Apabila pertanyaan ini dilemparkan ke hadapan saya, maka saya akan menjawab, "Itu bukan kapasitas saya untuk menjawab". Beda jika pertanyaannya adalah, "Apakah menurut anda, menulis itu sulit?" Kalau ini saya bisa menjawabnya. Jawaban saya adalah sulit.

Sesulit apa? Pokoknya sulit lah. Namanya sulit ya sulit.

Apakah jawaban saya ini akan memuaskan? Tentu tidak. Setiap jawaban punya argumennya sendiri. Kalau cuma "sulit" thok, kan nggak jelas maksudnya. Apa sulitnya memilih kata (diksi)? Ataukah kesulitannya pada bab merangkai kata? Ataukah hal lainnya?

Saya jawab ya semuanya. Kok semuanya? Ya, iyalah. Kalau bilang sulit, nyatanya kok punya karya? Apakah semua hal yang sulit itu tidak dapat dilakukan? Tidak kan? Apapun asal kita punya niat, do'a dan ikhtiar, pasti diberi jalan.

Begitu pula dengan menulis. Pastikan dulu tujuan menulisnya itu untuk apa? Sekedar untuk menyalurkan bakat (termasuk curhat), karena tugas, atau untuk berbagai pengetahuan dan kebajikan.

Bila sudah ketemu, cari orang-orang yang kompeten dalam bidang tulis menulis dan belajar bersama mereka. Tak lupa hadir dalam forum, kelompok studi, atau seminar yang terkait. Gabung atau bentuk komunitas penulis. Dan sempatkan buat buku. Sebab penulis itu identik dengan buku. Meski penulisan tak melulu soal buku. Karena jika melulu soal buku, maka akan disebut "pembuku", pembuat buku, bukan penulis. Menjadi penulis lebih dari sekedar membuat buku. Penulis hidup dalam hiruk pikuknya zaman. Hadir untuk menjadi "penyambung lidah" hasrat, pikiran, perbuatan, dan lain sebagainya. Tanpa mau tampil menjadi seperti itu. Dia tak layak disematkan titel penulis.