Menanamkan Budaya Positif Di Lingkungan Sekolah
Menanamkan Budaya Positif Di Lingkungan Sekolah
Oleh: Ainy Mauliddiyah, M.Pd.
Guru SMPN 8 Surabaya
CGP Angkatan 6
I. Latar Belakang
Pentingnya budaya positif di sekolah sangat diperlukan dalam mewujudkan
nilai karakter bagi murid. Dalam menanamkan budaya positif tersebut yang bisa diterapkan di sekolah membutuhkan kolaborasi dari semua unsur warga sekolah. Untuk mewujudkan budaya positif tersebut lingkungan yang positif juga yang akan menunjang dari proses terlaksananya kegiatan.
Budaya positif sangat sesuai dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara, yang mengutamakan berpihak pada anak. Dalam proses penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh murid saat pembelajaran dikelas atau diluar kelas, budaya positif menjadi penunjang dalam menuntun anak untuk mewujudkan motivasi intrinsik pada murid.
Dengan peraturan yang ada di sekolah membuat murid menjadi takut dan terkadang menjadikan aturan tersebut adalah sebuah hukuman jika mereka melanggarnya. Oleh sebab itu penulis mengajak serta mensosialisasikan pentingnya merubah paradigma sebuah peraturan menjadi keyakinan yang lebih ramah pada anak serta menciptakan budaya positif.
II. Tujuan Aksi Nyata
Dari kegiatan aksi nyata yang telah dilakukan oleh penulis adalah bertujuan untuk berbagi ilmu kepada semua warga sekolah tentang budaya positif yang sangat bermanfaat jika bisa diimplementasikan di sekolah, serta di dalam kelas ketika pembelajaran atau saat menangani masalah yang dihadapi oleh murid.
III. Linimasa Tindakan
Pada kegiatan aksi nyata budaya positif yang yang dilakukan dengan kegiatan Webinar yang mengusung tema “Budaya Positif di Lingkungan Sekolah” dilakukan dengan rencana yang dilakukan secara bertahap. Rencana tersebut dengan tahapan sebagai berikut:
1. Menyampaikan rencana aksi tersebut kepada Kepala Sekolah.
2. Penulis mempraktekkan budaya positif di dalam kelas dengan membuat keyakinan kelas dan menerapkan segitiga restitusi.
3. Menyelenggarakan sosialisasi tentang budaya positif yang dikemas dengan kegiatan Webinar, sebagai narasumber adalah penulis serta kepala sekolah sebagai keynote speaker.
4. Penulis mensosialisasikan praktek membuat keyakinan kelas serta penerapan segitiga restitusi kepada semua peserta webinar yang terdiri dari kepala sekolah dan teman sejawat.
5. Memfasilitasi diskusi dan berbagi pengalaman pada saat kegiatan webinar dan diluar webinar dalam penerapan budaya positif di lingkungan sekolah.
6. Mengajak semua warga untuk menerapkan budaya positif dengan menerapkan keyakinan kelas serta menerapkan segitiga restitusi dalam menangani masalah murid.
IV. Deskripsi Aksi Nyata
Kegiatan aksi nyata dilakukan dan dikemas dengan kegiatan webinar. Kegiatan tersebut dilakukan pada tanggal 20 November 2022. Webinar yang dihadiri oleh kepala sekolah serta bapak ibu guru sangat berantusias dalam keingintahuan pada materi budaya positif pada modul 1.4.
Penulis menyajikan materi dalam bentuk slide power point yang didalamnya terdapat teori-teori mengenai budaya positif. Selain itu penulis juga berbagi tentang praktik yang sudah dilakukan yaitu membuat keyakinan kelas serta praktik segitiga restitusi dalam menangani permasalahan pada murid.
Hampir semua peserta webinar menyatakan bahwa banyak hal yang dipelajari dari pemaparan teori mengenai budaya positif dan semakin tidak sabar dalam menerapkan dan mengimplementasikan di dalam pembelajaran.
V. Hasil Dari Aksi Nyata
Dampak dari kegiatan aksi nyata yang dilakukan oleh penulis membuat hampir semua guru menjadi paham akan pentingnya menanamkan budaya positif di lingkungan sekolah ataupun di luar sekolah.
VI. Nilai Kebermaknaan dari Aksi Nyata
Dari kegiatan webinar untuk aksi nyata modul 1.4 hal yang bermakna yang didapatkan oleh penulis adalah nilai kolaborasi, kebersamaan serta menghargai sesama. Sebagai profesi pendidik kita membutuhkan nilai-nilai tersebut untuk mendidik dan menuntun murid-murid kita sehingga mereka menjadi murid yang kreatif, bahagia serta nyaman dalam belajar di sekolah sehingga apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran yang hendak dicapai dapat terwujud sesuai dengan rencana.
VII. Rencana Perbaikan
Setelah melakukan aksi nyata tersebut, harapan dari penulis tidak hanya berhenti sampai dengan aksi tersebut, namun akan dilanjutkan dengan melakukan aksi budaya positif yang lain yang belum terlaksana. Seperti menerapkan posisi kontrol guru pada posisi manajer, menghindari memberi hukuman kepada murid. Hal ini membutuhkan waktu dan proses yang tidak sebentar dan membutuhkan kolaborasi sesama teman sejawat serta warga sekolah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar