Bersatu kita Runtuh Bercerai Kita Teguh
#tantanganGurusiana
#harike67
Bersatu Kita Runtuh Bercerai Kita Teguh
Sepertinya motto yang selama ini selalu kita gaungkan untuk mempertahankan dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, dalam kondisi saat ini bisa berbalik. Motto “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”, sebagai upaya penyemangat bagi kita untuk selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan. Mengandung makna yang sangat mendalam akan pentingnya kita bersatu, walaupun dengan latar belakang sosial, budaya, status ekonomi, politik yang berbeda. Dengan bersatu maka segala tujuan dan cita-cita bersama akan segera tercapai. Tetapi jika masing-masing pihak mementingkan diri sendiri, egois, dan tercerai berai, maka sebuah tatanan bermasyarakat akan runtuh.
Saat ini kita harus bersatu paham, bersama melawan corona dengan berpisah. Sebelumnya kebijakan berupa social distancing, pembatasan aktivitas sosial dalam masyarakat untuk mengurangi interaksi antarwarga. Supaya tetap berada di rumah, kecuali untuk kepentingan darurat atau pemenuhan kebutuhan pangan dan obat-obatan. Semua kegiatan sehari-hari baik anak-anak sekolah, para pegawai dialihkan di rumah. Bahkan ibadah yang biasa dilakukan bersama-sama pun dilaksanakan di rumah. Hal ini dilakukan untuk mencegah menyebarnya penularan virus corona di masyarakat.
Tetapi sekarang ini lebih ditingkatkan lagi dengan physical distancing, menjaga jarak secara fisik antarwarga supaya tidak saling bersentuhan. Kebiasaan masyarakat kita jika bertemu keluarga, saudara, sahabat, teman dan kerabat dengan berjabat tangan, cium tangan atau cium pipi kiri-kanan, maka sekarang ini harus dihentikan. Demi terjaga kesehatan dan kemungkinan tertularnya virus corona. Dalam perkembangannya setiap orang yang terinfeksi virus corona dan berada dalam suatu kegiatan yang sama, maka orang-orang di sekitarnya terindikasi sebagai orang dalam pemantauan ataupun pasien dalam pengawasan virus corona. Demikian cepatnya penyebaran virus ini tanpa pandang bulu, siapa pun bisa saja tertular baik dengan gejala maupun tanpa gejala. Sehingga sebagai upaya memutus rantai penyebaran virus ini kita harus berusaha melakukan physical distancing, menjaga jarak bersentuhan dengan siapa pun, walaupun dengan anggota keluarga sendiri. Apalagi dengan anggota keluarga yang baru datang dari luar kota, yang dikhawatirkan membawa virus tersebut.
Hal ini harus disadari oleh semua pihak, terutama masyarakat yang masih belum paham tentang bahayanya penyebaran virus corona. Jika kita bersatu, secara fisik bersentuhan dan tidak tahu bahwa di antara kita pembawa virus, maka tidak menutup kemungkinan diantaranya ada yang terinfeksi. Serta tidak sedikit pasien yang positif mengidap COVID-19 meregang nyawa. Maka jika bersatu kita akan runtuh. Sehingga dengan kondisi saat ini, supaya rantai penyebaran virus terputus, keluarga kita utuh, sehat, terbebas dari ancaman virus, maka sebaiknya berpisah secara fisik, jaga jarak jangan bersentuhan. Tetapi bukan berarti terputus silaturahmi, komunikasi tetap berjalan sekalipun melalui media sosial.
Masyarakat perlu gencar diberikan edukasi, pemahaman tentang penyebaran virus ini. Karena ternyata imbauan pemerintah untuk tetap berada di rumah juga belum begitu diindahkan, Masih banyak kerumunan masa di tempat-tempat publik, atau bahkan melakukan pulang kampung dari kota-kota besar atau perantauan ke kampung halamannya. Yang semula kampungnya bersih dari penyebaran virus, justru dengan banyaknya orang-orang yang mudik bisa menularkan COVID-19 kepada warga kampungnya.
Maka dalam hal ini, taatilah kebijakan pemerintah untuk kebaikan kita semua. Beri kesempatan kepada tenaga medis dan paramedis untuk bekerja menunaikan tugasnya dengan baik, dengan cara tetap berada di rumah masing-masing. Jangan biarkan tenaga kesehatan itu berguguran karena kelelahan, kewalahan dalam menangani pasien yang terinfeksi virus, atau bahkan mereka sendiri yang rentan tertular virus mematikan itu. Do’a terbaik untuk negeri ini, semoga badai corona segera berlalu. Lindungi kami semua dari ancaman virus berbahaya. Aaamiin.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar