Akhmad Fauzi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
SINERGISKAN ORGANISASI SEKOLAH DENGAN SMART !

SINERGISKAN ORGANISASI SEKOLAH DENGAN SMART !

Di mata masyarakat awam, mutu sekolah yang baik dibedakan menjadi sekolah swasta dan sekolah Negeri. Meski mutu sekolah negeri sering naik turun prestasinya bahkan ‘ajeg’ hasilnya, akan tetapi tetap saja pilihan utama masyarakat jatuh pada sekolah negeri. Mereka lupa bahwa untuk menggerakan jalannya proses pembelajaran di sebuah sekolah memerlukan beberapa komponen sekolah, seperti adanya kepala sekolah, siswa, guru, karyawan dan yang tak kalah pentingnya adalah adanya penjaga sekolah. Tulisan berikut ini hanya menyoroti sisi guru dan sistem organisasi sebagai faktor kunci dalam meningkatkan mutu sekolah. Siswa sebagai produk yang dihasilkan tidak dibicarakan dalam tulisan ini karena komponen ini sangat dipengaruhi oleh adanya seleksi awal dalam penerimaan siswa didik baru di tiap tahun ajaran baru-yang sudah bukan rahasia lagi-akan lebih memiliki potensi akademik yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memilih sekolah swasta. Sehingga bagaimanapun keras dan baiknya (mungkin?) metode pembelajarannya dan hasil yang dicapai sekolah swasta, tetaplah mendapat predikat kelas dua. Masyarakat kurang paham dan belum peduli dengan status yang telah dimiliki setiap sekolah Negeri ataupun swasta, baik sekolah dengan akreditasi A, B dan C, karena yang masih dipahami adalah dikotomi sekolah Negeri dan Swasta.

Sebagai pengajar dan pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya peningkatan mutu pendidikan. Dalam upaya pembelajarannya itu, guru dituntut memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, inovatif dan kreatif sehingga peserta didik pada akhirnya akan merasa senang, bukan bosan. Karena itu, guru harus mampu membawakan dirinya dalam kelas sebagai fasilitator dan juga aktor, yang disenangi dan selalu ditunggu siswanya.

Supaya mampu mengajar secara ideal tersebut, guru harus memiliki hasrat belajar yang tinggi. Ia harus terus menyadari bahwa jejak rekam atau sejarah pembelajaran yang dilakukannya adalah data penting dalam meningkatkan mutu sekolah. Dalam hal ini guru melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu, guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya (kuantitas) dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar tersebut dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dan efektif dalam belajar. Mulai dan akhirilah kegiatan belajar-mengajar (KBM) tepat pada waktunya. Hal ini berarti kesempatan belajar makin banyak dan optimal serta guru mampu menunjukkan keseriusan saat mengajar sehingga dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk belajar. Makin banyak siswa terlibat aktif dalam belajar, makin tinggi kemungkinan prestasi belajar yang akan dicapai.

Upaya yang kedua adalah dengan meningkatkan kualitas dalam mengajar. Dalam hal ini hendaknya guru mampu merencanakan program pengajaran (Lesson Plan) dan sekaligus pula melakukannya dalam bentuk interaksi di dalam pengajaran (KBM). Bagi seorang guru, keberhasilan KBM akan menimbulkan kepuasan rasa percaya diri dan semangat mengajar yang tinggi. Hal ini berarti telah menunjukan sebagian sikap guru yang profesional yang sangat diperlukan di era sekarang.

Profesionalisme guru menuntut juga pengetahuan yang luas dalam bidangnya. Sikap guru yang profesional inilah yang sangat menentukan status mutu sekolah tempatnya mengajar. Karena salah satu indikator penting soal bagus tidaknya sebuah sekolah adalah dari faktor guru itu sendiri. Karena itu, semakin banyak guru profesional dan berkualitas pada suatu sekolah maka akan semakin bermutu dan unggulah sekolah tesebut. Betapa bangganya Indonesia, jika setiap sekolah seperti itu.

Sekolah sebagai sebuah organisasi tentulah tetap memerlukan pemberdayaan komponen-komponen atau organ-organnya agar tetap berjalan dan bekerja secara efektif dan optimal. Karena ‘loyo’-nya salah satu komponen yang ada tentu akan sangat berpengaruh terhadap kinerja organisasi tersebut, dan tentu saja akan menghambat upaya pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Dengan begitu, organisasi tidak akan bekerja secara efektif lagi. Menurut Nilam Widyarini dalam artikelnya di tabloid Kesehatan (edisi ?), sebuah organisasi dikatakan efektif diukur dari sejauh mana ia mencapai tujuannya dengan menggunakan sumber daya yang minimal. Sebagai contoh, kita bisa melihat pada upaya pencapaian sebuah tujuan sekolah dalam film “Laskar pelangi”. Dengan sumber daya yang minim dan miskin sarana ideal sebuah sekolah, tapi ternyata berhasil dan melakukan kerjasama yang sangat bagus serta sinergis dalam organisasinya.

Menurut Johnson (1991) dalam artikelnya Nilam, efektifitas organisasi ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

Anggota-anggotanya memiliki keterampilan interpersonal dan keterampilan dalam kelompok-kelompok kecil serta sikap-sikap pribadi tertentu dan kompetensi teknis yang efektif bagi organisasi; Struktur organisasi mendukung penggunaan keterampilan interpersonal dan keterampilan di dalam kelompok kecil serta penerapan sikap-sikap pribadi; Budaya organisasi mendukung pola-pola interaksi dan hubungan-hubungan yang baru antaranggota; Energi psikologis anggota diaktifkan untuk kerja orgnisasi sehingga anggota-anggota memiliki komitmen yang tinggi untuk kesuksesan organisasi.

Dengan kata lain, organisasi tidak akan berjalan efktif (loyo) apabila tidak memiliki faktor-faktor tersebut, yaitu para anggota tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan, struktur organisasi tidak mendukung penerapan keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap pribadi anggotanya, budaya organisasi yang kaku dab tidak mendukung pola-pola interaksi dan hubungan yang baru antaranggota, serta para anggota kurang memiliki komitmen yang tinggi dalam memajukan organisasi.

Berkaitan dengan sekolah sebagai sebuah organisasi maka tentu sangat perlu untuk memahami bagaimana mengetahui ketidakefektifan di dalam organisasinya sehingga dapat meningkatkan mutu sekolah. Pastikan dan temukan faktor yang hilang itu!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post