SENANGNYA JADI GURU
Siapa sih yang ga senang jadi guru? Guru adalah sosok yang menjadi panutan bagi anak didiknya, dimanapun dia berada. Guru juga merupakan figur di masyarakat yang memiliki nilai positif dan multi talent.
Dari kecil memang cita-cita jadi guru tidak muncul, tetapi bakat menjadi guru sudah nampak pada anak-anak, mereka meniru gurunya waktu mengajar di kelas begitu anak-anak sampai di rumah. Entah itu cara berpakaian, logat bicaranya atau apapun yang bisa ditiru. Walaupun ada juga anak yang punya cita-cita menjadi guru hanya melihat tetangganya atau orang tua sendiri seorang guru, ada juga anak guru yang enggan menjadi guru.
Guru memiliki beban mengajar dan mendidik anak orang lain di sekolah dan di rumah sebagai bagian dari keluarga yang harus menghilangkan atribut guru itu sendiri. Jika di sekolah guru memiliki kewajiban mendisiplinkan anak, membuat anak menjadi nurut dengan ucapannya, memberi nilai secara objektif, di rumah semua itu sulit untuk diterapkan dengan seobjektif mungkin.
Anak sendiri kadang menjadi bumerang bagi seorang guru, coba lihat tulisan saya dengan judul: Ga Mau Punya Ibu , adalah contoh betapa menjadi seorang guru (bagi ibu guru) adalah kesiapan membagi waktu antara tugas mengajar dan kewajiban mendidik keluarga. Disini butuh kesiapan mental yang luar biasa, penggunaan bahasa yang berbeda antara anak didik dengan anak sendiri.
Jika kita memberi nasihat, perintah, tugas atau apapun itu pada anak didik, mereka akan nurut dengan asumsi bahwa mereka takut tidak memiliki nilai tetapi pada anak sendiri? betapa susahnya makanya anak kita serahkan pendidikannya kepada guru juga. harapan orang tua yang guru maupun yang bukan guru adalah sama yaitu mendidik anak-anak menjadi anak yang sholeh/sholehah, taat beragama, taat sama orangtua dan berguna bagi bangsa dan negara. Klasik memang tetapi itu adalah harapan semua orang tua.
Dan betapa terkejutnya siang ini, saya mendapatkan tulisan anak saya yang dia tempel di dinding kamarnya bahwa: cita-cita Marsya jadi Guru
Entah siapa yang menginspirasinya, yang pasti ada rasa senang dalam hati yang paling dalam bahwa ibunya yang selalu dirindukan setiap saat, yang diharapkan jadi mamah saja dan tidak menjadi ibu guru tetapi pekerjaannya kini dicita-citakan. Senangnya jadi Guru lebih terasa ketika anak didiknya terlihat bahagia dan menggapai cita-cita mereka hingga sukses.***
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
"Siapa sih yang ga senang jadi guru?" Bukan saya Bu Ai. Saya gak ngacung kok.
Hehe...gapapa ga ngacung jg Berarti dah ngerti heheeee