali dan memahami emosi dan perasaan yang timbul dalam dirinya saat menghadapi suatu masalah, sehingga ia dapat mengambil keputusan dengan lebih tenang dan tepat. Sedangkan seorang guru yang memiliki keterampilan berhubungan sosial yang baik akan lebih mudah membangun hubungan yang positif dengan murid-muridnya sehingga dapat mempengaruhi mereka secara positif dalam belajar dan tumbuh kembangnya.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pada konteks studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika, seorang guru harus memiliki kesadaran diri (self awareness) dan keterampilan berhubungan sosial yang baik agar dapat mengambil keputusan dengan mempertimbangkan semua opsi yang ada dan konsekuensinya.

Untuk membantu dalam pengambilan keputusan pada masalah moral atau etika, dapat digunakan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan, terutama pada uji legalitas untuk menentukan apakah masalah tersebut termasuk bujukan moral yang berarti benar vs salah ataukah dilema etika yang merupakan permasalahan benar vs benar.

Jika masalah yang dihadapi adalah bujukan moral, sebagai seorang guru, harus kembali ke nilai-nilai kebenaran dan dengan tegas mengambil keputusan yang benar. Namun, jika masalah tersebut adalah dilema etika atau benar vs benar, maka guru perlu melakukan pertimbangan terhadap 4 paradigma pengambilan keputusan dan 3 prinsip pengambilan keputusan serta 9 langkah pengujian pengambilan keputusan untuk memastikan keputusan yang diambil sesuai dengan nilai moral dan etika.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Seorang guru memiliki tanggung jawab untuk membuat keputusan yang tepat agar dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman bagi siswa. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan pendekatan yang sistematis dan efektif.

Pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan inkuiri apresiatif yang terdiri dari empat tahap yaitu BAGJA. Tahap pertama adalah B, yaitu membuka diri terhadap pengalaman dan informasi baru. Tahap kedua adalah A, yaitu memahami apa yang menjadi permasalahan dan apa yang menjadi kebutuhan. Tahap ketiga adalah G, yaitu memberikan solusi yang efektif dan kreatif. Tahap keempat adalah J, yaitu menjalankan dan mengevaluasi solusi yang telah diberikan.

Dengan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif, guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan membantu mereka dalam mengembangkan potensi mereka secara optimal. Dalam hal ini, peran guru sebagai fasilitator dan pendamping menjadi sangat penting untuk membantu siswa dalam menemukan solusi yang tepat.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Dalam mengambil suatu keputusan, kita perlu mempertimbangkan tiga prinsip yaitu prinsip berpikir berbasis hasil akhir (end based thinking), prinsip berpikir berbasis peraturan (rule-based thinking), dan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (care-based thinking). Namun, ketika kita berpegang pada prinsip-prinsip tersebut, seringkali muncul tantangan dalam mengambil keputusan di lingkungan saya terkait dengan kasus dilema etika. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah sulitnya melakukan koordinasi dengan orang tua siswa untuk mendapatkan dukungan dan diskusi perbaikan terhadap setiap keputusan yang diambil. Terkadang, ketika kita memutuskan suatu masalah dengan prinsip rasa peduli, malah menimbulkan ketidakpercayaan dari sebagian siswa dan wali murid terhadap peraturan yang dibuat di sekolah. Oleh karena itu, kita perlu mengambil keputusan dengan hati-hati dan mempertimbangkan berbagai faktor yang ada, agar keputusan yang diambil tidak menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pembelajaran yang efektif adalah yang mampu membawa siswa menuju kemandirian dan kebebasan belajar yang sejati. Kemandirian ini berarti siswa mampu mengambil tanggung jawab atas pembelajarannya dan dapat melakukan eksplorasi serta inovasi sesuai dengan minat dan bakatnya.

Dalam proses pembelajaran, guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, menstimulasi kreativitas siswa, dan memfasilitasi mereka untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Setiap keputusan yang diambil oleh guru harus mempertimbangkan kebutuhan siswa dan memungkinkan mereka untuk mencapai potensi maksimalnya.

Sebagai seorang pengajar, guru memiliki tanggung jawab moral untuk membantu siswa meraih kemerdekaan belajar. Hal ini dilakukan dengan memberikan pengarahan dan arahan yang tepat serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk menentukan jalur belajarnya sendiri. Dengan demikian, pembelajaran yang dihasilkan dapat membawa dampak positif bagi perkembangan siswa dan memberikan kebahagiaan dalam prosesnya.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang guru memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk perkembangan muridnya. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, guru harus memperhatikan kodrat dasar siswanya dan memberikan tindakan yang tepat untuk memajukan potensi yang dimiliki.

Dalam analogi yang serupa dengan petani, guru adalah pengasuh benih murid. Bagaimana cara seorang guru memandang siswanya akan memengaruhi hasil akhir dari pembelajaran. Oleh karena itu, setiap keputusan yang diambil oleh guru harus selalu berfokus pada perkembangan siswa dan mendukungnya dalam mencapai potensinya.

Guru harus menyadari bahwa keputusan yang diambil dapat mempengaruhi masa depan siswa. Oleh karena itu, setiap tindakan dan keputusan yang diambil harus berpihak pada murid dan membantu mereka mencapai kesuksesan.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Setelah mempelajari materi ini dan melihat keterkaitannya dengan modul sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah salah satu kompetensi penting yang harus dimiliki oleh seorang guru. Konsep ini sejalan dengan filosofi Ki Hajar Dewantara yang menempatkan guru sebagai pemimpin pembelajaran.

Dalam mengambil keputusan, penting untuk memperhatikan budaya positif dan mengikuti alur BAGJA agar tercipta lingkungan yang kondusif, aman, dan nyaman bagi siswa (well-being). Selain itu, seorang guru juga harus memiliki kesadaran penuh (mindfulness) untuk membantu siswa mencapai profil pelajar pancasila.

Namun, dalam perjalanan mencapai profil pelajar pancasila, seringkali muncul dilema etika dan tekanan moral yang membingungkan. Oleh karena itu, panduan sembilan langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan dapat membantu guru dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan yang menguntungkan siswa untuk terwujudnya merdeka belajar.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Yang saya fahami dari konsep-konsep modul ini adalah

Ada 4 paradigma pengambilan keputusan

1. Individu lawan masyarakat

2. kebenaran lawan kesetiaan

3. keadilan VS belas kasihan

4. Jangka Pendek VS jangka Panjang

Ada 3 prinsip mengambil keputusan

1. berfikir berbasis akhir

2. berfikir berbasi aturan

3. berfikir berbasi rasa peduli

Ada 9 tahapaan pengambilan dan pengujian keputusan

1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang salingbertentangan

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

3. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini

4. Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola)

5. Pengujian paradigma benar atau salah

6. Prinsip pengambilan keputusan

7. Investigasi tri lema

8. Buat keputusan

9. meninjau kembali keputusan dan refleksikan

Saya merasa terkejut mengetahui bahwa dalam pengambilan keputusan, tidak hanya cukup dengan mengikuti pemikiran sendiri. Sebaliknya, diperlukan pemahaman terhadap 4 paradigma dan 3 prinsip yang relevan serta melakukan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Sebelumnya, saya berpikir bahwa cukup memilih keputusan yang memiliki risiko paling sedikit bagi institusi dan diri sendiri.

Namun, setelah mempelajari lebih lanjut, saya menyadari bahwa pengambilan keputusan yang baik harus memperhatikan segala hal yang terkait, termasuk risiko terhadap orang lain dan lingkungan sekitar. Selain itu, melihat dari berbagai sudut pandang dan mempertimbangkan dampak jangka panjang juga sangat penting.

Dalam praktiknya, panduan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan ini membantu saya memahami cara yang lebih komprehensif dalam mengambil keputusan yang lebih baik, serta meminimalisasi kesalahan dan risiko dalam prosesnya. Oleh karena itu, saya yakin bahwa pemahaman dan penerapan panduan tersebut akan membantu setiap orang dalam mengambil keputusan yang lebih bijaksana dan bertanggung jawab.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, saya sering mengalami situasi dilema etika dalam mengambil keputusan. Namun, cara pengambilan keputusan saya pada saat itu jauh berbeda dengan konsep yang saya pelajari sekarang.

Dalam kasus-kasus sebelumnya, saya selalu mempertimbangkan aturan-aturan yang berlaku dan kurang memperhatikan prinsip kepedulian terhadap orang lain. Selain itu, saya juga tidak melakukan uji regulasi dan uji legal, serta tidak menggunakan 9 tahapan dalam pengujian hasil keputusan.

Setelah mempelajari modul ini, saya menyadari bahwa pengambilan keputusan yang baik harus memperhatikan berbagai aspek, termasuk prinsip kepedulian dan perlindungan terhadap hak-hak orang lain, serta melakukan uji regulasi dan uji legal dan 9 tahapan dalam pengujian hasil keputusan. Hal ini sangat penting untuk meminimalisasi risiko kesalahan dan dampak negatif dari keputusan yang diambil.

Saya berharap dengan pemahaman yang lebih baik tentang konsep ini, saya dapat menjadi lebih bijaksana dan bertanggung jawab dalam mengambil keputusan di masa depan, terutama dalam situasi dilema etika yang kompleks dan menantang.

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Saya sangat yakin bahwa konsep pengambilan keputusan yang saya pelajari akan memberikan dampak yang luar biasa bagi diri saya dan penerapannya di lapangan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang tahapan pengambilan keputusan yang benar, saya tidak akan lagi mengambil keputusan secara sekonyong-konyong atau tanpa pertimbangan yang matang.

Sebaliknya, saya akan melakukan tahapan pengambilan keputusan yang tepat dan mengikuti prinsip-prinsip yang telah dipelajari, sehingga dapat meminimalkan risiko kesalahan dan dampak negatif dari keputusan yang diambil.

Hal ini tentunya sangat penting, terutama dalam konteks pendidikan, di mana keputusan yang diambil dapat berdampak pada kemajuan dan kesejahteraan murid. Dengan memihak pada murid dalam setiap keputusan yang diambil, saya yakin dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat dan bangsa.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Saya benar-benar menyadari betapa pentingnya materi ini bagi peran saya sebagai guru, yang juga merupakan pemimpin pembelajaran. Sebagai seorang pemimpin, saya harus memiliki kecakapan dalam mengambil keputusan yang tepat, yang sejalan dengan nilai-nilai kebajikan yang dipegang oleh masyarakat, serta mampu melakukan tahapan pengambilan keputusan dengan baik.

Selain itu, dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada murid dan institusi, saya harus mampu melibatkan orang-orang atau pihak-pihak yang berwenang, sehingga keputusan yang diambil dapat lebih baik dan lebih tepat sasaran.

Saya yakin bahwa dengan memahami dan mengaplikasikan konsep pengambilan keputusan yang saya pelajari, saya akan menjadi seorang pemimpin pembelajaran yang lebih baik, dan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perkembangan pendidikan dan kesejahteraan murid.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa. Menjadi paham tentang hal penting yang harus dimiliki guru. Seorang guru harus menerapkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan melakukan 9 langkah dalam pengambilan keputusan.Guru juga harus memiliki kemampuan coaching dalam mengambil keputusan. Tentu dengan pemikiran KHD, guru lebih memiliki cakrawala pandang untuk bisa berpihak kepada murid.Tulisan yang keren. Inspirarif.

14 Apr
Balas

Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi

14 Apr
Balas

Ulasan yang inspiratif, salam literasi

13 Apr
Balas



search

New Post