“Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak. Bagian- bagian itu tidak boleh dipisihkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita, “ Ki Hadjar Dewantara.

Kutipan dari Kihadjar Dewantara, sang maestro pendidkan di eranya menjabarkan bahwa sebuah pendidikan tak lagi dapat dipisahkan dengan moral dan budi pekerti. Semua memiliki keterkaitan erat yang dapat membentuk sebuah karakter. Pendidikan Karakter bukan lagi makanan baru di dunia pendidikan. Karakter yang berbudi pekerti sudah dikenalkan sejak dulu sebelum sekarang menjadi melejit dikalangan para pelaku Pendidikan.

Kurikulum diganti untuk menyesuaikan yang namanya pendidikan berkarakter. Diharapakn agar tercipta moral yang burbudi dan pikiran yang tumbuh dengan baik pula. Konon, pelajaran Pendidikan Moral Pancasila ( PMP ) yang berperan penting dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa. Kini PMP telah berganti wajah, yang lebih popular dengan nama Pendidikan Kewarganegaraan ( PKN ).

Opini yang berkembang dikalangan Masyarakat, bahwa pelajaran PMP telah berhasil dalam membentuk karakter generasi yang bermoral, dan berkarakter. Namun, beda dengan sekarang. Sejak PMP sirna, moral anak bangsa menurun dan bahkan terus tercoreng (www.pendidikandasar.net). Tidak semudah membalikan tangan, menumbuhkan kembali moral generasi zaman now di era globalisasi sekarang ini.

Penurunan moral bukan semata karena PMP sirna. Bahkan disinyalir di medsos ada statement yang meyatakan “kembalikan pelajaran PMP”. Jika dikemblikan lagi PMP, tidak menjamin degradasi moral yang sekarang ini lagi marak akan kembali pulih. Perkembangan tekhnologi yang kian pesat sangat berpengaruh dalam degradasi tersebut.

Seperti yang terjadi akhir-akhir ini, begitu pilunya mendengar sebuah berita seorang siswa yang menganiaya seorang guru hingga tewas ditangan sang murid. Dimana letak moral sang murid yang tega melakukan semua itu. Namun disini terlepas dari mana yang benar dan yang salah, semua adalah pengaruh dari kebobrokan moral yang sudah menjamur.

Etika tak lagi ada, santun dalam bersikap dan berucap sudah luntur. Bagaimana bisa itu terjadi?, maka kita kembalikan lagi pada dunia pendidkan. Dimana pendidikan itu bukan di sekolah saja namun keluarga dan lingkungan itu juga pendidikan. Pendidikan itu bukan buku dan komputer saja tapi bersosialisai yang positif itu juga pendidikan.

Mengasah moral terus tanpa kenal lelah harus kita lakukan sebagai seorang pendidik, Guru ataupun orang tua. Pendidik tak lagi hanya seorang guru namun orang tua juga bisa menjadi pendidik di rumah, karena pendidikan keluarga lebih berperan dalam membentuk moral dan sikap Generasi penerus bangsa. Maka diharapkan tak lagi ada kasus-kasus yang mencoreng moral generasi zaman next.